Saya bersyukur dianugerahi kemampuan berpikir di atas rata-rata. Mulai dari rentang SD sampai SMP, saya selalu mendapatkan juara umum dan orangtua saya juga ikut mendukung dengan memasukkan saya ke bimbingan belajar yang saya inginkan. Saya memang suka belajar dan membaca buku, sehingga membuat saya tidak terlalu suka untuk bermain bersama dengan teman sebaya di kala itu. Bukan berarti saya tidak bermain sama sekali, tetapi saya memiliki waktu tertentu untuk hal itu. Ya, dari sekecil itu saya sudah bisa membagi waktu. Awalnya semua terasa bisa, hanya muncul intrik-intrik kecil sewaktu itu, namun menjelang rentang SMP ada yang terasa aneh. Saya ingat waktu itu teman saya mau mengundang saya ke acara ulang tahunnya, lalu saya mendengar celetukan dari yang lain seperti, “tidak usahlah ajak dia, dia mah banyak lesnya pasti ngga mau ikut.". Kalo diikuti ungkapan lainnya, secara garis besar menyatakan bahwa saya itu sok pintar. Yang paling menyakitkan adalah mereka berteman dengan saya dikarenakan saya pintar dan bisa dimanfaatkan untuk menyontek tugas atau pada saat ulangan. Awalnya saya tidak menyadarinya, saya tetap diam saja, Lalu perlahan-lahan saya mulai menyadari bahwa mereka memang berteman karena ada maunya saja. Akibat dari omongan mereka, saya menjadi kurang percaya lagi dengan orang lain, saya menjadi pribadi yang tertutup. Waktu berjalan, saya lulus dari tingkat SMP dan diterima di SMA unggulan yang tidak ada satupun teman saya yang bisa mengikutinya.
Saya keluar dari lingkungan itu, jarang bertemu dengan mereka, hingga pada saat penentuan jurusan saya memutuskan untuk memilih IPS. Yah, itu memang pilihan saya, karena saya suka. Pada waktu itu jurusan IPA lebih menjual dibandingkan IPS. Entah bagaimana kabar itu menyebar di lingkungan teman lama saya, munculah omongan-omongan, “Katanya pinter, kok masuknya IPS?”. Semua itu terus dibahas setiap kali saya bertemu dengan mereka, padahal saya sudah sangat membatasi interaksi dengan mereka.
Saya tahu Tuhan tidak tidur. Semua pasti akan ada balasan yang setimpal atas semua itu. Kabar pertama yang saya terima adalah beberapa orang itu ada yang tidak lulus SMA dan kesulitan untuk masuk ke perguruan tinggi, ada pula yang mengalami MBA serta banyak hal lainnya.
Untuk itu, saya mau berterima kasih kepada kalian atas kalimat-kalimat “baik“ yang selalu kalian ucapkan yang menjadikan saya lebih kuat dan tangguh. Kalimat itu yang menjadi motivasi saya untuk selalu menjadi yang terbaik di setiap langkah yang saya ambil. Kini saya menjadi wanita yang lebih kuat dibandingkan dulu dan dapat membedakan mana yang tulus berteman atau tidak. Sekali lagi terima kasih atas kalimat “Baik” kalian.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”