Tinggal Sendiri di Kota Orang

Berangkat ke kota orang untuk menggapai mimpi

Saya adalah seorang mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Surakarta. Saya berasal dari Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Di sini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika hidup sendiri di kota Surakarta untuk melanjutkan pendidikan saya.

Advertisement

Sejak kecil, saya tidak pernah jauh dari orang tua saya. Mulai dari bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sampai Sekolah Menengah Atas. Walaupun saat SMA jarak tempat tinggal saya dengan sekolah cukup jauh, namun saya tetap memutuskan untuk tidak kos atau tinggal sendiri. Hal itu karena saya tidak bisa jauh dari orang tua saya. Pagi-pagi buta saya berangkat dan pulang hampir menuju magrib. Kegiatan itu selalu saya lakukan setiap hari. Hal itu memang cukup melelahkan bagi saya, tetapi bagi saya tinggal bersama orang tua membuat saya merasa tenang.

Namun, semakin bertambahnya umur dan kewajiban saya, saya harus keluar dari zona nyaman saya. Tidak selamanya saya harus bergantung dengan orang tua. Saya harus melanjutkan kehidupan saya dan mengejar apa yang menjadi cita-cita saya. Saya mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang dokter sejak saya duduk di bangku SMA. Saya sadar bahwa untuk menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu saya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bisa meraih cita-cita saya. Setelah semua usaha yang saya telah lakukan akhirnya saya di terima di prodi Kedokteran di salah satu perguruan tinggi di Kota Surakarta yaitu Universitas Sebelas Maret. Saya sangat senang ketika saya dinyatakan diterima, tetapi saya juga berpikir suatu saat ketika masuk kuliah, berarti saya harus ke Surakarta dan hidup sendiri di sana. Hal yang sebelumnya belum pernah saya bayangkan dan bagi saya hal itu cukup menakutkan. Saya tidak bisa membayangkan melakukan segala kegiatan sendiri, seperti masak, mencuci, dan hal-hal lain.

Hari di mana saya harus pergi ke Surakarta akhirnya tiba. Segala kebutuhan telah saya siapkan. Cukup berat bagi saya untuk meninggalkan rumah yang telah menemani saya selama 18 tahun. Banyak kenangan kenangan di sana baik sedih maupun senang. Saya pergi ke Surakarta di antar oleh orang tua dan juga kakak saya. Kami berangkat sekitar pukul tiga sore dan sampai di Surakarta sekitar pukul 8 malam. Orang tua dan kakak saya bermalam di kos saya sebelum hari berikutnya mereka pulang ke rumah. Keesokan harinya saya ada kegiatan sambutan mahasiswa baru yang diadakan oleh himpunan mahasiswa kedokteran dari Fakultas Kedokteran UNS. Selepas saya pulang dari kegiatan tersebut, orang tua dan kakak saya pun pulang. Saat itu saya tidak bisa menahan tangis saya begitupun dengan orang tua dan kakak saya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan setelah mereka pulang. Namun, mereka menguatkan saya untuk tegar dan semangat demi masa depan saya.

Advertisement

Setelah mereka pulang, saya hanya bisa menangis dan merenung sendiri di kamar. Saya tidak tahu harus melakukan apa. Saya seperti hilang arah, terlebih saya belum kenal dengan teman-teman di kos saya. Keesokan harinya saya berkenalan dengan teman sebelah kamar saya dan mengajaknya untuk membeli makan bersama. Kala itu kami memutuskan untuk membeli sate dan makan bersama di meja ruang tamu. Karena kami baru pertama kali bertemu, kami banyak menghabiskan cerita bersama. Kami banyak bercerita mulai dari perjuangan kami bisa diterima di UNS, pengalaman-pengalaman kami ketika di bangku SMA, dan masih banyak lagi. Kami mengobrol cukup lama hingga larut malam. Hal itu membuat saya merasa tidak sendiri, dan sedikit menghilangkan kesedihan saya ketika ditinggal orang tua pulang.

Hari-hari berikutnya kami banyak melakukan aktivitas bersama seperti mencuci baju bersama, membeli makan bersama, dan berbincang-bincang bersama karena kebetulan waktu itu perkuliahan belum dimulai. Saya belajar banyak dari teman saya, yang tadinya saya kurang pandai mencuci, ketika tinggal sendiri saya jadi bisa melakukannya. Begitu juga dengan memasak, ketika tinggal sendiri saya mulai mencoba belajar memasak seperti memasak sayur sop, ayam kecap, nasi goreng, dan lain-lain. Hari-hari terus berlalu, saya menjalani kehidupan sendiri dengan senang bersama teman-teman saya. Banyak hal-hal yang tadinya tidak bisa saya lakukan di rumah saya bisa lakukannya sendiri.

Ternyata hidup sendiri tidak seseram yang saya bayangkan sebelumnya. Buktinya saya bisa melakukannya dan melewatinya. Sampai saat ini saya sudah masuk semester dua dan saya bangga dengan pencapaian yang telah saya capai selama hidup sendiri. Yang tadinya saya adalah anak yang cukup manja ketika hidup sendiri saya bisa lebih mandiri, lebih memaksimalkan waktu, dan tentunya lebih menghemat pengeluaran. Orang tua saya juga bangga dengan perubahan saya yang tadinya adalah anak manja sekarang menjadi lebih mandiri. Saya sangat bersyukur saya tinggal di kota dengan orang-orang yang baik dan teman-teman yang baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini