Sudah sejak lama aku ingin menuliskan ini, surat yang mungkin tak akan pernah sampai di tanganmu. Tetapi, aku berharap suatu saat kamu membacanya. Apa kabar kamu di sana? Pasti sedang berbahagia karena hari-harimu selalu dihujani kasih sayang oleh lelaki yang kamu cintai dan mencintaimu. Maaf jika aku lancang, aku hanya ingin memperkenalkan diri. Aku adalah wanita yang pernah dekat dengan lelakimu. Kupikir aku orang yang sangat beruntung, bisa mengenal lelaki seperti dia. Dia pintar, penyayang, lembut, perhatian. Dia juga pendengar yang sangat baik. Tunggu, jangan buru-buru cemburu. Tenanglah sebentar, akan aku ceritakan semuanya. Dulu sekali, saat pertama kami saling mengenal, dia pernah sedikit bercerita tentangmu. Saat itu kukira kamu benar-benar sudah ada di masa lalunya. Saat itu pula aku berpikir bahwa diriku cukup hebat, bisa membuatnya melupakanmu. Tapi ternyata tidak, aku salah.
Perihal kamu dan dia, biar aku ucapkan selamat dulu kepada kalian yang akhirnya akan dipertemukan kembali dalam ikatan yang lebih serius. Tak usah kamu tanya aku tahu dari mana, karena aku selalu tahu segala hal tentang kalian, bahkan tentangmu. Kamu, wanita yang begitu cantik, anggun dengan balutan busana yang membuat siapa saja lelaki akan menghormatimu. Dari cara menulismu, sepertinya kamu juga lembut, penyayang, dan keibuan. Benar begitu? Ah lelaki mana yang tidak jatuh hati padamu. Dan tentang aku, kamu tak perlu tahu.
Ketahuilah, dulu, dalam waktu yang begitu singkat, lelakimu pernah memberikan harapan padaku. Dan aku akui, ketika itu aku begitu jumawa karena merasa dicintainya sebesar dunia. Saat itu aku belum tahu bahwa kalian sebenarnya masih saling memegang komitmen. Jika saja aku tahu, tak mungkin selancang itu aku jatuh hati pada lelakimu. Hingga suatu ketika aku merasa bahwa ada yang disembunyikannya dariku. Aku mulai mencari tahu, dan sampailah jawabanku pada seseorang yang pernah ada di masa lalunya, kamu. Kamu tahu bagaimana rasanya ada di posisiku? Sakit, hancur, hidupku hampir berantakan. Kisah yang belum dimulai sudah harus selesai. Ya, akhirnya lelakimu mengakui, bahwa kepadamu, dia masih menaruh harap. Selamat, kamu beruntung.
Jangan pernah berpikir jika aku menyalahkanmu. Sama sekali tidak. Di hadapan lelakimu, aku membelamu, membela perasaanmu, membelamu sebagai seorang wanita yang hatinya akan begitu sakit ketika diduakan. Jika saja kamu tahu perihal kedekatan lelakimu denganku, mungkin kamu juga akan sama sakitnya denganku. Untunglah kamu tidak tahu, dan semoga lelakimu tak akan menceritakannya padamu, hingga membuatmu merasakan sakit seperti yang aku rasakan.
Sebentar mengenal lelakimu membuatku tahu sedikit tentangnya. Jika boleh, untuk yang pertama dan terakhir, melalui surat ini aku ingin minta maaf padamu karena hingga saat ini aku masih manyayangi lelakimu. Tapi tenang saja, aku tak akan pernah mengusik kalian.
Tentang lelakimu, apakah dia masih suka tidur selepas subuh? Dia memang selalu seperti itu. Ajari dia pelan-pelan untuk menghilangkan kebiasaan itu. Ajak saja jogging, sepertinya dia suka.
Untuk masalah makan, dia selalu seenaknya. Makan pagi jadi makan siang. Aku tak bisa lagi mengingatkannya, jadi katakan padanya kalau itu tidak baik.
Suatu ketika jika dia lama membalas chatmu, kamu jangan buru-buru berprasangka yang tidak-tidak. Dia, lelakimu suka sekali main pees, atau nonton bola. Beri dia kesempatan untuk mencari hiburannya sendiri. Tapi, aku yakin dia tak akan menomorduakanmu dengan kesenangannya itu.
Mmmm…apakah lelakimu pernah bercerita padamu kalau ia ingin menjadi dosen? Katanya jadi dosen itu enak, tidak kepanasan…hehe lucu yaa. Suatu saat, jika kalian sudah bersama, kamu jangan mengeluh jika sebagian penghasilannya digunakan untuk sekolah lagi. Tetap sabar dan dukung apa yang jadi cita-citanya.
Sebenarnya masih banyak yang ingin aku ceritakan padamu. Tapi kurasa cukup sampai di sini saja. Aku yakin kamu lebih tahu banyak tentang lelakimu. Aku hanya ingin berpesan padamu, apa yang pernah lelakimu ceritakan padaku, semoga bisa ia wujudkan bersamamu. Jadilah wanita yang selalu ada untuk mendukungnya. Dia sungguh sayang padamu, percayalah. Pertemuan lelakimu denganku sudah diatur Tuhan, untuk membuatnya sadar bahwa memang kamu sebenarnya wanita yang dicintainya. Kamu, wanita yang dia pilih. Bahagianya ada padamu, maka jangan buat dia kecewa sedikitpun. Semoga kalian bahagia.
Salam, dariku yang pernah mengenal lelakimu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Ohh sedih sekali,.. Brrti tidak cinta sejati