Setelah selesai babak yang dulu berlalu, kini aku mulai mencoba membuka dengan hati yang baru. Seseorang yang tiba datang tanpa permisi, namun perangainya berhasil membuatku ingin menuai bibit yang baru.
Rasanya sudah sama-sama pernah mengalami patah, yang bagaimanapun dalam lukanya. Terlebih ia terlampau amat parah. Tidak tahu dari mana arah datangnya dirimu. Dan aku juga tidak pernah bertanya kok bisa?
Mungkin tak selamanya luka itu bisa disimpan sangat erat, tanpa adanya penyembuh yang ingin mengobatinya. Percaya tak percaya, tapi begitu faktanya. tak banyak bicara. Mengalir begitu saja, ketika kita dipertemukan dalam waktu yang sedikit kurang tepat. Entah, aku juga masih tidak percaya.
Ternyata, lagi-lagi aku dibuat melayang dan melupakan apa yang sudah terjadi dengan lainnya. Kau juga bergeming, bahwa aku ingin menjadi yang dulu, bahkan melebihinya. Waktu demi waktu berlalu, sepakat dan sepaket telah andil di antara kita. Kau dan aku baru tahu, bahwa cara kita bermunajat telah berbeda.
Aku yang menengadah, sedang kau mengepal…
Ternyata Tuhan kita berbeda. Aku yang bersikukuh di sepertiga malam meminta tentang sebuah drama cinta kita, kau setiap waktu berdoa kepada Tuhanmu tentang aku yang tidak mengenal bunda Maria mu. Aku yang berusaha menyamakan dan mempertahankan, sedang kau juga begitu. Apakah ini pertanda dari Tuhan bahwa cinta butuh seatap tempat ibadah?
Sekarang yang kita hadapi adalah Tuhan, dan mereka adalah jarak. Sang Maha dan angka semata. Sejauh apapun jarak, tiada guna jika menengadah adalah jalan keluar terbaik ketika bermasalah. Apa benar cinta juga butuh restu Tuhan yang sama? Inginku rasanya pertahankan engkau di depan Tuhanku.
Akan kuberi tahu Tuhanku, bahwa hati manusia itu tidak sama, yang berbeda justru lebih bisa memberi bibit yang membahagiakan. Akan kuberi tahu Tuhanku, bahwa engkau juga milikNya yang dilahirkan dari seorang ibu.
Restu Tuhan kita adalah segalanya. Mari kita berdoa dan meminta agar diberi jalan keluar terindah
Sekalipun cintamu ini salah, tapi aku tidak akan pernah menganggap ini sebuah kesalahan. Katamu akan merayu Tuhan ditiap waktu, mari kita buktikan. Kita lantunkan syair-syair yang apik untuk hubungan terjauh ini.
Bukan jarak, namun berbeda tempat kita beribadah adalah sesuatu yang harus kita terima. Sebab aku telah jatuh cinta pada hati yang mampu membuat ibadah semakin gemuruh dan kamu, bertemu dengan seseorang yang baru, sepertiku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”