Apa yang paling membuat manusia merasa sedih? Kehilangan mungkin jawaban yang tepat. Kehilangan teman, kehilangan kekasih, atau kehilangan orang-orang terdekat dan terkasih, boleh jadi adalah pukulan terberat bagi seseorang dalam hidupnya.
Rasanya jauh lebih menyakitkan dari sekadar putus cinta yang sesaknya tidak akan bertahan lama, apalagi jika berhasil menemukan penggantinya. Rasa kehilangan jauh lebih pekat di dalam hati, berbekas dan akan selalu terbayang bila teringat. Waktu kebersamaan, tawa, canda dan menyesali waktu yang terlewatkan.
Rasanya, seperti tidak sanggup bernafas lagi ketika kenangan itu menyeruak memenuhi pikiran. Tidak, nafaspun tertahan yang tersisa di dada adalah kepiluan yang menyita segenap perhatian. Duka.
Sejatinya, setiap orang akan mengalami kehilangan. Cepat atau lambat. Dan seharusnya, kita telah mempersiapkannya. Menyiapkan hati agar menerima. Tapi, entah mengapa, meski telah tahu akan terjadi hati tidak pernah mampu menerima dengan lapang. Mana mungkin, kan?
Sejatinya, kehilangan akan menghampiri setiap manusia di permukaan bumi. Cepat atau lambat. Pertanyaannya, sanggupkah? Untuk mengikhlaskan dan memetic pelajaran di balik kehilangan.
Orang bilang, kehilangan adalah proses pendewasaan seseorang. Sebuah ritme agar kita menemukan keikhlasan. Tapi mengapa harus dengan kehilangan? Mungkinkah tidak ada cara lain?
Kita tahu, tiap-tiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kita paham, perpisahan itu tidak ada yang menggembirakan. Kita mengerti, gembira itu bahagia, senang, ceria. Bagaimana bisa melepaskan kehilangan dengan hati riang gembira? Meskipun bisa, sesak di dada pasti tetap dirasa.
Di dunia ini, ada banyak pelajaran yang tidak kita mengerti. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa terjawab. Namun, kehilangan akan menjawabmu—kamu akan sadar betapa bernilainya sesuatu yang hilang itu darimu, kamu akan tahu betapa kamu membutuhkannya selama ini, dan kamu akan menyesal karena telah mengabaikannya sejauh ini.
Menyesal. Dan kamu harus bangkit dari keterpurukan itu, mencoba mengikhlaskan, melapangkan hati untuk bisa menerima. Dari proses panjang kehilangan, suatu hari nanti kamu akan paham bahwa sesungguhnya apa yang kamu miliki tidak ada satupun yang abadi.
Jika hari ini kamu sedang bersedih sebab merasakan kehilangan orang-orang terkasih, cobalah untuk menarik nafas sejenak lalu hembuskan. Lakukan berulang kali saat kamu merasa butuh. Kamu tetap boleh menangis, tidak ada yang melarang. Tapi kamu harus segera bangkit dari kesedihan. Tidak baik terlalu lama jatuh dalam kepedihan. Percayalah mereka yang meninggalkanmu tidak pernah sedikitpun ingin menyisakan duka di hatimu. Percayalah, mereka pergi karena tahu, kamu mampu.
Daun-daun menguning dan mengering lantas berguguran di musim gugur.
Daun-daun bermunculan diranting-ranting, elok sempurna berwarna hijau, tumbuh kembali di musim semi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”