Teruntuk Teman Tidurku yang Kini Telah Tiada

Kamis, 10 Juni 2021

Selepas kepergianmu dua tahun silam, aku masih seringkali berhalusinasi seolah-olah kau masih ada disampingku masih selalu dan akan terus mendengarkan setiap cerita dalam hidupku. 

Advertisement

Kepergianmu kala itu membuat aku terpuruk, jauh didalam lubuk hati ini rasanya tak rela saat terakhir kali melihatmu terbaring lemah dan dinginnya tangan mu saat itu menusuk hatiku ada kecemasan yang tak mampu aku katakan kepada siapapun.

"Aku takut kehilanganmu"

Aku mencoba menenangkan diri dan terpaku menatap wajahmu, sesekali melirik jemarimu disana terlihat cat kuku warna merah yang kian memudar. Tanpa aku sadari air mata menetes dari mata ku, kepala ku terus memutar memori indah yang telah kita lalui, disamping itu ada mereka para orang-orang yang berseragam putih melepas semua alat medis yang ada ditubuhmu dan samar-samar aku mendengar percakapan mereka dengan keluargaku dimana mereka minta maaf dan berkata sudah melakukan semaksimal mungkin, diharapkan kepada pihak keluarga untuk tabah serta ikhlas. 

Advertisement

Sontak aku terdiam, dan lamunanku buyar saat salah satu dari mereka berkata silahkan dek barangkali dipeluk neneknya untuk terakhir kalinya.

Saat itu rasanya separuh hatiku hancur berkeping-keping air mata tak terbendung lagi, emosi dan egopun rasanya tak bisa dikontrol.

Advertisement

Nek, tak bisakah kau menunda kepergianmu? Aku masih membutuhkan mu, bangunlah.. kita masih akan menonton acara tv kesukaanmu karena episode yang ditunggu-tunggu sudah tayang, mewarnai kuku bersama,bercengkrama, berjalan-jalan, tidur bersama dan melakukan rutinitas yang biasa kita lakukan sebelumnya.

Nek, kau adalah sosok terindah yang pernah aku punya dengan segala sikapmu yang kadang kala membuat aku tertawa dan kini membuat aku sedih. Setelah hari itu, Setiap kali aku memasuki rumah, aku selalu teringat akan dirimu. Dirimu menempati kenangan setiap sudut rumah, bahkan kamar.. dikamar yang dulu selalu kita tempati, dengan rutinitas sebelum tidur wajib mendengarkan ceritaku. Entah kenapa beberapa bulan sebelum kepergianmu kala itu aku merasa ada yang aneh, kau yang biasanya selalu wajib mendengar ceritaku tanpa pernah protes saat itu malah kau yang sering bercerita tentang hidupmu dan akupun mendengarkan ceritamu tanpa curiga bahwa itu mungkin adalah pertanda yang kau isyaratkan. 

Dulu aku tak pernah sedikitpun berpikir tentang isyarat itu, namun sekarang aku mulai mengerti. Dan kini selepas dua tahun kepergianmu aku sudah ikhlas, aku pikir kau juga sangat bahagia disana sudah kembali bertemu dengan cinta sejatimu dia adalah kakekku..

Nek, dua tahun setelah kepergianmu banyak hal yang belum aku ceritakan tapi aku percaya kau pasti tau dan menyaksikan dari surga sana. Salah satu ceritanya adalah..

Nek, kini aku telah berdua sedang mengarungi bahtera rumah tangga dengan sosok laki-laki baik yang aku kenal beberapa tahun yang lalu, Sebenarnya beberapa kali aku sempat mengenalkannya kepadamu dan membawanya ketempat peristirahatan terakhirmu Nek. Kamu ingat dia kan? Iya dia yang tempo hari datang bersamaku dan memberikan hadiah Surah Al- Fatihah untukmu tidak hanya untukmu tetapi untuk kakek juga.

Teruntuk teman tidurku yang kini telah tiada dengarkanlah Nek, Terima kasih sudah pernah hadir dan menemani hidupku. Tunggu aku disana ya nek, sampai waktunya nanti kita akan berkumpul lagi seperti dulu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berawal dari rasa merangkai kata berakhir cerita.