Kamu adalah pria yang aku pilih dari sekian banyak pilihan di luar sana. Dengan rasional tentunya. Setelah pertimbangan yang panjang bahwa kamu bisa menjadi partner terbaik untuk hidup bersama. Kamu yang saat ini masih menjadi rahasia, sementara kita belum bertemu dan bertegur sapa, selama waktu tunggu adalah satuan bagi kita, maka ijinkanlah kali ini aku mengungkapkan harapan-harapan ini kepadamu.
Pria baik, yang kelak kupanggil suamiku, dan menemani masa tuaku. Dan kelak, kamu harus membaca tulisanku, dan kiranya, inilah hal-hal yang ingin kusampaikan.
Semoga tanganmu tak enggan untuk aku genggam. Semoga kau cukup sabar memelukku di ujung malam.
Bukan hal mudah ketika harus kutinggalkan kenyamanan dan hangatnya rumah di bawah atap kedua orang tuaku, kemudia memilih seatap denganmu. Bahkan mungkin bergabung dengan keluargamu, yang pada mulanya adalah orang asing bagiku. Kurelakan waktu bersama teman dan keluargaku berkurang demi melewati bahtera hidup denganmu.
Kamu perlu tahu, tidaklah ringan konsekuensi saat kupilih menjadi pendampingmu. Namun, proses itu akan aku jalani sepenuh hati, selama kamu setia menemani.
Satu yang kuharapkan, Sayang.. semoga kamu cukup sabar menghadapiku dengan segala sifat rewel dan pemarahku. Semoga kamu tak akan lelah saat mengahadapi sikap manjaku. Semoga kamu tak keberatan saat kurebahkan kepalaku di dadamu, saat aku butuh kekuatan melalui genggam tanganmu.
Semoga kamu bersedia menjaga satu nama di hatimu, yaitu namaku.
Berjanjilah bahwa kita akan sama-sama berusaha untuk setia dan menjaga satu nama. Aku tahu, hal itu bukanlah perkara mudah, namun ingatlah saat kita pertama bejumpa lalu dengan penuh keyakinan kita membangun komitmen dan berjanji untuk setia hingga hari tua tiba. Segala macam godaan pastilah akan ada, namun aku berharap kamu tidak akan pernah goyah. Karena sebaik-baiknya cinta ialah yang menjaga satu nama.
Berjanjilah untuk tetap menjaga kewarasan di tengah semua cobaan. Kita disatukan karena sebuah alasan, maka tak sepatutnya kata menyerah layak kita ucapkan.
Tentu saja ada kalanya kita akan bertengkar hebat, saling menyalahkan, saling menuding, bahkan beradu argumen masing-masing. Tapi berjanjilah kita akan berusaha menjaga kewarasan kita. Berjanjilah untuk saling menurunkan ego kita dan menyelesaikan setiap masalah yang mendera. Menyelesaikan dengan kepala dingin tentunya.
Bukankah kita sudah sama-sama dewasa saat dengan mantap kamu mengajakku ke pelaminan, dan dengan penuh keyakinan pula aku mengiyakan. Maka tak sepantasnya saat kita sudah sama-sama dewasa dengan mudahnya kata menyerah keluar dari mulut kita hanya karena sebuah masalah yang mendera.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”