Pada dasarnya semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk kita. Kelebihan tentu menjadi suatu kebanggaan, di sisi lain banyak juga individu yang tidak bisa menerima kekurangannya. Namun kelebihan dan kekurangan haruslah menjadi wujud syukur karena hal tersebut adalah pemberian Tuhan.Â
Mengapa kemudian Tuhan menciptakan kita dengan segala kelebihan dan kekurangan? Tentu, agar kita bisa saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain. Bayangkan saja, jika kita sebagai manusia dilahirkan tanpa kekurangan, semua bisa kita kerjakan sendiri, semua bisa kita atasi sendiri tanpa bantuan orang lain, dan tidak memerlukan apapun. Lantas, apa yang akan terjadi? Maka, tidak akan terjadi keharmonisan di dunia ini, tidak ada saling keterbutuhan di antara kita, akibatnya tidak akan terjadi interaksi dan semuanya berjalan sendiri-sendiri, tidak akan terjadi daur atau siklus kehidupan.
Adanya pasangan antara laki-laki dan perempuan, mereka bersatu bukan karena mereka sudah sempurna, melainkan mereka juga memiliki kekurangan dan kelebihan pada diri masing-masing. Dengan memiliki kekurangan dan kelebihan pada diri mereka, mengapa mereka tetap memilih untuk bersatu? Tidak lain adalah agar mereka dapat melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain. Sering sekali kita melihat orang yang hidupanya selalu bahagia, senantiasa bisa bersyukur atas apa yang ada, bukan karena hidupnya sempurna atau tidak ada satupun kekurangan, akan tetapi dia sadar dan mau menerima segala kekurangan itu.
Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita pun harus terus untuk berjuang guna menghadapi berbagai rasa kecewa sepanjang hidup kita. Kita harus sadari bahwa dunia ini menuntut kesempurnaan dari diri kita, orang tua kita, keluarga kita, teman-teman kita, atasan kita, semuanya menuntut kita untuk terlihat baik dan selalu sempurna. Tanpa cacat, tanpa salah, dan tanpa kurang. Kita senantiasa berjuang untuk melawan perkataan orang lain tentang kegagalan kita, tentang bentuk fisik kita atau tentang pekerjaan dan tindakan kita.
Pandangan dunialah yang membuat kita terkecoh dan mulai menilai diri kita sendiri dari apa yang orang lain punya dan yang tidak kita punya, dari apa yang orang lain dapat dan kita gagal mendapatkannya. Kemudian rasa kecewa menyelimuti diri kita, merasa tidak berharga, menganggap segala kekurangan, kelemahan, kegagalan, adalah wujud dari rasa tidak cintanya Tuhan kepada kita.
Segala kekurangan dan kelemahan pada diri kita dengan mudah kita sadari, akan tetapi, mengapa kita sulit sekali untuk menyadari kelebihan dan kekuatan yang kita punya? Alih-alih, selalu merasa diri ini sebagai produk gagal yang mempunyai banyak kekurangan, cobalah untuk menyadari bahwa diri ini memiliki banyak sekali kelebihan.
Kadang kita lupa menyadari kelebihan yang dimiliki. Bisa jadi karena kita terlalu fokus mencari apa kurangnya diri dan focus pada kelebihan yang dimiliki orang lain. Â Sehingga, dengan mudah kita membandingkan pencapaian diri kita dengan orang lain. Bukannya berusaha meningkatkan kemampuan diri, tapi kita malah terjerumus di pikiran sendiri yang menganggap kita tidak bisa berbuat apa-apa. Secara tidak langsung, inilah yang membuat kita jadi kurang mencintai diri sendiri dan tidak bisa melihat potensi serta kekuatan diri.
Untukmu yang selalu ingin terlihat sempurna agar orang lain dapat menerima, sadarilah bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk dirimu. Kamu tidak perlu sempurna untuk mencintai dan dicintai, baik untuk orang lain maupun diri sendiri. Cintailah dan kasihilah sesuatu karena memang tulus dari hati.
Kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk melakukan segala sesuatu, cukup lakukan apa yang kamu bisa dengan segala apa yang kamu punya. Kamu tidak perlu sempurna untuk tampak berharga dan bahagia, karena dari awal keberadaanmu di dunia itu menandakan bahwa Tuhan begitu cinta dan kamu sangat berharga.
Kamu tidak perlu menjadi sempurna untuk terlihat sempurna, karena hidup menjadi lebih berwarna jika kita tidak sempurna, disitulah ada kesempatan kita untuk saling melengkapi dan saling mengasihi.
Mulailah untuk menerima diri apa adanya, gunakan segala potensi yang ada, bersyukurlah atas apa yang kamu miliki dan terima, maka semesta tidak segan-segan untuk mendukung langkah kita, dan Tuhan akan ringan untuk mengabulkan segala doa-doa kita. Maka tidak perlulah kita takut untuk tidak diterima, karena rasa berharga dan bahagia itu bukan karena penerimaan mereka, akan tetapi sudah ada dari dalam diri kita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”