Untukmu, gadis kesayangan putra Ibu.
Ibu tahu, sebentar lagi anak ibu akan bertambah satu. Sudah tentu bukan karena ibu akan melahirkan anak lagi. Tetapi, karena anak ibu yang baru adalah kamu. Gadis yang sudah menjadi pelabuhan putra kesayangan ibu.
Menerimamu suatu hal yang sudah Putraku tunggu.
Cukup lama untuk dia meyakinkan ibu bahwa gadis pilihan hatinya itu bisa membuat dia bahagia. Tak jarang kami selalu beradu pendapat tentang kamu, nak. Namun, itu tidak membuat putra ibu kehilangan akal untuk terus memperkenalkanmu ke dalam keluarga.
Kabar kedekatanmu dengan putraku sudah tersebar luas di lingkungan keluarga besar.
Ibu mendengar dari adik – adik ibu bahwa kamu sudah dibawa kerumah mereka dan berkenalan dengan mereka. Tak jarang juga kamu berkumpul bersama sepupu – sepupu. Ada rasa sedih dan juga senang ketika mendengarnya. Tapi, ibu tetap pada pendirian ibu bahwa belum waktunya kamu dibawa kerumah oleh putraku.
Tahun terus berganti, tak kudengar putraku berganti dengan yang lain
Masih dengan orang yang sama, gadis yang sama. Ada rasa penasaran seperti apa gadis kesayangan putraku itu. Sampai dia begitu setia dan terus bersama dalam waktu yang tak singkat. Ibu ingin bertanya namun ada rasa gengsi dalam diri ibu. Hingga akhirnya ibu memutuskan untuk bertanya dengan orang yang sudah melihat dan mengenalmu.
Kabar kedekatanmu terus mencuat dalam acara arisan keluarga.
Tante dan paman serta sepupu – sepupu tak berhenti membicarakanmu dan menanyakanmu apakah sudah dibawa kerumah. Ibu hanya diam dan tak ingin berkomentar. Hanya ayahnya yang berkomentar, “Aku sih gak masalah. Bawa saja ke rumah tapi anakku gak pernah mau bawa”.
Lebaran pertama putraku membawa seorang gadis.
Pertama kalinya ibu coba untuk membuka hati dan juga pintu untuk seseorang yang sudah berhasil merebut hati kesayangan ibu. Jika putra ibu bahagia, maka ibu tidak bisa menjadi penghalangnya berbahagia. Ayahnya pun bilang, bahwa kita tidak bisa terus menerus menutup hati, anak kita memang harus segera dewasa dan memilih jalan hidupnya sendiri. Biarkan dia memilih hidupnya kita hanya bisa mendukung dan berdoa agar putra kita selalu berbahagia bersama pilihannya.
Kabar itu memang benar adanya, putraku tak salah memilih.
Anak perempuan keduaku, maafkan ibu jika telah menutup hati sehingga membuatmu takut untuk berjumpa. Ibu melihat betapa gugupnya wajahmu ketika bertemu dengan kami. Tapi, dengan melihatmu dan bertanya tentang kehidupanmu membuat ibu membuka hati. Putraku memang pandai mencari pilihannya. Selain mandiri, kamu adalah gadis yang pintar dan sopan. Dan kujuga mendengar bahwa kamupun pandai memasak. Wah, rasanya putraku tak akan memakan nasi padang nanti. Leganya hati ibu . Namun, bisakah kamu menunggu sedikit lagi? Biarkan putra ibu berdikari lebih baik lagi. Izinkan ibu ingin melihat putra ibu menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu. Karena itulah mimpi ibu dan ayahnya selama ini. Nak, ibu sudah merestui hubungan kalian berdua. Ibu juga sangat yakin bahwa putra ibu tidak salah memilih. Kamu anak yang baik, dan ibu yakin orang tuamu begitu bangga padamu.
Ibu yakin kamu adalah semangatnya untuk terus berjuang.
kamu adalah alasan dia terus semangat dalam mensukseskan masa depannya. Teruslah beri dia semangat yang besar. Agar dia tidak merasa sendiri, agar dia tidak mudah menyerah, agar dia selau yakin menghadapi segala rintangan yang ada. Terima kasih nak, sudah mau ada dalam keadaan susah dan senangnya putra ibu. Terima kasih selalu menjadi semangat baginya. Ibu selalu mendoakan bahwa kalian hidup berbahagia hingga akhir hayat nanti. Semoga putra kesayangan ibu menjadi imam yang baim sehingga bisa membawa kalian ke Surga-Nya Allah swt.
Dengan sayang,
Ibu keduamu
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.