Di umur yang telah menginjak kepala dua, membuat aku dan dia menjadi lebih serius dalam berhubungan. Dari yang awalnya masih duduk di bangku kuliah, sekarang telah menempuh jalur karir masing-masing untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar akad segera terlaksana. Merubah gaya pacaran yang awalnya happy terus, banyakin liburan dan quality time berdua, sekarang berubah drastis menjadi fokus pada masa depan beserta mimpi dan harapan kita berdua.
Menjadi lebih serius dan dewasa membuat aku dan dia sering sekali berdebat hanya karena persoalan waktu. Waktu yang tadinya saat masih kuliah kita bisa habiskan berjam-jam untuk have fun, ketika memasuki fase hubungan yang lebih serius, kita baru bisa bertemu saat mendapatkan waktu senggang saja. Merubah kebiasaan yang telah kita lakukan selama tiga tahun yang lalu membuatku jadi sering uring-uringan saat kamu tidak pernah ada waktu untuk ku. Hingga aku berkata,
“jika memang materi yang membuatmu kehilangan waktu bersamaku lebih baik tinggalkan aku dan kejar impianmu sendiri” Aku tau, kata-kata itu sangat menyakiti perasaanmu, aku hanya cemburu dengan kesibukanmu hingga menomer sekian kan aku dan lupa bertanya apakah aku sedang baik-baik saja. Dan karena soal waktu, aku menjadi tak percaya denganmu. Hingga mempertanyakan setiamu, apakah kamu memang ingin menikahi ku?
Kadang pertengkaran ini membuat kita semakin jauh, bukan malah mendewasakan atau bahkan menjadi evaluasi untuk hubungan kita kedepan. Namun kita selalu bisa berbaikan, entah aku yang tengah rindu atau kamu yang ingin bertemu. Meski kamu terlihat menyebalkan tapi aku tidak pernah meninggalkan. Meski raga ku jauh dari jangkauan matamu tapi kamu selalu punya cerita tersendiri dalam hidupku.
Hari ini telah genap empat tahun dimana kita bersama. Bukan tak mungkin kita telah bebas dari persoalan-persoalan yang pelik dalam hubungan kita. Tapi di angka yang telah berumur empat, kita sadar bahwa kita saling membutuhkan. Ada banyak harapan yang akan kita perjuangkan, impian kita tengah menanti di depan perjalanan menuju Ijab yang sah.
Tak banyak yang ingin aku sampaikan, tapi untuk pelajaran di masa lampau membuat aku mengerti, kita bisa saja melepaskan ikatan ini, namun untuk kembali berjuang rasanya aku harus menghela nafas yang lebih lama lagi untuk memulai kembali hubungan yang baru.
Empat tahun yang berkesan, aku dan kamu akan menuju pernikahan atas dasar kasih dan saling menyayangi. Untuk calon suamiku, terimakasih untuk keringat yang tidak pernah habis kamu upayakan agar dapat menghalalkan aku secepatnya. Kamu yang tidak pernah sedikit pun merepotkan kedua orang tua mu untuk membahagiakan aku selama ini
Aku sangat kagum dengan berbagai prinsip hidup yang kamu ajarkan. Dan kamu yang tengah sibuk mempersiapkan materi untuk masa depan kita, aku akan mempersiapkan diri untuk menjadi istri sekaligus calon ibu yang berwawasan luas.
Menjalin hubungan tidak bisa di ukur dari seberapa bahagianya mereka selama ini atau seberapa seringnya mereka berdebat, atau juga seberapa lamanya mereka menjalin hubungan, tetapi siapa yang bertahan dengan selalu menurunkan ego dan bergandengan tangan saat melewati berbagai persoalan dalam hubungan, itulah pemenangnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”