Ketika Gagal Kembali Menyapa, Hidup Terlalu Indah Jika Dihabiskan dengan Mengeluh Saja

Jangan mengeluh

Hei kamu, ya kamu. Kamu yang dari pagi bersedih melulu. Kamu yang dari pagi galau aja, kamu yang dari pagi berkeluh kesah saja, dan kamu yang dari pagi tanpa aroma senyum sama sekali, yang ada aroma kegelisahan terpaut di wajah tampan dan cantikmu.

Advertisement

Kenapa? Apa yang sedang terjadi dalam hidupmu? Apa yang sedang kau rasakan? Dan apa yang sedang kau gumamkan? Berbicara sendiri dan marah-marah sendiri. Bukankah kau masih muda, bukankah kau masih punya pekerjaan, bukankah kau masih bisa makan dan minum, bukankah kau masih punya sahabat terbaik, teman baik, keluarga yang selalu mendukungmu? Lalu apa yang aku takutkan dan risaukan?

Jika kau mengeluh hanya karena hidupmu tak sesuai dengan harapanmu dan tak sesuai dengan keinginanmu, kamu sepertinya jarang piknik deh. Coba piknik keluar rumah, jalan-jalan di sekitarmu, atau jalan-jalan di trotoar kotamu. Kau akan melihat banyak pelajaran yang dapat kau petik dari mereka, mereka yang tak pernah mengeluhkan hidupmu, mereka selalu semangat, mereka selalu tersenyum, dan mereka selalu bahagia, walaupun hidup mereka jauh dari kata layak.

Jika kau mengeluh karena getirnya cobaan dan rintangan dalam hidup yang kau miliki, mungkin kau tak pernah membuka mata tentang hidup yang dialami orang lain. Kau menganggap hidupmu paling sulit, tapi lihatlah keluar sana, mereka jauh lebih sulit darimu, tapi mereka tetap bersyukur dan tetap yakin kepada Tuhan. Karena tugas kita di dunia ini hanya menjalani, berusaha, berjuang, dan berdoa. Sementara hasilnya itu adalah bonus atau hadiah atas kerja kerasmu itu.

Advertisement

Setelah menyaksikan itu semua, mungkin kau akan berkata kepada dirimu jika kau masih beruntung masih bisa hidup di taraf mampu untuk berbuat lebih, sementara mereka terkadang tak mampu berbuat banyak untuk diri mereka, anak-anak mereka, keluarga mereka, bahkan untuk orang lain. Namun, mereka tetap tegar dan berusaha semampu diri dan merasa yakin jika itu adalah tugas hidup yang harus mereka jalani.

Jangan kau memilih kandidat diri, kaulah yang paling terpuruk hidup di dunia ini. Jika kau selalu berlaku seperti itu, maka sampai kapan pun kau selalu seperti itu bahkan lebih buruk dari keadaan yang kau miliki saat ini.

Advertisement

Jika kau tak pernah berkata Tuhan itu maha baik, bijaksana dalam mengatur semua yang terjadi dalam dunia ini, termasuk hidupmu, maka kau tak akan pernah merasakan bahagia. Yang ada hanya kegundahan dalam kemurkaan yang akan menimpamu.

Tak perlu kau terlalu banyak berpikir tentang sulitnya hidupmu, tentang apa yang terjadi dalam hidupmu. Semua itu hanyalah sebuah cobaan dan rintangan untuk kau menjadi manusia yang bernilai di mata manusia dan berharga di mata Tuhan.

Tak perlu kau melamun menyendiri hanya karena malu sama orang karena hidup terlalu pahit, kau dan mereka sama juga, yang membedakan hanyalah dari titik mana kau memulai hidup, setangguh apa kau menjalani, dan sebahagia mana kau merasakannya.

Jadi, tak perlu lagi kau mengeluh dengan kondisi hidupmu, karena mengeluh suatu perkara sangat dibenci sama Tuhan. Jika Tuhan saja tidak menyukai orang yang mengeluh, lalu kenapa kau diam saja dalam keluh kesahmu?

Cepat beranjak dari keluh kesahmu, bangkit, jalani hidupmu dengan senyum dan semangat, Yakin deh, kau terlalu tampan dan cantik hanya untuk mengeluh, semua akan baik-baik saja jika menjalani hidumu ini dengan baik.

Jangan katakan hari ini kau gagal, jangan katakan hari ini kau miskin, jangan katakan hari ini kau begitu terpukul karena berbagai masalah dan cobaan datang menghampirimu. Tapi katakan tentang semua yang terjadi dalam hidupmu sebagai ujian yang kau petik hasilnya esok hari, nanti atau pun lusa dengan senyum dan kebahagiaan yang tak akan pernah kau bayangkan sebelumnya.

Hidup itu bukan tentang keluhmu, tapi tentang peluhmu. Hidup itu bukan tentang kesahmu, tapi tentang lelahmu. Hidup itu bukan tentang gundahmu, tapi tentang indahmu. Jika seperti kau menjalani dan memaknai hidupmu, maka kau akan merasakan betapa beruntungnya aku memiliki hidup seperti ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jejak Rindu Di Telaga Nurani"

Editor

Not that millennial in digital era.