Kalau kamu berpikir kata ajaib ini seperti adacadabra yang biasa diucapkan pesulap di TV atau “bimsalabim jadi apa prok prok prok” ala Pak Tarno, maaf bukan itu yang dimaksud. Tiga kata ajaib di sini mungkin sudah banyak dibahas orang, namun sayang penerapannya terkadang masih saja luput dari keseharian kita. Katanya ialah: tolong, terima kasih, dan maaf.
Kata tolong, terima kasih, dan maaf bisa terbilang kata yang sederhana, namun punya dampak yang sangat besar. Terdengar remeh tapi tanpa kita sadari hal tersebut bisa sangat berarti bagi sesorang. Jadi, bagaimana memulainya?
Memulai dari yang terdekat. Memulai kebiasaan apapun memang baiknya dari suatu yang terasa dekat. Lingkungan keluarga dan pertemanaan sebagai salah dua hal terdekat kita bisa menjadi awal, sebelum kepada orang asing. Di Indonesia yang digambarkan dengan budaya timur, hal ini memang sudah menjadi kebiasaan sebetulnya yang tidak asing penggunaan tiga kata ini pada lingkungan mereka.
Bagi beberapa orang, hal ini sudah menjadi kebiasaan juga untuk mengatakan tiga kata ini pada lingkungan keluarga mereka. Salah satunya Ari, seorang mahasiswa asal Jakarta. Ia mengatakan bahwa tiga kata sudah menjadi kebiasaan pada lingkungan keluarganya dalam berkomunikasi sehari-hari.
“Ibu gue juga sering minta tolong, kayak tolong jemput gitu,” contoh yang diberikan Ari.
Hal senada disebutkan Devon, seorang mahasiswa asal Cirebon. Devon mengatakan bahwa pada lingkungan intinya menjadi hal yang wajar mengatakan ketiga kata ini.
“Karena emang dasarnya keluarga (inti) banyak yang enggak enakan, jadi tiga kata itu sering banget diucapin,” sambung Devon.
Berbicara soal nggak enakan, hal tersebut mungkin memang sifat bawaan yang dimiliki beberapa orang. Namun sisi positif dari sifat tersebut ialah kita terkadang memikirkan perasaan orang lain. Hal yang baik dalam berkomunikasi namun sebenarnya juga tidak baik jika dilakukan berlebihan.
Pada lingkungan pertemanan, memikirkan perasaan orang lain dan berusaha peka juga pada hal tersebut menjadi hal yang penting. Karena untuk lingkungan pertemanan dengan latar belakang lebih kompleks, kata tolong, terima kasih, dan maaf menjadi sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini supaya seseorang merasa lebih dihargai usaha atau tindakannya.
Dalam lingkup pertemanan, kata tolong, terima kasih, dan maaf menjadi lebih banyak faktornya. Fia, seorang mahasiswi asal tanggerang mengatakan pada lingkungan pertemananya ia berusaha untuk menggunakan ketiga kata ini. Namun, dalam beberapa kondisi tidak menggunakan ketiga kata tersebut menjadi pewajaran karena tingkat kedekatan tadi.
Faktor kedekatan di sini menjadi suatu faktor yang membuat tiga kata ini pada lingkungan pertemanan menjadi kondisional. Bukan berarti tidak penting, namun dalam beberapa kondisi bagi orang-orang yang sudah memiliki tingkat kedekatan tertentu, kata tersebut dalam beberapa kondisi bisa tidak perlu digunakan. Namun kembali lagi, kita tetap perlu memperhatikan kondisi serta perasaaan teman kita juga, kapan kondisi kita perlu menggunakan kata tersebut kapan bisa tidak menggunakannya.
Hal ini juga disampaikan oleh Fia, Devon, dan Ari, dimana pada lingkungan pertemanan mereka ketiga kata ini menjadi hal biasa dikatakan, namun juga memperhatikan kondisi serta faktor kedekatan tadi.
Terkait kata tolong, terima kasih, dan maaf, Fishya seorang mahasiswa asal Jakarta berpendapat bahwa hal ini memang sudah menjadi budaya kita. Seperti yang disebutkan diatas, dimana tata krama menjadi salah satu budaya yang ditanamkan dilingkungan kita.
Namun Fishya menambahkan, budaya tadi juga semakin hari juga terasa semakin pudar. Namun dengan seiring perubahan lingkungan membuat perubahan pada budaya tersebut menjadi tidak terasa. Tapi yang perlu tetap diperhatikan ialah, kata tolong, terima kash, dan maaf ini memiliki magic-nya tersendiri dan hal tersebut yang membuatnya penting.
“Penting, karena itu keliatannya remeh tapi buat orang lain tuh enggak. Orang merasa lebih dihargai,” ujar Ari.
Ia menambahkan semudah kita mengatakan “maaf” kepada seorang cleaning service, bisa jadi sesuatu yang berharga untuk orang tersebut karena menggambarkan kita menghargai kerja mereka.
Hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penggunaan kata tolong, terima kasih, dan maaf ialah batas penggunaannya. Pada bagian ini terutama pada kata “maaf,” walau kita bermaksud baik untuk meminta maaf, namun jika dilakukan berlebihan juga tidak akan menjadi suatu hal yang baik.
Devon berpendapat baginya dengan memiliki rasa tidak enak, terkadang membuat nya agak berlebihan mengatakan kata maaf. Ia menambahkan terkadang bagi beberapa orang, berlebihan dalam penggunaan kata maaf juga bukan hal nyaman didengarkan.
“Sedangkan sekali aja tuh cukup, asal tulus,” tutup Devon.
Faktor ketulusan tadi memang menjadi suatu hal yang relatif, apalagi dalam komunikasi daring seperti sekarang. Namun kembali lagi dengan kita memperhatikan dan peka terhadap kondisi lawan bicara kita, serta disampaikan dengan tidak berlebihan, hal tersebut merupakan upaya dalam menyampaikan maksud tulus kita.
Dengan perubahan lingkungan tadi, baiknya kita tetap sebisa mungkin membiasakan penggunaan kata tolong, terima kasih, dan maaf.
“Kalo lu belum bisa menghargai orang lain, jangan minta buat dihargai” jelas Ari.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”