Entah kali keberapa kamu meminkan perasaan dan kepercayaan ini, yang pasti aku tidak menghitungnya. Bagiku kamu tetap sama, tetap akan punya tempat dihati aku untuk berlabuh. Terbesit dalam ingatan, agar aku menjauh dari kamu dan melenyapkan semua memori tentangmu diingatan ku. Tapi entah kenapa itu sangat sulit untuk dilakukan.
Aku ingat betul saat kamu meninggalkanku dengan alasan tak jelas yang kau kirimkan hanya melalui pesan singkat. Itu pertama kalinya kamu mengingkari janjimu, mengingkari semua ucapan manis yang keluar dari mulutmu. Bahkan yang paling utama, kamu sampai rela mengingkari janjimu kepada orangtua ku! Sungguh diluar dugaan, dan aku sendiri pun masih tidak percaya kalau kamu bisa setaga itu dengan hubungan yang sudah menginjak setahun lebuh ini.
Terkadang aku selalu bertanya dalam hati ini, kenapa bisa aku masih bertahan dengan orang yang jelas-jelas tidak dia harapkan dihatinya. Mungkin benar, apa yang sering dikatakan orang tentang cinta. Bahwa cinta itu memang buta. Bahkan membutakan segalanya, termasuk hati dan pikiranku yang telah tenggelam kedalam buaian cinta palsu busuknya!
Akan tetapi dari semua yang telah aku alami bersamanya ini, aku masih diberikan kesabaran yang luar biasa oleh sang penguasa Ilahi hanya untuk menghadapi satu makhluk cipataannya ini yang benar-benar tidak punya hati. Sesekali aku ingin bertanya kepadanya, kesabaran yang seperti apa lagi yang kau inginkan dariku?
Agar kamu mengerti, bahwa aku masih ingin mempertahankanmu. Tapi pertanyaan itu aku simpan dalam-dalam di hati ini. Karena aku tidak ingin sedikitpun membuatnya merasa tidak nyaman dengan apa yang keluar dari mulutku. Asal kamu tahu, aku selalu berusaha sebisa mungkin untuk bisa membuatmu nyaman bersamaku, untuk bisa membuat mu tidak tergores perasaanmu dengan kata-kata yang keluar dari mulutku, untuk bisa membuatmu bahagia, untuk bisa bisa bisa dan bisa apapun itu yang terbaik untukmu aku selalu berusaha melakukannya.
Tapi apa?
Pengorbanan, kesabaran dan kesetianku rupanya tidak pernah kamu anggap, tidak pernah kamu gubris. Bagimu, mungkin aku hanya pelampiasan disaat kamu sepi, disaat tidak ada orang lain yang benar-benar peduli kepadamu, maka kamu berlarilah kepadaku meminta untuk bernaung, dan berusaha mencari celah untuk bisa menghilangkan kesepian yang tengah hinggap menerpa dirimu.
Dan aku, aku hanya bisa tersenyum.
Aku tidak bisa marah, aku tidak bisa menolak jika itu memang itu berurusan denganmu. Aku tidak berkutik apabila itu semua menyangkut dengan dirimu. Apa yang sebenarnya ada dalam pikiranmu, sehingga kamu tidak pernah sedikitpun melihat keberadaanku selama ini, dengan kebaikanku, dengan ketulusanku, dengan kesabaranku dan dengan kesetiaanku?! Malahan kamu sempat menolakku dengan pernyataan halus tapi menusuk “Maaf, kamu terlalu baik buat aku.” Seketika aku berasa diterpa petir dan angin puting beliung yang hampir membawaku hanyut. Tak pernah aku berpikir sedikitpun kalau dia akan seberani, senekat itu mengeluarkan kata-kata yang tak seharusnya dia ucapkan.
Dan aku tidak akan pernah bisa mengelaknya.
Sampai pada akhirnya, dia benar-benar meninggalkan aku untuk selama-lamanya. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan pun aku lalui. “Life must go on!” begitu kata teman-temanku. Aku sudah mengikhlaskan dia tercatat hari itu juga saat dia mengirimkan pesan singkat itu.
Mengikhlaskan, bahkan sampai memaafkan pun sudah aku lakukan. Aku tidak pernah membencinya walau sedikit pun. Bagiku dia anugrah yang sudah Tuhan kirimkan padaku. Soal dia tetap tinggal dengan kita atau malah pergi meninggalkan kita, itu sudah Tuhan rencanakan. Yakinlah setelah hati yang patah pasti akan ada sepotong hati yang baru yang sudah Tuhan rencanakan untu kita. Aku percaya, suatu saat nanti kamu pun akan merasakan bagaimana perihnya menjadi aku.
Butuh jam terbang yang tinggi, hebat, untuk kamu bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi aku. Dan aku meminta kepada Tuhan, agar selalu melindungimu, memberimu kebahagiaan dengan jalan yang telah kamu pilih. Untuk soal karma atau balasan, aku tidak pernah meminta. Karena itu semua sudah ada yang mengaturnya. It’s all part of the plan.
Untuk kamu yang disana, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu. Terimakasih atas luka yang kamu kirimkan untukku. Karena luka tetaplah luka, sesering apapun diingat takan pernah jadi sumber bahagia, tapi karena luka kita bisa dewasa. Dan satu hal lagi, jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan apapun, maka cepat atau lambat luka itu akan kembali menganga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Seperti yg pernah terjadi dlm hidupku.. Smg dia bahagia dengan pilihannya..
🙂