Terima Kasih untukmu yang Pernah Menjadi Bagian Masa Laluku. Jangan Lupa Bahagia Meski Tanpa Kehadiranku

kamu pernah menjadi bagian masa laluku

Kamu, pernah menjadi pelangi setelah hujan air mata yang aku rasakan. Kamu, pernah menjadi kalimat terindah disetiap kata dalam puisiku. Kamu pernah menjadi senyum dalam rinduku, dan kamu pernah menjadi proritas masa depanku.

Advertisement

Namun kini, sesaaat hanya tinggal berkasnya saja, terkubur dalam sebuah kenangan yang tak mungkin terulang kembali. Aku menyadari semuanya, jika kita hanya ditakdirkan untuk bertemu, bukan untuk bersama.

Menahanmu untuk tetap tinggal di sini, sebenarnya hanya mengundurkan waktu saja untuk tidak terluka. Karena pada akhirnya kau akan tetap pergi menuju takdirmu. Perihal cinta, jangan kau tanya hal itu kepadaku, karena jawabanya ada pada dirimu. Rindu? Apalagi. Harapan? Setiap doa terisi penuh dengan kalimat namamu. Tetap memilih pergi? Aku bisa apa.

Namun, aku patut berterima kasih kepadamu karena telah menyukaiku waktu itu. Ya meskipun pada akhirnya tak sempat menjadi kita, tetapi cinta tetaplah cinta, indah dirasa dan kau luar biasa.

Advertisement

Takdirmu dan takdirku tak mampu dihindari. Cinta boleh berencana, tapi ketentuan tetap milik-Nya. Aku tak menyalahkanmu atau pun menyalahkan diriku sendiri. Mungkin saat ini, kita sama-sama berjuang untuk mencapai bahagia, meski kenyataannya telah berbeda.

Memang rasa yang kita miliki sama, tapi masa depan kita berbeda. Ketika takdir telah menjawab, apa beleh buat. Pada akhirnya cinta yang kita bangun harus lebur dalam waktu dengan kalimat selamat tinggal.

Advertisement

Apapun status kita setelah kisah ini, tetaplah menjadi dirimu yang baik seperti dulu, dirimu yang tangguh, dan dirimu yang luar biasa menjalani hidupmu, sama seperti aku. Jangan lupa bahagia dalam menjalani waktumu dan aku yakin kau pasti menemukan bahagiamu kelak. Kita tak ada pilihan lain, selain mengikhlaskan semuanya.

Tak perlu kita saling bertanya siapa yang salah dan siapa yang benar, karena itu tak penting hanya membuat hati semakin terluka. Lebih baik saling menyadari jika hidup di dunia ini begini adanya, senang atau tidak, jika sesuatu yang bukan milik kita, sekarang atau nanti maka akan pergi juga. Tak boleh juga menghakimi hidup ini dengan emosi karena sesungguhnya takdir hidup yang kita miliki ditulis oleh "penulis terbaik" dan tak mungkin mencelakakan.

Seperti kamu, bertemu lalu menjalani kisah cinta yang teramat indah denganku. Ternyata itu bukan untuk selamanya, tetapi sebatas waktu saja dan kini kita telah menjadi orang lain. Itulah kenyataannya dan kita harus menerima dengan penuh kesadaran dan kesabaran.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jejak Rindu Di Telaga Nurani"

Editor

une femme libre