Tradisi Bubur Samin Taat Ramadan di Solo, Sini Yuk!

Bubur Samin Asal Banjar Melegenda di Solo


Sebentar deh, bubur samin bukannya asli Banjar, Kalimantan Selatan? Nah itu dia kenapa terkenal di Solo ya?


Advertisement

Jadi gini SoHip, di era 1970 silam banyak saudagar dan perajin batu mulia dari Martapura, Banjarmasin, berdatangan di Solo dan mendirikan langgar atau yang bisa kita sebut musala. Pada sekitar 1930, ada pembaruan musala menjadi masjid yang sampai saat ini dinamakan Masjid Darussalam. Lokasinya ada di Jl. Gatot Subroto No.161, Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Tak hanya sebagai tempat peribadatan kaum muslim, masjid tersebut sering digunakan sebagai lokasi pertemuan antar saudagar di Solo. Bertransaksi kegiatan jual beli permata, seperti berlian, intan, batu mulia, emas san permata atau perhiasan lainnya. Sementara hidangan yang disajikan saat pertemuan tersebut ialah bubur samin. Dari kebiasaan itu, akhirnya bubur samin menjadi menu khas saat Ramadan tiba sejak 1985 hingga sekarang.


Jadi selalu diadakan setiap tahun secara berturut-turut ya? Kok sepertinya tahun kemarin aku tidak menemui sajian bubur samin saat Ramadan di Solo ya?


Advertisement

Betul SoHip, tradisi ini dilakukan berturut-turut hanya saja sempat berhenti dua tahun  terakhir akibat pandemi Covid-19. Mulai tahun ini diadakan kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ya. 

Olahan bubur samin, menggunakan beras sebagai bahan utamanya, bumbu-bumbu, sayuran, tetelan daging, susu, santan, dan tentunya minyak samin sebagai aroma penyedap yang berciri khas Banjar. Proses memasak membutuhkan waktu sekitar 2 jam, dimulai selepas dhuhur kisaran jam 1 sampai asar jam 3. Oh ya, waktu segitu untuk memasak 40 kilogram beras ya SoHip. 

Advertisement

Pembagian bubur samin, mulai jam 4 sore bubur siap dibagikan kepada masyarakat luas. Terbagi menjadi dua bagian, pertama sekitar 300 porsi untuk buka puasa bersama di masjid, sisanya sekitar 1000 porsi untuk masyarakat umum yang meminta. SoHip bisa mengantre bubur samin ini dengan membawa tempat buburnya sendiri ya. 

Menurut pengakuan sejumlah warga yang telah menyantap bubur samin ini, rasanya memang bebeda dengan bubur lainnya. Ada aroma khas tersendiri dan hanya ada saat Ramadan saja. Nah sudah tahu kan sekarang, bagaimana nih SoHip? rekomendasi untuk dicoba lho, mumpung masih di masa Ramadan. Semoga ibadah Ramadanmu lancar ya SoHip.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang gadis yang suka tantangan, easy learning, suka show up yang diimplementasikan dalam dunia public speaking,