Berbeda dengan orang lain sama sekali bukanlah hal yang buruk. Adanya sikap sensitif daripada orang lain merupakan hal yang wajar. Namun, perasan bahwa ada yang berbeda pada diri akan membuat kita berputar-putar sehingga sulit berbaur dengan orang lain.
Anggapan bahwa diri tumbuh di lingkungan yang berbeda dengan orang laon biasanya semakin meningkat secara negatif menjelang dewasa. Hal ini sering kita temukan dalam kehidupan. Contohnya ketika seseorang memasuki perguruan tinggi, lepas dari lingkungan sekolah kita akan mulai dihadapkan oleh berbagai macam orang, banyak mahasiswa yang memiliki kesulitan untuk beradaptasi karena kondisi yang terpendam di dasar jiwa.
Sehingga mengira bahwa orang lain tumbuh di lingkungan  dan orang tua yang baik, memiliki sikap mudah bergaul serta ramah. Tidak sedikit dari mereka merasa terhibur setelah menemukan jawaban dari permasalahannya melalui sesi curhat kepada sahabatnya, perkataan bahwa bukan hanya kamu yang seperti itu rasanya menjadi cukup terhibur, yang pada akhirnya muncul rasa saling mengerti karena ada kesamaan pengalaman dan emosi.
Walaupun begitu, tidak semua orang berbagi perasaan pada orang lain menjadi jawaban atas semuanya, mengingat tidak mudah membujuk orang  yang merasa bahwa dirinya tidak cukup beruntung. Karena ukuran kemalangan yang tidak relatif, ada yang terpuruk ketika ditimpa sesuatu ada juga yang mencoba bertahan dan berusahan bersikap tegar meskipun mengalami penderitaan.
Bila seseorang percaya bahwa dirinya tidak beruntung maka kita tahu bahwa ada sesuatu yang membuatnya berpikir akan hal itu, karena sekali tertanam, kepercayan itu akan mengakar dengan kuat. Hal inilah yang membuat orang-orang dengan pikiran tersebut terlihat jauh lebih menderita daripada yang terlihat. Lebih parahnya masalah menjadi semakin pelik ketika muncul pertanyaan Mengapa hanya aku? Kenapa hanya aku yang mengalaminya? Kata 'mengapa' seakan menjadi kritik terhadap nasib hidup sendiri.
Pikiran akan hal tersebut lebih sulit dilupakan, ketika ingatan sudah tenggelam ke dasar jurang kesadaran selalu saja tertarik ke permukaan bila dirasa sudah lupa. Untuk melupakannya, memang tak mudah, maka dari itu kita tak boleh mengaitkannya dengan perasaan. Mulailah dengan berhenti mengajukan pertanyaan mMengapa hanya aku? Karena pertanyaan itulah yang akan membuat perasaan semakin buruk. Maka itu mulailah dengan pada diri yaitu sikap akan kesadaran. Yakni sadar akan diri sendiri yang spesial, karena sangat penting untuk mengetahui seberapa besar kita menganggap bahwa diri kita spesial.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”