Untuk Kamu yang Dikucilkan Mereka. Ini Hanya Masalah Pola dalam Kehidupan Saja dan Kamu Pasti Bisa

Pola kehidupan yang setiap orang bisa rasakan

Kamu tahu? Kehidupan ini ternyata mempunyai pola dan selalu sama dari masa ke masa. Tidak berubah. Sehingga kita hari ini, esok, dan seterusnya hidup mengikuti pola yang telah ada. Pola kehidupan artinya sebuah pola yang memuat hal-hal berkaitan tentang hidupmu. Baik sepele maupun rumit. Sama seperti seseorang menulis kalimat baku, yang mengikuti aturan pola SPOK—sebjek, predikat, objek, keterangan. Kurang lebih, begitulah polanya.

Advertisement

Sama halnya ketika kamu jatuh, tidak ada satu orangpun yang mau mengulurkan tangannya, membantumu. Alih-alih membantu, mereka malah menertawakanmu, sebagian lagi sibuk mengeluarkan handphone lalu merekammu, dan sisanya bisik-bisik mengasihanimu. Padahal itu tidak perlu. Kamu hanya butuh tangan yang terulur dan tulus mengajakmu bangkit. Tapi tak ada.

Jangan sedih, itulah pola hidup. Dia diciptakan berdasarkan sifat-sifat manusia. Kamu harus paham, sifat itu selalu melekat. Dibawa sejak lahir dan akan diwariskan kembali ke anak cucu mereka. Kamu harus mengerti, pola-pola kehidupan itu tercipta berkat keegoisan manusia yang merasa lebih tinggi kastanya dibandingkan yang jatuh. Terima sajalah, jika tidak ada yang menolongmu di masa-masa sulitmu. Artinya, kamu hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri untuk kembali berdiri.

Beda perlakuan, apabila kamu seseorang yang baru saja meraih kesuksesan. Namamu terpampang di halaman paling depan media cetak dan media online. Prestasi-prestasimu jadi bahan omongan orang. Tahukah kamu? Perlahan, mereka yang meninggalkanmu mulai mengaku-aku. Itu temanku! Dia satu bangku denganku. Kami satu sekolah, dulu. Oi, kami sangat akrab. Padahal kamu tidak mengenal satupun dari mereka.

Advertisement

Musuh mengaku teman. Rival mengaku saudara. Orang-orang yang menolakmu mengaku menjadi mantan. Hebat, kan?

Itulah pola kehidupan. Mereka hanya akan bersatu ketika ada seseorang menggapai kejayaan. Seperti halnya semut yang mengerumuni setumpuk gula. Bisa diibaratkan demikian. Tidak aneh, sebab ini adalah satu dari sekian banyak fenomena kehidupan. Orang akan menganggapmu ketika kamu memiliki sesuatu. Dan, sebenarnya mereka tidak membanggakanmu, mereka membanggakan apa yang kamu miliki, apa yang kamu hasilkan, bukan upaya dan usaha apa yang membuatmu meraih keberhasilan. Mereka tidak bangga dan tidak ingin tahu akan hal-hal itu.

Advertisement

Mana akan ada mereka sibuk mengurusi orang yang terjatuh. Mereka tidak ingin merepotkan diri, mereka senang yang praktis-praktis. Jika bisa ditinggalkan, kenapa harus diberi tangan? Mungkin demikian.

Jadi, dalam kehidupan ini, kamu tidak bisa terus-terusan berharap pada manusia. Kamu sudah tahu, itu akan jauh lebih menyakitkan dibanding kamu berjalan sendirian. Mereka yang justru diharapkan, menanti-nanti apa yang bisa kamu berikan sebagai imbalan pertolongan. Kamu, andalkan saja dirimu sendiri, yang lebih paham hidupmu ini. Tidak perlu permasalahkan jatuh berkali-kali, karena kamu satu-satunya penolong bagi dirimu sendiri. Tidak perlu dijadikan persoalan, aku yakin kamu pasti bisa melewatinya.

Semangat!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis