Teruntuk Lelaki Hebat yang Kusebut Bapak.

14 Mei 1950.

Advertisement

Siapa yang tahu, beliau yang baru lahir akan menjadi superhero kami? 66 tahun sudah bapak menjalani hidup. Tujuh belas tahun sudah, bapak selalu menemaniku. Dahulu—semasa kecil—aku ingat bagaimana aku selalu menghindari pelukannya, menghindari ciumannya. Hanya karena beliau perokok, dan kumis bapak tebal seperti yang sedang ramai di zaman sekarang.

Aku sangat ingat, bagaimana aku iri melihat ayah orang lain, karena ayah mereka dapat tertawa bercanda dengan anaknya. Aku sangat ingat, bagaimana aku marah, aku kesal (yang kupendam) karena kemarahan bapak yang disebabkan oleh hal-hal kecil. Dan aku begitu ingat, aku tidak dapat meluapkan perasaanku pada Bapak, aku bingung bagaimana harus memulai kata, aku takut untuk melakukan kesalahan dihadapannya.

Tapi aku lebih dari begitu ingat, bagaimana Bapak selalu menanyakan keadaanku setiap aku sakit. Bagaimana Bapak dengan diam-diam memperhatikan hobbyku membaca, lalu membelikan komik dari pasar loak kesukaan beliau. Datang lewat petang dan menaruh sekantung kresek penuh komik cantik pada meja makan. Katanya, Untuk Rara. Tiba-tiba membelikan eskrim, selalu menjemput lebih awal dari kepulanganku, bingung dan berjam-jam menungguku di depan sekolah karena HP-nya yang tertinggal, bertanya seusai beliau mengaji “Rara sudah shalat? Rara kok Bapak lihat belum ngaji?”. Semua perhatian kecil lainnya yang selalu tertutup oleh ke-kaku-an ku terhadap Bapak.

Advertisement

Bagaimana bapak diam-diam memperhatikan keinginanku, dan berusaha sekuat tenaga untuk mengabulkannya, adalah sebagian bentuk dari kasih sayangnya yang kasat mata. Aku tahu, Bapak selalu ingin dekat pada anak-anaknya. Bercanda, menonton film-film barat kesukaannya. Adalah aku yang salah, tidak tahu bagaimana cara untuk dekat dan bercanda dengannya.

Sedih rasanya melihat Bapak yang terbaring lemah di ranjang saat ini. Bapak yang biasanya selalu sibuk dengan memperbaiki apa-apa yang rusak pada rumah. Bapak yang biasanya tidak pernah berhenti melakukan sesuatu. Kini Bapak hanya berdiam, minum dan makan pun jika diingatkan. Bapak yang kini hanya tertawa kecil jika diledek.

Sungguh, Bapak adalah ciptaan terbaik yang Allah beri pada ku. Berilah kesembuhan untuk Bapak, Ya Allah. Kami semua menyayanginya, dan kami semua tahu kasih sayang Bapak pasti melebihi sayang kami padanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

6 Comments

  1. Rizky Ernandi berkata:

    Semoga penyakitnya diangkat oleh Tuhan. Untuk penulis semoga selalu diberikan kesabaran dan ketabahan..

  2. Reny Amalia berkata:

    Innalillahiwainnailaihirojiun… Bapak udh tenang skrg dek, udh ga sakit lg.. Semoga bapak khusnul khotimah, dtempatkan di sisi terbaik dsamping Allah SWT ya dek. Doa dari qta anak2 nya jangan pernah putus.. Alfatihah utk bapak.. We love you, Pak…as always.. �