Terima Kasih untukmu, Segala Hal yang Rumit Menjadi Sederhana Karena Adanya Kita

Untukmu lelaki masa depanku


“Ku bahagia kau telah terlahir didunia dan kau ada diantara milyaran manusia dan ku bisa dengan radarku menemukanmu…”


Advertisement

Penggalan syair lagu ciptaan Dewi Lestari diatas selalu membawaku terbang kembali dalam cerita kenangan awal bertemu kita. Siapa sangka kamu yang tak pernah ada dalam anganku mendadak muncul dihentarkan oleh sang takdir datang padaku. Lampu signal yang kunyalakan tanpa sadar telah menghentarkan sebuah hati mendekat kerarahku. Lalu dengan senang hati kubiarkan sang hati memilih jalannya sendiri.

Awalnya hanya ada aku dan hatiku lalu kamu dan hatimu. Sang cinta belum menghampiri kita. Membiarkan sang hati berjalan mengalir semaunya hingga menemukan cinta dan lalu memilih untuk menetap.

Segala hal dari kamu yang awalnya biasa saja perlahan mulai menjadi luar biasa dimata dan hatiku, begitu pula semua yang biasa padaku perlahan menjadi sungguh menarik bagimu. Tiada hari tanpa senandung tentang kamu dihatiku. Bahkan suara hujan pun seperti melodi yang mengundang kakiku berjingkrak ria dibalik tirai kamar gelapku.

Advertisement

Aku yang periang dan kamu yang tenang yang terkadang terlihat seperti langit dan bumi. Aku yang yang sering kali berpikiran naif lalu bertingkah konyol yang sering membuatmu geram namun gemas. Semuanya itu menambah rasa manis dalam perjalanan mencintai sebuah hati.

Lalu sang hati pun mulai mengajarkan kita bahwa mencintai sebuah hati bukan hanya tentang tawa bahagia bersama tapi juga mengajarkan mencintai dalam situasi “aku mencintaimu karena……” tetapi juga tetap mencintai dalam situasi “aku mencintaimu meskipun……”.

Advertisement

Perlahan waktu mulai membuka rahasia masing-masing hati kita. Begitu pula semua tentang kita yang selama ini belum pernah saling bercerita. Bukan karena tak ingin jujur diawal tetapi kita hanya mengijinkan waktu dan situasi berjalan semestinya.

Membiarkan semua berjalan seperti yang seharusnya dan membiarkan sang hati memilih dengan bijak haruskah bertahan atau berpisah karena tak sama. Tetapi bukankah semua hati didunia memang tak sama kan? Aku sadar bahwa memilihmu untuk menjadi yang pertama dan yang terakhir dalam hidupku, bukan hanya tentang mencintai seluruh hatimu tetapi juga mencintai kamu dan seluruh hidupmu.

Iya hidupmu, yang tentunya didalam sana ada kamu dan pekerjaanmu, kamu dan hobimu, kamu dan teman-temanmu, kamu dan kebiasaanmu yang mungkin menurutku buruk, kamu dan masa lalumu dan yang terpenting ada kamu dan keluargamu. Perlu waktu yang tak sebentar untuk mengambil jeda agar kepala dan hati menjadi selaras dalam mengambil langkah yang bijak.

Lalu akhirnya aku memilih untuk tetap memilih kamu dan hatimu dan juga mencintai seluruh hidupmu. Karena cinta bukan hanya tentang menjadi teman bahagia dan berbagi canda tawa saja tetapi tetapi cinta seperti seorang kawan sejati yang menjadikan kekurangan dan kelemahan sebagai cinta itu sendiri.

Denganmu cinta dan cita-cita dirajut bersama. Memikirkan masa depan tentang kita. Saling bertukar pikiran tentang keluarga seperti apa yang akan kita bangun. Memikirkan tentang berapa anak yang kita inginkan, berapa cewek berapa cowok, nama anak-anak kita, metode didik dan belajar seperti apa yang kita pakai untuk membesarkan mereka nanti, memikirkan tentang rumah masa depan kita, model dan warna seperti apa yang kita inginkan.

Membayangkan sepagi denganmu berdua menghirup udara pagi yang sejuk menembus aliran darah kita, bersandar dalam pelukmu sembari mendengarkan alunan musik alam deburan ombak dipantai dan akapela nan merdu sekawanan burung gereja di atas pepohonan. Lalu sejenak menikmati seduhan kopi hangat dan telur mata sapi setengah matang favorit kita.

Memikirkan masa depan denganmu saja membuatku ingin berada di sana sesegera mungkin. Walau terkadang ada kerikil kerikil tajam dan jalanan yang tak rata. Terkadang saling marah dan menyimpan kesal dihati. Aku marah padamu dan terkadang terlintas ego dihati “haruskah saya pergi?”, tapi semua sirna seketika melihat wajahmu.

Senyummu meruntuhkan seluruh amarahku. Mendengar detak jantungmu dalam dekapanmu seakan waktu berhenti bergulir diduniaku, rasanya ingin selamanya tetap seperti ini. Tetap saling mengingatkan untuk tetap waras dikala amarah datang menghampiri jiwa, karena berbeda bukan berarti tak sayang.

Saling menjadi rumah bagi tempat berpulangnya hati setelah menghadapi hari yang melelahkan, jemari yang selalu menghapus setiap air mata di pipi. Saling bantu berdiri ketika kaki tak mampu lagi berdiri sendiri, saling menopang dan menjadi kekuatan menemani dalam suka dan duka, menikmati hidup sampai menua bersama hingga maut memisahkan.

Terima kasih untuk lengan yang selalu merangkul bahu dan dada yang selalu terbuka untuk kusandari dan terimakasih untuk bibir yang selalu mencium dengan hangat sepenuh hati. Terima kasih sudah mencinta seluruh hati dan hidupku, terima kasih untuk begitu banyak pengalaman pertama yang dilewati bersama. Semuanya itu melengkapi jiwa kita.

Segala hal yang rumit menjadi sederhana karena dilewati bersama. Sepertinya aku telah menemukan cinta sejati yang telah kutunggu sepanjang hidupku, dan itu kamu. I love you and it’s always been you.

Dari aku, untuk kamunya aku yang tak ada duplikatnya seantero bumi ini.

With love,

Nona.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saat ini bekerja di sebuah BUMN. Manusia Introvert. Aku suka tidur, juga suka berkhayal. Aku percaya kalo semua yang dari hati akan sampai juga ke sebuah hati

Editor

Not that millennial in digital era.