Tulisan yang Tak Terucap Padamu Setelah Hubungan Jarak Jauh Kita Berakhir Begitu Saja

Lama tak merangkai kata sejak kisah kita yang sudah usai,

Advertisement

Sayang,

Untuk terakhir kalinya kini ijinkanlah aku menyebutmu demikian dan menyuratimu melalui tulisan ini, kuharap kelak saat membacanya, kamu memahami setiap ungkapan yang tak tersampaikan.

Hai, kamu yang kini telah hilang dari hari-hariku.

Advertisement

Pilu rasanya bila mengingat perjalanan panjang yg kita lalui bersama, berakhir dengan kemarahan dan tak ada celah lagi saat kau memintaku menjauh dari kehidupanmu. Memintaku sejauh-jauhnya, belum sempat kuberucap sepatah kata tuk menjelaskan semua, semua pintu kamu tutup rapat dan kamu kunci dari dalam.

Tidak adakah tersisa bagimu rasa sedikit saja dan membiarkanku tetap menjadi teman???

Advertisement

Kau yang telah lama menjadi bagian diriku kini sama sekali tak menyapaku, bisakah kusimpulkan ini adalah caramu yang telah menghapus jauh dan mengusir bayangku di hidupmu?

Setelah lebih dari sebulan, Terakhir kali aku mendapati kabar dari seseorang yang masih berteman denganmu di sosmed, kamu menikmati hari-harimu, ceria, pergi dengan seorang gadis dan kamu bahagia.

Aku tak punya hak melarangmu, apalagi cemburu. Kau berhak untuk bahagia, jatuh cinta lagi.

Aku tak demikian seperti terakhir kali kau anggapku menginginkan perpisahan ini, sangkamu aku bahagia dengan keputusan ini? Kau bahkan tidak tau bagaimana aku diliputi rasa linglung, khawatir namun tiada cara lain untuk tau lebih jelas bagaimana kondisimu sekarang ini.

Sejak perpisahan kita, aku menyibukkan diri dengan pekerjaanku, berkomunikasi dengan keluarga dan bila ada waktu luang aku lebih banyak menghabiskannya bersama teman perempuan, melakukan perawatan dan tak jarang aku menolak ajakan teman laki-laki.

Kejadian ini mengajarkanku untuk lebih tegas untuk apa yang aku inginkan, dan mengisi waktu untuk kegiatan yang menurutku berkualitas dan tidak ingin bermain-main lagi menggunakan perasaanku dan menghargai perasaan mereka yang respect terhadapku.

Tidak kusalahkan bagaimana kita menyudahi ini, karena memang mempertahankannya sama saja menggenggam tangkai mawar, meski terangkai indah namun akan tetap terluka.

Terima kasih atas setiap moment yang pernah kita lalui bersama

Semoga kelak bila kita dipertemukan lagi, kita bisa saling menyapa meski hanya seulas senyuman

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

2 Comments

  1. Ayu Oka berkata:

    Kisah yang sama…aku juga mengalami hal yang sama saat ini

  2. rotuakartika berkata:

    kenyataan yang harus diterima