Teruntuk Dirimu yang Hanya Sekedar Singgah Lalu Pergi, Esok Aku Akan Memulai Hari dan Hati yang Baru.

Sudah cukup lama aku tidak mendengar kabar darimu, Terkadang terbesit rasa ingin kembali tetapi aku sadar jika “Angin yang berhembus ditempat yang sama akan berbeda arahnya” .

Sempat Sangat Tidak Percaya, Saat Kau Mengatakan “Kita Tak Lagi Bersama”

Jika harus mengingat kembali pertemuan kita sangat sederhana, berawal saat kau bercerita disalah satu chat sosmed tentang hubunganmu dengan dia yang sempat goyah dan akhirnya berakhir, aku yang mungkin saat itu hanya sekedar menguatkanmu. Hari demi hari berlalu, kita semakin nyaman dengan apa yang kita bahas dan akhirnya rasa ingin memiliki itu tumbuh, masih sangat jelas teringat saat aku mengungkapkan isi hati yang sebenarnya dan engkau membalasnya dengan senyum manis dan mengatakan ‘iya’

Advertisement

Karaktermu yang sedikit cuek dan tidak mau tahu kubalas dengan perhatian yang lebih, Masih sangat teringat jelas dibenakku saat engkau malas mengerjakan tugas kuliahmu,aku berusaha menyemangati dan memberi target tugasmu harus selesai saat ini karena deadline tugasmu besok.

Saat aku bertanya “Hey,” Tugas kuliahmu gimana? Apakah Sudah Selesai ? dan kamupun menjawabnya “Sudah selesai sesuai target”

Advertisement

Senang rasanya mendengar jawaban itu.

Begitupun dengan aku, Sifatku yang tidak bisa mengontrol Ego engkau menimpalinya dengan kata-katamu dan rangkulan yang membuat aku tenang.Ternyata kita begitu mengimbangi.

Advertisement

Ada masanya dimana kita tidak sependapat lagi, dan ada masanya juga suatu masalah harus diselesaikan dengan jalan perpisahan.

Jangan salahkaan aku jika kamu sempat jadi yang teristimewa, Bagaimanapun juga kita tetap pernah satu tujuan !

Aku Berusaha Tegar Meski Aku Tahu Bahwa Aku Adalah Pihak yang Ditinggalkan.

Apakah masalah kita terlalu rumit untuk diselesaikan secara dewasa tanpa engkau harus berfikir secepat (sesempit) itu untuk mengakhirinya ?

Jujur saja pertanyaan itu berputar-putar tanpa arah dibenakku, setiap kali menjelang tidur dan berlangsung ketika bangun pagi, bahkan ketika aku diam sendiri .

Begitu spontannya engkau mengatakan ‘Kita Tak Bisa Lagi Bersama’ Aku diam dan hanya bisa berkata “Oh” Jawabku, Seakan kehabisan kata-kata.

"Mungkin kamu berfikir langkahku akan berhenti, Tidak ! Justru sebaliknya, Langkahku yang sebernarnya baru akan aku mulai.

Terima Kasih Untuk Rasa ini, Darimu Aku Belajar Menjadi Pribadi yang Lebih Baik Lagi.

Senang bercampur sedih ketika aku harus tau beberapa pria mulai mendekatimu, mungkin sifat cuek dan rasa tidak ingi tahu mu membuat engkau begitu cepat melupakan masa dimana aku harus kau tinggalkan, Tidak aku tidak mau bersifat sinis disini, justru aku sangat kagum akan sifatmu, berhenti peduli kepada orang yang terdahulu menyayangimu adalah semudah memetik daun yang sudah kering.

Aku yang memulai kisah ini dengan cara baik – baik dan aku harus tertunduk sejenak ketika kau memutuskan hubungan ini dengan hanya berkata 5 huruf ‘PUTUS’ di salah satu Media Sosial, Sungguh caramu berbanding terbalik dengan apa yang aku lakukan sebelumnya.

'Karena pengalaman adalah guru terbaik !

Aku begitu iri denganmu yang mudah melupakan masalalu, sangat berbeda dengan aku yang butuh waktu sangat lama untuk memahami arti kata “kita tak bisa bersama lagi” yg sempat engkau garis bawahi dan menebalkan hurufnya. Memang sangat butuh waktu yang tidak sedikit lama, tapi aku yakin aku bisa dan berhasil.

Lambat Laun Aku Mulai Terbiasa dengan Suasana yang Baru, Hari yang Baru, dan Hati yang Baru.

Berhenti menyalahkan diri sendiri, menyalahkan keadaan, berhenti mengasihani diri sendiri, itulah caraku menyembuhkan apa yang aku rasakan, berbanding terbalik denganmu yang mudah memasang wajah tidak peduli, jika kamu harus tau, proses penyembuhanku berlangsung secara pelan dan pelan. Dihari pertama setelah kita tidak bersama lagi, aku kerap terlarut dalam luapan emosi dan ego yang datang dengan tiba-tiba.

Keluarga, kerabat dan teman terdekatlah yang berusaha menegarkanku , dan menguatkanku ketika aku berfikir aku gagal untuk yang kesekian kalinya mereka “Memvonisku” dengan semangat yang sangat luar biasa, Cinta yang tulus, dan Harapan yang baru, Bahwa yang harus aku garis bawahi adalah : Ini adalah pelajaran yang terbaik, Jadikan ini pedoman langkahmu untuk kedepannya,

Suatu Hari Nanti Aku Percaya Bahwa Aku Akan Menemukan Orang yang Lebih Baik Dari Sebelumnya, Kupebaiki diriku, dan Aku Akan Mampu Memberinya Cinta yang Lebih,

Sempat sangat optimis jika aku mendengar kata “kita”,

Namun Akhirnya harus bisa menerima bahwa “kita” sudah menjadi Kau dan Aku,

Rasa yang dulu sempat susah untuk aku hapus jejaknya, kini aku perlahan bisa menghapus jejak tersebut, jika dulu aku begitu benci akan tempat dimana kita bisa bersua, kini perlahan aku berani mendatangi tempat tersebut.

Tidak ada yang sia-sia, rasa yang pernah aku perjuangkan tetapi akhirnya gagal juga, setidaknya rasa yang pernah kumiliki telah membuatku paham akan makna memberi.

Perpisahan ini bukanlah suatu masalah yang harus aku larutkan terlalu lama, Justru ini Leader yang akan memimpin langkahku untuk kedepannya !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang Cowo kelahiran era 90an, Penikmat Kwetiau Goreng/Basah dan Lagu Lagu Keane

109 Comments

  1. Two tumbs up mas eko,berani nulis artikel soal “cinta” di media sosial

  2. Hahaha..Q dulu juga suka nulis cerpen buat ngungkapin perasaan..berantakan di awal itu wajar,yg susah itu niatnya..latihan trs aja,lama2 akan terasa bedanya

  3. Eko Hadi Setiawan Q juga gak ahli mas,cuma seneng nulis aja,kebetulan pas SMP lolos di forum cerpenis kota malang,baru berhenti pas tengah kuliah..ayo sama2 belajar..tp dari diksinya,sampean udah oke lho..

  4. Raistamala Nediasani wah itu amazing sekali bisa lolos mba !
    Kadang suasana hati juga ngaruh mba wkwk,
    Dulu sih jaman smp sering tuh milihin cerpen biasanya di koran jawa pos edisi minggu, lah sekarang udah ga ada, malah isinya berita2 ga mutu mba, hadehh

  5. Eko Hadi Setiawan bener banget..kalo lg mood,bikin cerpen semalem juga bisa,kalo gak mood,seminggu baru kelar tuh cerpen..hahaha
    Skg msh ada kan cerpen hari minggu? Tp lbh banyak temanya nyrempet politik

  6. Eko Hadi Setiawan sip sip sip..good luck mas..boleh lah kapan2 kalo Q ke paiton liat hasil cerpennya mas eko..hahaha

  7. Raistamala Nediasani wkwk itu kmren aku cari lg udah g ada mba, soalnya dlu aku jdiin kliping dibuku, lah aku baru inget akhir2 ini klo aku smpet ngumpulin cerpen,,, lah tak cari ga ada 🙁

  8. Yaaahhh,padahal penasaran sama cerpen2 jaman dulu :'(

  9. Eko Hadi Setiawan Q sudah mengalaminya,cerpen2ku udah dipindah tangan ke tukang loak,malahan cerpen yg menang lomba dan dibukukan,entah dimana skg..sekonyol2nya ceritanya,tp itu hasil jerih payahQ :'(

  10. Dyana Khaina berkata:

    Bagus artikel…