Untukmu, Ayahku yang Sudah Tiada: Maaf, Yah Aku Belum Sempat Membanggakanmu

Hai, Yah! Apa kabarmu di sana?

Advertisement

Dalam minggu-minggu terakhir, sudah dua kali aku memimpikanmu dan entah apa arti dari mimpi-mimpiku. Apakah engkau sedang mencoba menitipkan pesan untukku? Atau mungkin hanya aku saja yang sedang merindukanmu? Sudah hampir separuh dasawarsa semenjak engkau berpulang kepada-Nya. Jika aku merenung tentangmu, banyak hal yang terlintas di pikiranku dan banyak pula yang ingin kusampaikan kepadamu.

ADVERTISEMENTS

Engkau bukanlah malaikat. Engkau dulu hanya seseorang yang berjuang menjadi sebaik-baiknya manusia dengan apa adanya.

Hidup yang aku jalani sekarang tanpamu, memaksaku untuk keluar dari zona nyamanku. Seakan dari seekor ulat yang berproses metamorfosa menjadi seekor kupu-kupu. Dulu, aku hanya pribadi yang manja yang menuntut darimu ini dan itu. Ketika engkau melakukan kesalahan, di mataku hanya itu yang terlihat, terlupakan dari benakku pada waktu itu bahwa engkau juga manusia yang bukan sempurna.

Maaf, Yah! Diriku yang beberapa tahun lalu belum bisa memahami hal ini. Namun diriku yang sekarang sangat memahaminya.

Advertisement

ADVERTISEMENTS

Percekcokan antara kita yang kerap terjadi, seharusnya membuatku mengerti maksud dari ketegasanmu yang sering terluputkan dari benakku dulu.

Engkau sering menunjukkan sisi keras dan tegasmu. Kini aku mengerti bahwa tidak semua pribadi bisa menyampaikan maksud dari hatinya dengan gampang. Dan itulah caramu untuk mengajari karena hidup yang keras yang terlebih dahulu harus kau jalani dan kau lalui sebelum kami. Seharusnya jauh lebih harus kupahami maksud dari ketegasanmu. Engkau hanya mencoba mendidikku menjadi pribadi yang mandiri.

Sekali lagi. Maaf, Yah! Diriku yang beberapa tahun lalu belum bisa memahami hal ini. Namun diriku yang sekarang sangat memahaminya.

Advertisement

ADVERTISEMENTS

Jika memungkinkan untuk kau melihatku di sana. Lihatlah, Yah! Anakmu yang telah beranjak dewasa dalam perjalanannya meniti kehidupan dan mencari jati diri.

Ayah, maaf jika dulu aku memang belum sempat membanggakanmu dalam perjalananku berkembang menjalani kehidupan ini. Biarlah. Setidaknya aku tidak mempermalukanmu. Dan dalam menjaga nama baik keluarga yang telah kau bangun dan usahakan sepanjang hidupmu, yang memang bukanlah perkara yang mudah. Namun, semoga saja kelak aku benar-benar bisa membanggakanmu.

Dan mungkin sesampai suatu saat kita berjumpa lagi di Surga sana. Doakan aku ya, Yah! Yang berjuang sekarang sepertimu. Berjuang menjadi sebaik-baiknya manusia dengan apa adanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

28 Comments

  1. Saya suka….mewakilkan perasaan saya…
    Terimakasih sudah menulis…

  2. Ya wnita yg d tinggal ayah nya saat branjak dewasa tau bnar bgaimana brada dlm posisi ini..tulisan ni mewakili khidupan sya…miss u dad..

  3. Shalom Prava berkata:

    Tulisan nya mewakili Perasaan sy saat ini..kmrm baru masuk 100hr papa di tgl 11Agust 15 kemarin..Thx Tulisan nya sangat mewakili perasaan sy..JBU

  4. terimakasih untuk artikel ini, saya merindukanya sungguh 17 agustus ini 100 hari ayah berpulang 🙂

  5. Terharu saya jadinya. Ingat papa saya yg udh berpulang 3,5tahun yg lalu. Miss u dad

  6. Dewi Mellinda berkata:

    Terharu banget.. I miss you so so much dad

  7. Kehilangan.sosok ayah mank sedih bgt ga bsa terbyngnkn hancurny hati ga bs kmpul breng bpak.lgi..miss you so much bapaku…

  8. Rizuka Ci MeiLi berkata:

    Missyu dad… sekarang aku tau apa maksud dari sikap tegasmu… dan hal terberat dalam hidup ini adalah pergi dari zona kenyamanan tanpa mu ayah… sepi hari hari kulewati 8tahun sudah..:'(

  9. Aina Lubis berkata:

    Saya di tinggal ayah sudah lebih dari setengah dasawarsa, rasanya sangat rindu.