Hai bagaimana kabarmu saat ini? Apakah kau sudah bahagia? Apakah kau sudah berhasil menjadi orang pertama yang dicarinya ketika menatap layar ponselnya?
Aku hanya saja ingin memastikan bahwa keputusanmu beberapa bulan yang lalu adalah keputusan yang amat teramat tepat. Tanpa paksaan, maupun hasutan dari siapapun itu. Aku tahu, aku sudah berusaha menerima sekarang. Menerima bahwa entah siapa yang sedang kau perjuangkan.
Terkadang, setiap kali lamunanku tiba, sosokmu hadir dan lagi-lagi memunculkan tanya, siapakah sebenarnya dibalik dalang semua ini? Apa yang sudah berhasil ia lakukan padamu hingga ia mampu mematahkan tiang pondasi yang kokoh yang sudah kita bangun selama ini?
Seperti aku sudah bertemu dengan cahaya yang mampu membuatku perlahan lupa padamu, seperti itu pula mungkin kau akan menjelajahi titik baru kehidupannya. Tenang saja, semuanya sudah kukubur di liang yang tak akan ku buka untuk siapapun. Tidak juga, kau, ataupun aku.
Kini, telah kutanggalkan semua tentang hiruk pikuk hubungan kita pada semesta, tapi tidak didepan Tuhanku. Jadi jika suatu ketika kau ingin mengulangnya sendirian, silahkan meminta Tuhan untuk sedikit mengulasnya, asal tidak dengan perasaan dan cinta. Sungguh aku tidak ingin dia tau bahwa hubungan kita telah begitu indah jika ia tak menaruh pandang padamu.
Teruntuk kau yang sedang diperjuangkan olehnya, yang dulu memelukku ketika aku membutuhkan bahu.
Kau tahu, mungkin bahkan kau paham bahwa roda cinta dalam sebuah hubungan tidak selalu mulus, terkadang dihadang oleh kerikil kecil dan membuat kami terjatuh. Begitulah kisahku pada saat itu. Ia pernah menjadi canduku yang mampu meredam amarahku ketika aku terus menggerutu sebab ibu memarahiku.
Aku tertatih, ia yang memopongku dan menguatkanku. Ia yang membawaku pergi dan terang-terangan datang untuk sekedar menikmati senja dan kabut disana. Ia juga pernah menjadi sesuatu yang sangat sempurna mendebarkan jantungku, hingga aku patuh dan tersipu malu. Kuperjelas sekali lagi, bahwa hubunganku tidak melulu soal cemburu dan I miss you, tapi juga tentang berjuang dan memperjuangkan. Tentang percaya dan dipercaya. Tentang dipertahankan dan mempertahankan.
Aku sudah mengikhlaskan semua amarah dan rasa pada doa. Kau tak perlu khawatir tentang aku yang sudah menjadi masa lalu. Kau tak perlu cemburu tentang aku yang mungkin akan hadir sekilas dalam ingatannya. Jika suatu saat kau memang benar sudah ditaklukkan olehnya, aku pun juga dahulu begitu. Aku pernah selalu dielukan rindu olehnya, kau pun akan merasa begitu nantinya. Aku pernah disanjung untuk tak usah malu ketika bertemu, kau pun akan merasa begitu nantinya. Aku pernah diperjuangkan hingga aku lupa bahwa aku ini pencemburu akut, mungkin kaupun akan merasa begitu nantinya.
Lalu akupun juga pernah dipatahkan sedemikian rupa olehnya, semoga kau tak akan merasakan begitu nantinya.
Pahami ia dengan cinta, pahami ia dengan penuh rasa sayang. Jadikan ia seseorang yang mampu menjadikanmu satu-satunya wanita beruntung dimuka bumi. Jangan menyerah ketika mulai beramarah, sebab dibalik itu semua cinta didalam hatinya sangatlah sempurna. Semoga bahagia ?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”