Untukmu Kekasihku, Sahabat Terbaikku…

Pertama-tama, aku mohon kamu jangan kegeeran dulu ya… Aku menulis surat ini untukmu bukan karena apa-apa… tiba-tiba saja aku ingin menulis apa yang seharusnya aku katakan sedari dulu padamu. Sebenarnya aku juga "jijik" menulis seperti ini, tapi aku rasa aku harus mengungkapkannya.

Advertisement

Aku tahu, kita tidak sedang menjalani hubungan jarak jauh. Hampir setiap hari kita bertemu, walaupun hanya sebentar. Bukannya aku tak punya waktu atau nggak ada kerjaan sampai harus menulis surat padamu, hanya saja aku terlalu malu untuk mengungkapkannya langsung di hadapanmu.

ADVERTISEMENTS

Sepertinya aku tak akan sanggup bila harus mengucapkan isi hatiku ini sambil menatap wajahmu yang konyol itu.

Kita akui saja dengan lapang dada. Kita ini memang bukan pasangan yang ramntis ‘kan? Itulah alasanku kenapa aku menulis surat ini padamu. Dalam bayanganku, aku ingin mengungkapkan apa yang kurasa padamu secara langsung, dengan suasana yang romantic. Tapi aku tahu, itu tak akan mungkin.

Momen yang seharusnya romantis ini, pasti akan jadi gagal karena kamu pasti tak bisa menahan tawa. Aku dan kamu dari dulu memang tak pernah romantis. Setiap kali kita berkencan, obrolan kita selalu ngalor-ngidul nggak jelas. Apapun bisa kita tertawakan bersama – pokonya ketawa sampai bego. Gaya pacaran kita memang nggak berbobot dan nggak romantis. Nggak seperti CInta dan Rangga. Duh… kenapa ya aku mau jadi pacar kamu?

Advertisement

Tapi itulah kamu… itulah yang aku suka darimu. Kamu tak pernah pura-pura romantis untuk membuatku merasa spesial. Kamu tak pernah berusaha terlihat tampan untuk membuatku terpesona padamu. Dan kamu tak pernah terlalu “ngoyo” untuk bikin aku tertawa bahagia, cukup hanya canda tawa ringan dan kelakuanmu yang konyol itu yang bisa membuatku nyaman selalu bersamamu.

ADVERTISEMENTS

Meski aku tak pernah biasa berbicara serius denganmu, tapi suratku untukmu kali ini serius…

Kamu tahu, aku sama sepertimu. Tak pernah bisa serius, selalu saja ada hal yang aku tertawakan. Tapi kali ini, melalui surat ini, aku ingin serius. Kumohon jangan menertawaiku… Tulisan ini adalah tulisanku yang paling serius yang kutujukan padamu.

Advertisement

Aku ingin kamu tahu, kalau aku serius mencintaimu. Aku ingin kamu tahu, kalau aku serius menyangimu. Aku serius jatuh cinta padamu. Kamu adalah kekasihku juga sahabat terbaikku. Kamu adalah sahabat yang baik dikala suka dan duka. Kamu selalu tahu bagaimana memosisikan dirimu dalam hidupku.

ADVERTISEMENTS

Kamu itu luar biasa. Kamu bisa jadi pacar sekaligus sahabat terbaikku…

Saat aku sibuk karena skripsi, kamu mau menyemangatiku dari mulai dari menyusun Bab 1 hingga aku lulus sidang skripsi. Tak pernah kamu rewel karena kita jadi jarang jalan bareng lagi.

Saat aku ada masalah di kantor, kamu selalu mau mendengarkan keluh kesahku tanpa harus memihak siapa yang salah dan yang benar. Kamu juga tak hanya jadi pendengarku yang baik, tapi kamu juga jadi penanya yang pandai. Kamu selalu tahu, kapan momen yang tepat untuk menanyakan keadaanku. Kamu tahu persis, aku tak hanya butuh didengar, tapi juga butuh ditanya.

Hey kamu, aku tahu kamu pasti membaca surat ini sambil menahan tawa. Kamu mungkin juga heran, bisa-bisanya aku menulis hal seperti ini padamu. Ya sudahlah, aku tahu kamu memang begitu orangnya. Aku juga sama sepertimu, aku tak pernah bisa romantis padamu. Kita berdua memang bukan pasangan romantis. Kata teman-teman, kita lebih mirip seperti sahabat ketimbang kekasih. Tapi tak apa, aku suka itu…

ADVERTISEMENTS

Kali ini aku mau serius lagi… Aku mohon, kamu juga serius membacanya…

Aku serius kalau aku akan terus berusaha jadi kekasih dan juga sahabat terbaikmu. Aku serius akan mendampingimu di kala suka dan juga duka. Aku juga akan lebih serius lagi dalam memahami dirimu. Aku serius ingin jadi pendampingmu bila kita memang ditakdirkan untuk berjodoh.

Ingatlah baik-baik pacar sekaligus sahabat terbaikku, kali ini aku serius… Aku tak akan menulis surat seperti ini lagi untuk kedua kalinya. Sekali saja cukup, tapi penuh kesungguhan dan keseriusan. Tembok kamarku jadi saksinya. Lagi pula, kalau aku terlalu sering menulis seperti ini, hal ini tak lagi jadi sebuah hal yang spesial lagi.

Kamu itu luar biasa, bisa jadi kekasih dan juga sahabat terbaikku.

Terima kasih atas ketidakromantisanmu yang bisa membuatku nyaman. Terima kasih atas wajah dan tingkah lakumu yang konyol yang selalu mebuat hari-hariku jadi semakin menyenangkan.

Terima kasih atas ketidakwarasanmu yang justru bisa membuatku bertahan jadi manusia waras di dunia ini. Terima kasih atas semua cerita cinta yang telah kamu buat untuk kita berdua.

Jangan pernah bosan untuk jadi pacar sekaligus sahabatku. Semoga Tuhan memilih kita berdua untuk jadi pasangan paling bahagia sampai kapanpun. Amin…

Udahan ya seriusnya… saat kita bertemu esok hari, jangan lupa lagi tertawa bersamaku. 🙂

Dariku,

Pacarmu yang gengsian

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Cogito Ergo Sum