"Selamat datang di Kalimantan."
Kalimat ini terlontar dari seorang kekasih yang berusaha menjawab sebuah keluhan tentang masuknya musim kemarau, yang berarti juga keberadaan asap mulai merajalela – akibat pembakaran lahan dan hutan.
Iya, di beberapa wilayah di pulau Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat – Pontianak, musim kemarau itu diartikan sebagai musimnya asap. Asap akan mulai masuk ke sekolah, rumah, toko, swalayan, tempat ibadah, bekerja, atau nongkrong kita, dan tentu saja segala tempat lainnya. Lalu, penyakit-penyakit area pernapasan akan segera bermunculan dan mulai menyerang semua kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Misalnya, batuk, flu, ataupun tenggorokan sakit. Tidak hanya itu, asap juga membuat penyakit mata dan kulit mulai ikut tampil menunjukkan aksinya.
Selain asap dengan segala permasalahannya, musim kemarau juga berarti musimnya berburu air. Mengingat tidak semua wilayah tempat tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat ini  mendapat aliran air milik negara – PDAM dengan mudah.Biasanya, mereka yang tidak mendapat aliran air ini akan berusaha mendapatnya dengan cara membeli air ke agen air atau PDAM. Dan jika itu terkesan lebih boros, maka pilihan lainnya pun muncul. Yaitu dengan mulai menggali air dari tanah tempat tinggal masing-masing – sumur bor.
Meskipun begitu, air yang digali itu perlu mengalami beberapa kali penyaringan untuk membuat zat minyak yang tercampur di dalamnya, yang mengakibatkan air berminyak dan berwarna kuning keemasan, akhirnya berubah menjadi lebih bersih dan rendah minyak. Well, dari sedikit gambaran keadaan musim kemarau di Pontianak, Kalimantan Barat ini, bisa tersampaikan dengan sangat tersurat bahwa keadaan musim kemarau disini adalah keadaan yang susah dan berat untuk dijalani. Apalagi untuk orang-orang yang kurang mampu dalam hal finansial.
Musim kemarau datang sangat panjang terkadang sampai membuat frustasi. Namun, jika diingat-ingat lagi musim hujan di wilayah ini juga sering datang berulang-kali. Bisa dalam satu hari penuh hujan turun dan tak kunjung redah.  Keadaan ini membuat kebanyakan orang mulai berbondong-bondong membeli tampungan-tampungan air, baik yang terbuat dari tanah liat maupun plastik.
Semua ini dilakukan untuk menampung sebanyak-banyaknya air hujan di dalam rumah mereka. Dan dari air hujan ini lah mereka bisa memakainya untuk banyak aktivitas rumah tangga. Seperti, masak, minum, mandi, mencuci piring, baju, dan banyak hal lainnya lagi. Sungai-sungai, selokan, bahkan halaman rumah pun mulai terisi atau tergenang tetesan air yang datang secara keroyokan dan berulang dengan tempo waktu yang berdekatan – hujan lebat. Maka tentu saja penuhlah sukacita para pemburu air di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat ketika tiba waktunya hujan turun – masuk musim hujan.
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari fenomena musim yang berganti ini, dari kemarau yang panjang sampai hujan yang terus-menuru turun? Yap, di dalam hidup kita di bumi ini semua ada waktunya. Ada waktunya kemarau yang panjang, ada waktunya hujan datang secara bersinambung, ada waktunya menghirup asap, ada waktunya menghirup udara yang segar. Ada waktunya sibuk membeli air, ada waktunya sibuk mempersiapkan tampungan air,
Ada waktunya menanam, ada waktunya mencabut yang ditanam, ada waktunya menangis, ada waktunya tertawa, ada waktunya meratap, ada waktunya menari, ada waktunya melepaskan, ada waktunya menerima kembali.
Juga, ada waktunya sibuk dikejar tugas-tugas sekolah online yang menumpuk, ada waktunya menghadapi deadline skripsi, ada waktunya mendapat gelar sarjana, ada waktunya putus cinta, ada waktunya menemukan pasangan hidup yang tepat, ada waktunya bekerja, ada waktunya di-PHK, ada waktunya menikah, ada waktunya punya anak, begadang, dan susah me time, ada waktunya berhasil, dan ada waktunya untuk gagal.
Semua ada waktunya. Bisa dalam tempo waktu yang panjang dan terus menerus, tapi bisa juga singkat dan tidak berulang. Jadi, jangan lantas mengeluh yang berlebihan, stres, depresi, menyerah hingga akhirnya kalah oleh waktu-waktu tersebut – musim hidup yang terus berganti ini.
Menanglah atas setiap musim di hidupmu. Nikmati dan kuasai setiap musim hidupmu dengan banyak mengucap syukur, apalagi jika yang hadir itu musim yang berat dan berangsur lama. Maka, mulai katakan pada dirimu, "Tenang, musim penuh air mata dan perjuangan ini akan segera usai dan berganti dengan tawa, tarian, dan nyanyian."Â
Jika rasanya susah untuk melakukan itu, maka mendatangi sang Pencipta untuk minta membuat kaki, hati, dan pikiran kita tetap kuat dan mampu menjalani musim tersebut adalah pilihan yang tepat. Dan Sang Pencipta dengan segala kemahakuasaanNya pasti akan membuat kita kuat dan akhirnya mampu.
Namun, jika musim yang penuh kelimpahan, keberhasilan, kemenangan, dan sukacita besar datang menyapamu, ingat jangan berhenti untuk mengucap syukur dan tetap rendah hati. Jangan coba-coba untuk takabur, karena musim itu tidak akan selamanya jadi bagianmu, pasti akan berganti juga.
Semangat menjalanai hari! Bersukacitalah, mengucap syukurlah, dan nikmatilah setiap musim di hidupmu!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”