Ucapan Terima Kasih Tak Melulu Soal Rasa Syukur, tapi Juga tentang Menghargai Mereka yang Ada di Sekitar

Mengungkapkan rasa bersyukur bukanlah hal yang menyulitkan. Menandakan bahwa ada hal yang menjadi rasa berbahagia dan menginginkan terulang terjadi. Selaraskan segala kondisi agar semua terasa gampang dan tidak asing. Terkadang sebuah kata sederhana akan terasa tak perlu terucap, padahal segala tanggapan di hati maupun logika harus di komunikasikan. Membuat perbincangan semakin seru, keadaan terus menggembirakan.

Sebuah hubungan diperlukan feedback untuk saling mengetahui yang diinginkan. Bukan take and give, melainkan untuk melembutkan sebuah proses yang sedang berjalan. Terima kasih untuk waktu, untuk hal sekecil ucapan semangat, sesederhana mengingatkan untuk tetap riang. Karena ini bukan hal yang sulit, tentu sesekali terima kasih memang harus diutarakan. Memberi penghargaan padanya yang sudah bersusah payah ataupun sekedar.

Terima kasih. Bahkan saat dia tidak memberi apapun. Membiarkan merasa bahwa apa yang telah dilakukan dan terjadi merupakan hal yang baik dan yang diinginkan. Memberi dampak baik juga untuk yang mengucap, sugesti diri untuk melakukan yang positif. Sering terjadi mengkode bahwa tanpa terima kasih sudah tahu bahwa hal itu membuat senang. Hey, dia bukan sang peramal yang bisa menerawang isi hati pun logika.

Di saat tertawa maupun tetesan air mata, karena hal apapun yang terjadi tentu memberi pelajaran yang sangat menegarkan. Tidak ada hal yang tidak membutuhkan terima kasih. Terjadi tentu sudah diselipkan ada manfaat, tergantung bagaimana lirikan mata mengartikannya. Tidak ada yang berhak mengkotak-kotakkan apa saja yang perlu rasa kasih dan mana yang tidak. Tidak juga ada yang bisa memaksa untuk seseorang melakukan itu karena memang tidak berhak untuk mengatur hidup.

Menjadi salah satu yang memegang rasa terima kasih tanpa menuntut untuk ada yang mengikuti sudah menjadi sebuah kemajuan. Tanpa angkuh, jika ingin memposting di media sosial cukup dengan tidak menggurui. Terima kasih, sebuah rasa yang memiliki keterikatan dengan etika. Tidak memandang bagaimana hidup, status ataupun jenjang. Terima kasih bukan berasal dari seberapa hebat diri menjalani hidup dengan materi.

Pemberi terima kasih tentu menjadi itu kebiasaan yang tidak akan pernah absen dalam 24 jam dan 1 balasan chat. Ada yang mengharapkan terima kasih tentu ada juga yang enggan menanggapin nya, entah untuk alasan apapun. Lingkungan yang menerapkan rasa ini sepertinya penuh dengan kenyamanan karena saling menghargai. Lingkungan apapun, tidak melulu yang formal dan tidak harus lingkungan kecil ataupun besar. Maka tak perlu menilai semua dari luar dan mata yang sekedar lirikan.

Terima kasih takkan membuatmu meletakkan segala materi, jabatan, kedekatan dan harga diri. Pakai itu dan ucapkan terima kasih bahkan kepada semut. Terima kasih aku, kamu, kita, mereka dan kalian.