Hallo, apa kabar kamu dimasa depan? Aku harap kamu selalu dalam keadaan yang baik. Aku dari kamu dimasa lalu menulis surat untukmu di masa depan. Mungkin terdengar lucu dan menggelikan ketika kamu membaca suratku ini. Surat ini dibuat dari hati yang paling dalam sebagai pengingat seperti apa kamu dimasa lalu. Aku menulis surat untukmu pada 22 Februari 2019, semoga kamu dapat membaca surat ini tiga sampai lima tahun kedepan. Kamu harus janji ya, jangan sedih ketika membaca surat yang ku buat ini, jujur bukan maksudku ingin membuatmu bersedih seperti itu.
Begitu cepat waktu membawamu ke masa depan, rasanya baru kemarin kita bergelut dengan skripsi yang membuatmu pusing tujuh keliling dan sekarang aku penasaran untuk mengetahui keadaanmu saat ini, aku harap kamu semakin dewasa seiring usiamu bertambah. Aku mau melontarkan beberapa pertanyaan untukmu, semoga kamu dapat menjawabnya ya.
Apakah kamu masih saja bersikap kekanak kanakan? Ketika apa yang kamu inginkan tidak dapat dipenuhi oleh orang tuamu? Aku ingat kamu yang dulu sangat childish. Maafkan aku sudah terlalu jujur. Semoga saat ini kamu tidak lagi bersikap seperti itu. Ingat loh ya, apa yang kamu inginkan tidak harus kamu dapatkan dengan segera, seperti maumu, semua butuh usaha dan perjuangan.
Oh iya, mungkin saja saat ini kamu sudah punya kekasih hati yang sesuai dengan apa yang kau idamkan sejak dulu. Jika sudah, apakah dia seseorang yang bisa bermain gitar? Yang bisa mengajarkanmu bermusik, atau sekedar mengiringimu dalam bernyanyi. Apakah dia adalah seorang pria bule? Pria berkewarganegaraan asing? Aku ingat kamu dulu sangat menyukai pria bule, yang kamu harap dapat menyukaimu dengan kulit hitam manismu, sampai teman-temanmu mengatakan bahwa kamu adalah pemburu bule. Atau dia adalah seorang pria bule yang bisa bermain gitar? Wah perpaduan yang sempurna jika itu benar terjadi!
Tetapi, jika sampai saat ini kamu belum mendapati seorang pria yang mengisi hatimu, jangan khawatir, nikmati saja masa masa singlemu, yang terbaik akan datang diwaktu yang tepat. Jangan risaukan perkataan teman-temanmu, yang menanyakan kenapa kamu masih single sekarang, sedangkan mereka sudah berkeluarga bahkan sudah mempunyai anak. Anggap saja mereka iri karena mereka tidak bisa bebas sepertimu.
Apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan sekarang? HAHA! Aku tahu sekali bagaimana perasaanmu dulu, ketika kamu masih menganggur, sedangkan teman-temanmu sudah menitih karir mereka. Kamu sangat galau, sedih bahkan stress, bahkan kamu berniat untuk pergi ke psikolog.
Dahulu kamu selalu saja akrab dengan kegagalan, mencoba bangkit, lalu jatuh lagi, entah seberapa banyak kegagalan yang kau dapati. Seakan semesta memang tidak berpihak padamu. Bahkan aku ingat kamu menutupi semua ruang gerakmu, selalu saja menolak ajakan teman-temanmu, selalu menolak datang dalam acara keluarga. Itu karena saking terpuruknya kamu, kan?
Hari demi hari kamu lalui hanya berteman dengan kekecewaan. Ya, aku paham masa-masa itu adalah masa paling berat, kamu iri atas pencapaian orang lain dan kamu terlalu malu untuk mengakui keadaanmu dahulu. Kamu terus saja menyalahkan diri sendiri dan merasa bersalah pada orang tua karena belum bisa membahagiakan mereka.
Tapi aku kagum dengan segala kegigihanmu, kamu tidak pernah untuk berhenti mencoba. Kamu berusaha menguatkan dirimu sendiri, mencoba mengerti maksud dan rencana Tuhan. Aku harap kamu sekarang telah menikmati pelangi yang Tuhan janjikan kepadamu. Jujur saja ketika aku menulis bagian ini, aku meteteskan air mata, betapa sabar dan kuatnya dirimu dulu.
Apa kabar dengan mimpimu dulu? kamu ingin pergi kebali dengan uang sendiri, bahkan kamu juga bermimpi kelak bisa menginjakkan kaki ke benua Eropa. Jika sudah terwujud, aku sangat senang mendengar satu per satu mimpimu dapat terwujud. Jika belum, mungkinkan saat ini kamu sedang mengumpulkan pundi pundi rupiah? Aku harap begitu, atau jikalau mimpi yang kau bangun masih jauh dari kenyataan, hmm teruslah berusaha jadikan mimpimu bukan sekadar khayalan, tapi jadikan sebuah kenyataan.
Apakah kamu masih berteman dengan kesendirian saat ini? Kamu merasa tidak ada yang bisa mengerti keadaanmu, kamu merasa teman-temanmu terlalu jahat meninggalkanmu pada masa terpurukmu saat itu. Kamu selalu bertanya kemana teman-temanmu yang banyak itu?
Aku mengerti bahwa pertemananmu tidak lagi seperti yang kamu harapkan. Karena mereka mempunyai prioritas masing-masing, mengurus rumah tangga mereka, mengurus kerjaan, mengurus masa depan mereka. Seharusnya kamu paham akan hal itu. Kamu tidak boleh marah akan keadaan seperti ini. Kamu harus percaya bahwa sahabat yang terbaik akan tetap tinggal bersamamu, setia mendengarkan berita bahagia maupun keluh kesahmu.
Aku berharap kamu berubah menjadi seseorang yang bijaksana, seseorang yang tidak labil lagi dalam menentukan pilihan, katamu kenapa sih didunia ini harus ada pilihan? Pilihan-pilihan itu yang membuatmu bingung dalam menentukan, yang membuatmu susah tidur dimalam hari, yang membuatmu tidak selera untuk makan, kamu begitu takut salah mengambil keputusan.
Aku tau kamu adalah seseorang yang mempunyai pikiran begitu kompleks, kamu memikirkan ini, lalu memikirkan itu. Semua itu memang tidak mudah dihadapi, tetapi perlu kamu ingat bahwa hidup memang penuh dengan pilihan, supaya kamu dapat memilih mana yang terbaik.
Pertanyaanku yang terakhir, apa kamu masih suka terjebak dalam masa lalumu? Masalah percintaanmu dengan seorang pria yang dahulu sangat kamu banggakan, lalu dia berubah menjadi seseorang yang berengsek? Tapi kamu masih saja ingin tahu keadaannya, padahal kamu tahu konsekuensinya, kamu pasti akan sakit hati.
Aku harap kamu tidak lagi suka stalking tentang kehidupannya, biarkan dia bahagia dengan pilihannya dan tentunya kamu juga harus bahagia dengan kehidupanmu. yang lalu biarlah berlalu, jadikan semuanya pelajaran. Kamu telah banyak melalui berbagai fase hidup sehingga membawamu ke masa depan, perjuanganmu luar biasa, aku kagum.
Masa lalu dan masa depan memang tidak bisa bersatu, kamu tidak mungkin jadi seseorang yang begitu begitu saja tanpa perubahan sedikit pun. Di masa depan, pastilah tanggung jawabmu bertambah banyak.
Aku yakin kamu pasti mampu melalui masa-masa yang akan datang, sebagaimana kamu mampu menjalani hari harimu yang begitu sulit di masa lalu. Pesanku untukmu, jadilah seorang yang rendah hati. Apa pun yang telah kamu capai sekarang, ingatlah setiap proses hingga kau berada di titik ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”