Tanpa terasa waktu terus berjalan. Kamu semakin menjauh dariku, tak ada lagi yang bisa kugapai. Kamu tak lagi berada di sini, sudah lama kamu beranjak pergi dan tak pernah lagi kembali.
Bagaimana bisa kamu meninggalkan seseorang yang begitu menyayangimu? Bagaimana bisa kamu meninggalkan seseorang yang begitu memperhatikanmu hanya karena satu kesalahan saja?
Bukankah Tuhan Maha Pemaaf, Dia memaafkan para hamba-Nya yang berbuat salah, namun mengapa kamu tak mau memaafkanku? Padahal kamu sendiri pernah mengkhianatiku.
Baik, aku tak akan menyalahkan siapa pun di sini. Kita sama-sama salah. Kita sama-sama saling menyakiti, itu yang tidak kita sadari. Cara kita bicara, cara kita berpikir, semuanya membuat kita semakin menjauh tanpa sempat kita sadari dan tanpa sempat kita selamatkan.
Kamu sangat berarti bagiku, namun dengan mudahnya kamu meninggalkanku setelah apa yang terjadi. Aku temanmu, kamu ingat? Kita pernah melakukan banyak hal bersama.
Ingat hari di mana kita menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk saling berbagi cerita? Ingat hari di mana kita menghabiskan waktu untuk menangis karena ditinggalkan laki-laki yang kita sukai? Ingat hari di mana kita tak bisa move on dari suatu peristiwa yang menyenangkan atau seseorang yang pernah singgah di hidup kita?
Apa yang telah kuperbuat sehingga kamu lebih memilih teman yang lain sekarang? Apa yang telah kulakukan sehingga kamu tak ingin lagi berteman denganku? Apa kamu memang tak bisa memaafkanku?Â
Kebohongan. Aku ingat, hal itu adalah kebohongan.
Sekali lagi, aku meminta maaf padamu. Maafkan aku atas kesalahan yang pernah kubuat padamu. Maafkan aku atas segala kesalahanku dan kekhilafanku.
Aku sangat menyayangimu. Aku masih ingin berteman denganmu.
Wahai temanku, jangan diamkan aku seperti ini. Aku merindukan kita. Aku merindukan masa-masa yang kita habiskan bersama. Aku bahkan rindu wajah konyol kita yang sedang menangisi hal-hal sepele. Kamu adalah teman terbaikku, aku tidak ingin kehilanganmu.
Berbohong memang bukan hal yang baik, kebohongan menghancurkan segalanya. Kebohongan membuatku kehilanganmu. Kebohongan membuatmu beranjak pergi. Satu kebohongan akan menghasilkan kebohongan yang lain, aku tahu itu.
Aku sudah memaafkanmu, apa kau sudah memaafkanku? Aku sudah memaafkanmu, apa kau bisa memaafkanku?Â
Bukan, bukannya memaksa. Aku tak memaksamu untuk memaafkanku, aku hanya berharap.Â
Wahai temanku, aku tak tahu lagi apa yang harus kukatakan padamu. Aku tak tahu lagi apa yang bisa kulakukan untuk memperbaiki semuanya. Aku hanya ingin kita kembali berteman, walaupun aku tahu semuanya tak lagi sama.
Tak akan ada lagi yang sama. Semuanya telah berubah karena sebuah kebohongan yang merusak hubungan persahabatan.
Kuharap kamu sudi memaafkanku. Kuharap kamu mau berteman denganku lagi.Â
Maafkan aku dan terima kasih atas segala kenangan itu.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”