'Witing tresno jalaran soko kulino.' Cinta bisa datang karena terbiasa. Saya setuju dengan pepatah jawa tersebut. Maka dari itu saya bukan penganut kepercayaan bahwa laki-laki dan perempuan bisa sekedar berteman. Salah satu diantaranya pasti ada perasaan yang tidak sengaja muncul. Tapi sayangnya sering kali perasaan yang muncul hanya dari sepihak. pihak lainnya? Ya biasanya saja. sebiasa setiap sore beli bakso didepan rumah misalnya, gada istimewa-istimewanya wong sudah biasa beli atau sebiasa buang air besar di pagi hari.
Kamu tidak bisa memilih kepada siapa akan jatuh cinta atau merasa ‘nyaman’. Termasuk kepada teman baikmu atau bahkan sahabatmu sendiri. Perasaan itu muncul begitu saja tanpa kamu sadari lajunya. kamu terbiasa dengan semua kebersamaan kalian. Terbiasa dengan semua percakapan kalian, baik lisan maupun sekedar chatting sepanjang hari. Kamu dan dia adalah dua orang yang merasa saling menemukan tanpa perlu mencari telalu jauh. saling melengkapi tanpa tapi. Kalian bersikukuh hubungan kalian hanya sekedar ‘sahabat’ tanpa embel-embel apapun. Tapi orang-orang disekitarmu mulai mempertanyakan status ‘pertemanan’ kalian yang sudah dinilai berlebih.
Dia terlihat biasa saja dengan penilain orang-orang disekitar kalian. Selalu menanggapi dengan santai setiap omongan. karena memang baginya: tidak apa-apa diantara kalian. Tapi diam-diam kamu membenarkan omongan orang-orang disekitar kalian. Karena dalam setiap kebersamaan kalian yang dianggap wajar oleh dia, terselip desir aneh yang kamu tutupi semampu yg kamu bisa. demi apa? demi terus menghabiskan banyak hal dengan dia. Demi ‘persahabatan’ kalian yang sudah terjalin lama. kamu berpikir bahwa perasaanmu akan berpengaruh banyak pada hubungan kalian yang tadinya baik-baik saja. kamu takut dia menghindarimu dan persahabatan kalian selesai.
Bagi saya hal-hal semacam ini wajar sekali terjadi. tidak ada yang salah dari ‘mencintai’ sahabatmu sendiri, bagi saya. Karena toh tidak ada yang bisa memilih kepada siapa akan jatuh cinta atau merasa ‘nyaman’. Kebersamaan yang datangnya tidak sengaja, disadari atau tidak olehnya mulai menumbuhkan rasa yang biasa disebut ‘cinta’. Kamu jatuh cinta pada kepribadiannya. Kamu jatuh cinta pada caranya berpikir dan melihat dunia. Kamu jatuh cinta pada setiap kebersamaan kalian yang tercipta begitu saja. kamu terbiasa dengan kehadirannya disaat kamu ‘butuh’. Melepaskan penat dengan sekedar duduk semeja dan menceritakan banyak hal. Dengannya kamu cukup menjadi diri sendiri tanpa ada yang ditutupi, tapi dia adalah orang yang selalu menuntutmu untuk maju.
Saya tidak tau seberapa besar perasaan yang kamu, dia atau kalian rasakan. Dan seberapa manis ‘persahabatan’ mu dengan dia. Saya juga tidak tau kamu akan memilih ada disampingnya sebagai sekedar ‘sahabat’ atau ‘teman hidup’. Yang perlu kamu tau, tidak semua hal berjalan sebagaimana yang kamu pikirkan. Kamu bisa saja berpikir bahwa dia (sahabatmu) juga merasakan desir yang aneh pada setiap kebersamaan kalian. Juga berpikir dia sama kuwalahannya mengatasi detak jantungnya yang bertambah kencang setiap kali kalian tidak sengaja bertukar pandang. Tapi ingat ya dek, itu hanya dugaanmu, pikiranmu, tebakanmu sendiri. Nyatanya? Belum tentu.
“Jaminannya apa kalau dia memang merasakan apa yang kamu rasakan sementara kamu tidak pernah berani mencari tau isi hatinya lebih jauh?”
“Lalu apa jaminannya kalo dia memang gak punya perasaan yang sama seperti aku?”
Jawabannya : “tidak ada”. Tapi itu tidak jadi pembenaran untuk kamu berharap. Lalu saya harus bagaimana? Bagi saya hal ini sederhana saja, pilihannya adalah kamu maju, mencari tau isi hatinya lebih jauh atau memilih ‘persahabatan’ sebagai batasnya. Ya sebut saja gambling, kalau kamu maju, mencari tau isi hatinya lebih jauh, mempertanyakan perasaannya dengan taruhan pertemanan kalian bisa saja bubar jalan atau ‘rasa’ mu memang terbalas dan syukur-syukur ternyata jodohmu adalah sahabatmu sendiri. Atau kalau ternyata semua kebersamaan kalian ternyata tidak berarti lebih banyak baginya dan kemudian dia memilih menjauh, melupakan persahabatan kalian, demi menjaga agar kamu tidak berharap banyak padanya. Kemudian kamu kehilangan sahabatmu sekaligus seseorang yang mampu membuatmu jatuh cinta.
Jika kamu mengalaminya saya harap kamu tidak sekecewa saya atau menyalahkan entah siapa. Saya tau bagaimana kehilangan sahabat yang dulunya dekat kemudian menjauh untuk menghindari rasa. Saya tau kamu akan mengerutu karena sahabtmu tiba-tiba menjauh setelah tau ada rasa yang ternyata tumbuh dipupuk oleh kebersamaan kalian. Tapi saya harap kamu tidak menyalahkannya atau menyumpahi dia. Alasannya menjauh adalah agar kamu tidak banyak berharap padanya. Karena dia memang tidak bisa melebihi kata ‘persahabatan’. Atau kalau dia bisa melebihinya itu berarti dia membatasinya sebagai kakak-adik. Saya tau kamu akan menggerutu seperti ini ‘tapi dia tidak harus menhindariku, aku bisa mengendalikan perasaanku’ saya tau sesaknya perasaanmu saya sungguh memahaminya. Saya juga tau saat kamu mengatakan bahwa kamu bisa mengendalikan perasaanmu itu berarti kamu memang bisa mengendalikannya. Saya percaya pada kata ‘cinta’ yang dewasa. Saya percaya bahwa mereka yang paham bahwa cinta tak harus bersama pasti akan mampu mengendalikannya. Jika ada yang tetap ngotot mengatakan bahwa cinta harus memiliki itu mungkin karena dia mengartikan cinta terlalu dangkal. Saya tau kamu sebagai pihak yang ‘tidak sengaja’ menyimpan rasa tetap menginginkan persahabatan mu dengan dia baik-baik saja, tidak tersekat rasa apalagi dia menciptakan jarak sedemikian rupa.
Jika saya di posisimu pun saya akan menginginkan hal yang sama. Menginginkan persahabatan tetap baik-baik saja dan dia melupakan perasaan yang pernah saya ungkapkan. Saya tau ketika kamu memutuskan untuk mengatakan apa yang kamu rasakan bukan berarti kamu menuntut balas. Kamu mengatakannya semata agar hatimu sendiri lega. Terlepas dari dampaknya ternyata dia malah menjauh dan kemudian kamu mengutuki apa yang kamu lakukan. Kamu tidak seharusnya menyesalinya. Mengatakan perasaanmu bukanlah kesalahan, apalagi kamu melakukannya dengan cara yang elegan.
Ada jenis orang yang entah karena dimasa yang lalu mengalami kegagalan atau pernah mencintai dengan sepenuh hati tapi malah dipermainkan, kemudian dia tumbuh bersama seluruh kemampuan mengendalikan perasaannya dengan baik. Sehingga ketika dia tau perasaannya bertepuk sebelah tangan dia langsung tau diri dan memutuskan segera mengikis perasaannya sendiri. jika kamu adalah tipe orang seperti ini maka beruntunglah Tuhan akan selalu menjagamu dari perasaan yang berlebih, semoga.
Tapi kau tau, tidak bisa memahaminya. Tidak bisa memahami kemampuanmu menguasai ‘hati’ dengan akal sehat. Terlebih jika kamu adalah perempuan, judge bahwa perempuan lebih sering menggunakan rasa daripada logika sudah pasti melekat. Tapi kabar baiknya kamu tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun. Saya adalah orang percaya bahwa orang-orang semacam kamu memang ada. Orang-orang yang berpikir menggunakan akal sehat dan menolak dibutakan rasa. kamu cukup membuktikan dengan segera bangkit, move on, move up and move away. Meskipun awalnya kamu akan merasa ada yang hilang karena sahabatmu itu berhenti memberi kabar dan tidak ada lagi chat-chat kalian sepanjang hari, ada jarak yang tiba-tiba tercipta hingga kamu dan dia seolah jauh. Kamu akan galau karena kehilangan dia yang biasanya setia mendengarkan dan memberi saran sekaligus yang membuat jantungmu berdetak lebih cepat. Kamu wajar jika merasakan semua itu. Manusia perlu merasakannya, setau saya. Sekedar untuk mengingatkan bahwa kamu masih punya hati.
Tidak usah berlarut-larut dalam galaumu. Tidak usah merasa kehilangan terlalu dalam. kamu masih punya banyak hal untuk dilakukan. Kamu hanya perlu membiasakan diri tanpanya seperti sebelum kamu mengenalnya. Dan hei coba lihat lagi nyatanya dia tidak mempengaruhi kehidupanmu terlalu banyak. Dia bukan bagian dari mimpi-mimpimu, dia belum menjadi bagian dari apa yang selalu kamu perjuangkan. Terima saja status ‘pertemanan’ sebagai pilihan yang terbaik. Toh jodoh gak pernah kemana dan Tuhan selalu menjadi penulis scenario terbaik kan? Beberapa hari setelah dia ‘memutuskan’ untuk menciptakan jarak kamu bahkan sudah tidak memikirkannya terlalu banyak kan? Lalu apa lagi yang kamu sesali? Tidak ada yang salah dengan mencintai sahabatmu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.