Ullen Sentalu, Ini Plesirku untuk Mengenal Budaya Jawa

Jalan-jalan gak musti ke gunung atau pantai loh, sekali-kali coba deh ke museum! Wait, museum?

Yap, jadi tahun lalu ceritanya aku dapat kesempatan untuk free trip ke Jogja selama dua hari satu malam. Dalam waktu yang singkat itu, pihak penyelenggara sudah membuat berbagai kegiatan yang sangat padat, salah satunya kunjungan ke Museum Ullen Sentalu di Kabupaten Sleman. Awalnya aku kurang tertarik, karena biasanya museum ya isinya gitu-gitu aja. Tapi ternyata pas tiba di sana, aku justru dibuat speechless.

Bagaimana tidak, bangunan museumnya unik. Museum dibuat seperti terowongan bawah tanah yang saling menyambung antar ruangannya. Sebagian besar materialnya adalah batu kali dan kayu, sehingga memberikan kesan sejuk. Sekeliling bangunan pun ditanami tumbuhan rambat dan juga ada beberapa taman yang memiliki tema tersendiri.

Museum Ullen Sentalu ini merupakan museum budaya Jawa yang tentu saja memiliki berbagai benda antik dari masa ke masa. Mulai dari set gamelan, lukisan, barang-barang milik keluarga kerajaan, kain-kain batik khas Jawa, pakaian adat, hingga arca-arca yang memiliki nilai historis.

Sekilas nampaknya barang-barang tersebut biasa saja, namun setelah mendengar penuturan petugas museum, pengunjung pasti akan dibuat takjub atau kadang bergidik merinding. Oleh karena itu, pengunjung tidak diijinkan mengambil gambar di sembarang tempat. Jika ingin berfoto, pihak museum sudah menyediakan spot-spot tertentu di luar museum.

Selain tur keliling museum yang menyenangkan dan sangat menambah wawasan, pengunjung juga disuguhi sejenis minuman khas seperti jamu. Menurutku, rasanya lumayan enak, lebih mirip wedang namun memiliki rasa rempah yang lebih kuat. Setelah puas berkeliling dan minum jamu, di dalam museum pun terdapat toko souvenir jika pengunjung ingin membeli oleh-oleh.

Jadi, siapa bilang ke museum bikin mati gaya? Menurutku, pengalaman ke Ullen Sentalu ini menjadi salah satu bagian yang paling menyenangkan dari trip ke Jogja saat itu. So, #IniPlesirku, bagaimana dengan cerita plesirmu?