Assalamualaikum tante & om yang sangat kuhormati sebagai orang tua kekasihku.
Mungkin saat ini, panggilan itulah yang paling tepat. Kurasa masih terlalu jauh untuk memanggil ibu & bapak, atau bahkan untuk menyebut calon mertuaku.
Aku tau tante & om tak akan pernah membaca tulisan ini. Tulisan ungkapan hati dari kekasih putra kesayangan kalian. Tapi sebenarnya inilah yang ingin sekali ku sampaikan secara langsung, namun tak sanggup.
Aku hanya ingin meminta maaf kepada tante & om. Jika mungkin sikapku belum seperti yang diharapkan. Perilakuku di rumah tante & om jika dirasa kurang baik dan banyak kekurangan ..
Aku hanya masih terlalu lugu, dan tak tau aku harus berbuat apa di rumah kekasih "pertama" ku ..
Iya benar, putra tante & om adalah kekasih pertamaku. Dan meskipun begitu, aku berharap putra kalian juga akan menjadi yang terakhir. Bingung, itu yang pertama kali muncul di pikiranku. Apa yang harus aku lakukan di rumah kekasihku? Apa yang harus kubicarakan jika bertemu orang tuanya? Aku sangat gugup. Karena sebelumnya tak pernah merasakan hal ini. Sungkan, itu pasti. Malu, apalagi. Aku sadar aku masih banyak kekurangan, dan mungkin belum cukup dewasa di mata kalian. Tapi aku sudah berusaha yang terbaik yang aku bisa dan aku mampu.
Maaf jika mungkin di mata tante & om aku belum bisa mandiri. Maaf jika mungkin aku dirasa kurang sopan, karena berbicara dengan bahasa Indonesia formal sedangkan lawan bicaraku adalah orang tua yang bisa dibilang kurang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia di kesehariannya. Maaf karena aku tak mengerti Bahasa Jawa Krama, karena aku tak terbiasa menggunakannya di keseharianku. Aku menyadari kesalahanku. Maaf jika mungkin perilakuku tak seperti kekasih putra kalian sebelumnya, yang umurnya jauh lebih dewasa daripada aku, dan yang pastinya membuat tante & om lebih nyaman mengobrol dengan bahasa yang sama-sama dimengerti. Dan lagi-lagi aku menyadari kekuranganku untuk itu, dan jujur aku merasa sangat iri.
Aku hanya berharap, dan jika bisa meminta, tolong maklumi kekasih putra kalian yang sekarang ini
Tolong mengerti kekasih putra kalian yang saat ini masih dalam proses belajar, dan akan terus belajar. Tolong terima aku sebagai orang baru yang kelak jika Tuhan mengizinkan akan menjadi bagian dari keluarga kalian. Tolong bantu aku menyesuaikan diri. Tolong bantu aku beradaptasi dengan lingkungan keluarga tante & om. Dan tolong jangan meragukan aku maupun perasaanku. Jangan meragukanku apakah aku bisa membuat putra kalian bahagia?
Karena aku akan berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakan putra kalian, bahkan dengan seluruh jiwa & ragaku. Jangan meragukanku apakah aku bisa memasak masakan kesukaan putra kalian?
Mungkin saat ini aku memang belum bisa, tapi aku berjanji aku mau dan aku akan selalu belajar demi memanjakan perut putra kalian.
Memang masakanku kelak tak akan pernah bisa mengalahkan masakan buatan ibu tercintanya, tapi setidaknya aku sudah berusaha sedikit menyembuhkan kerinduan pada masakan ibu tercintanya.
Tolong jangan meragukanku apakah aku bisa mengurus cucu-cucu tante & om dari aku dan putra kesayangan kalian? Karena lagi-lagi aku akan berusaha sekuat tenaga yang kupunya untuk mengurus anak kami tanpa lupa mengurus putra kalian juga.
Dan yang terakhir, tolong jangan khawatir dan jangan pernah berpikir jika aku akan merebut putra kesayangan kalian. Aku tak akan pernah bisa bersaing untuk itu. Karena cinta & kasih sayang kalian tak akan pernah bisa tergantikan untuk putra kesayangan tante & om .. 🙂
Memang semua masih jauh di angan-angan. Masih sebatas impian yang melayang di atas awan.
Tapi memang apalagi yang manusia bisa lakukan selain berusaha keras sekuat tenaga yang mereka punya dan berdoa tanpa henti pada Sang Pencipta?
Maka dari itu tolong percayalah kepadaku tante & om. Tolong percayakan putra kalian kepadaku. Karena aku akan bertanggung jawab untuk apa yang telah kuucapkan. Aku akan menyayangi putra kalian seperti tante & om menyayanginya sejak dia lahir hingga bisa sedewasa sekarang. Sebisa mungkin tak akan pernah kusakiti hatinya. Tak akan kubuat dia kecewa. Tak akan kubuat dia menyesal karena telah memilihku.
Karena aku sangat menyayanginya. Bahkan jika memang dia yang ditakdirkan untukku, aku bersedia mempertaruhkan jiwa dan raga ku untuk membuatnya bahagia.
Terima kasih tante & om.
Terima kasih sudah melahirkan putra yang luar biasa sepertinya. Terima kasih sudah membesarkan dan membimbingnya dari dia kecil hingga sedewasa ini. Terima kasih telah menanamkan benih kasih sayang yang amat besar di hatinya. Sehingga dia memiliki hati yang luar biasa, dan menjadi lelaki yang luar biasa.
Bukankah selalu ada yang pertama untuk segalanya? Dan inilah kali pertamaku memadu cerita cinta bersama seorang lelaki yang luar biasa.
Tulisan ini dari aku. Kekasih salah satu putra kembar tante & om. Yang jika Allah mengizinkan, akan menjadi menantu kalian. Akan menjadi bagian dari keluarga kalian. Dan akan menjadi pendamping hidup putra kalian, hingga maut memisahkan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
ibu weldi coba baca ini 🙁