Dari zaman ke zaman, banyak orang meninggalkan siapa diri mereka demi mengejar suatu pribadi yaitu uang. Orang begitu ingin menjadi penyembahnya, bahkan yang dari Utara rela datang ke Selatan begitu sebaliknya, yang dari Barat rela datang ke Timur begitu sebaliknya. Bahkan ketidakadilan dan perselisihan dimulai dari persoalan uang.
Namun, tahukah kamu bahwa nilai yang terterah di sepenggal kertas dan terukir di atas koin entah itu koin emas, perak atau perunggu itu tidak dapat mendeskripsikan betapa mahalnya nilai dirimu yang tak dapat dibayar oleh uang? Maka dari itu, jangan merendahkan dirimu kepada uang untuk menjadi pionnya. Uang adalah kebutuhan, namun bukan tuan. Kamulah yang harus menggunakan uang sebagai alat, bukan diperalat oleh uang.Â
Uang memang dapat mempermudah tantangan namun memperlemah sikap diri. Semakin seseorang merasa lebih banyak uang, maka semakin dalam dia jatuh dalam jurang kesombongan. Mungkin, hari ini belum keliatan kejatuhan pribadinya. Sampai saatnya tiba ketika dia menjadi tak berdaya, uang menunjukkan kekejaman terhadap dirinya. Semoga disini dia tersadar dan berbalik dari kesalahannya.
Pikirkan ini secara matang: Segalanya butuh uang, tapi apakah uang membutuhkanmu? Uang adalah segalanya, tapi apakah kamu segalanya bagi uang? Tentu tidak. Jadi, masih mau bermegah karena uang?
Jangan sampai kamu rela menukarkan jati diri dengan uang. Karena sekali kamu kehilangan dirimu, kesempatan untuk mendapatkan jati diri hampir tidak akan bisa kembali. Melainkan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, itulah kesejahteraan yang sesungguhnya. Karena uang tidak menjamin kebahagiaan meskipun segala sesuatu dapat kamu beli, namun kesempatan untuk menikmati segala kepunyaan tidak dijamin oleh uang.Â
Jika kamu punya uang, belajarlah lebih banyak, beli buku yang dapat menginspirasi, beli kelas yang dapat meningkatkan kapasitasmu, pakai untuk menjadi relawan, kelola dengan baik keuanganmu. Besar atau kondisi keuanganmu sekarang ini adalah sebuah sumber daya yang menjadi tanggung jawabmu untuk dikelola. Ingat, kamulah yang harus mengatur keuangan, bukan uang yang mengatur kamu. Sebagaimana pepatah: makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Semakin besar keuangan yang ada padamu, semakin besar tanggung jawabmu. Semakin kamu sadar akan tanggung jawabmu maka semakin kamu mengerti bahwa kamu bukan siapa-siapa untuk menjadi sombong.
Pada akhirnya, nilai hidup kita tidak diukur dari uang. Nilai hidup kita terpancar dari sikap hati kita. Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang pasti sukses. Orang yang dapat mencukupkan dirinya adalah orang yang kaya. Jangan lupa bersyukur.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”