Teruntuk diriku sendiri,
Hai, bagaimana kabarmu hari ini?
Aku lihat, kamu begitu kelelahan. Senyummu tak selepas biasanya. Aku juga sering melihatmu menyeka air mata yang belum sempat jatuh. Aku tahu, kamu sedang menyembunyikan air mata karena luka yang begitu hebat dan dadamu juga sering terasa sesak. Bahkan, kamu beberapa kali memandangi sekelilingmu dan berharap ada tempat untuk menyandarkan lelahmu walau sebentar. Hatimu pun berteriak meminta untuk didengarkan. Namun sayang, tak ada seorangpun di samping kanan kirimu. Yang ada hanyalah dirimu sendiri.
Orang-orang yang berjanji siap menjadi rumah untukmu juga entah kemana perginya. Yang kamu harapkan bisa menjadi rumah juga menghilang meskipun kau selalu mencari dan memintanya untuk tinggal. Kamu benar-benar lagi sendirian. Sekelilingmu hanya membuat lukamu semakin menganga. Mereka tak sedikitpun menenangkanmu, tetapi justru sebaliknya. Mereka semakin membuatmu sesak dan tertekan. Aku tahu, ini pasti berat banget buat kamu. Sayapmu yang tinggal sebelah hampir patah.
Teruntuk diriku sendiri,
Sini peluk dulu..
Terima kasih ya, kamu sudah hebat banget, kamu tumbuh menjadi manusia kuat dan mampu bertahan di situasi yang sangat pelik ini. Meskipun air matamu seperti air terjun yang tak berjeda, kamu tetap memilih untuk tidak menyerah dan terus berjalan untuk melewati jalanan yang penuh paku. Kakimu terluka parah tapi kamu tidak menyerah. Terima kasih sudah selalu meyakinkan diri bahwa situasi pelik ini pasti bisa dilewati dan berlalu.
Teruntuk diriku sendiri,
Hari ini kamu mau makan apa? Aku pesenin yaa..
Atau mau jalan-jalan sambil belanja?
Atau mau rebahan aja di kamar? Ayuk aku temenin, janji.
Aku ingin mengapresiasi pencapaianmu yang luar biasa ini. Kamu telah berhasil melewati badai yang begitu kencang dan durasinya cukup lama ini. Kamu berhasil membuat sayap sebelahmu yang hampir patah sembuh dan kokoh kembali. Sekarang kamu bisa kembali terbang. Aku tahu, proses yang kamu lalui begitu rumit dan membuat dirimu sendiri terluka. Kamu juga harus mengabaikan dirimu sendiri demi sayap sebelahmu kembali utuh. Banyak hal yang sudah kamu korbankan. Salah satunya kamu harus kehilangan sesuatu yang sangat kamu cintai. Kamu harus melepaskan pekerjaan yang selama ini membuat jajanmu lancar.
Dan hebatnya lagi, kamu melalui ini semua seorang diri. Kamu berdiri di atas kakimu sendiri. Kamu tidak bergantung kepada siapapun termasuk ke orang yang paling dekat denganmu saat ini. Kamu mampu menguraikan setiap belitan benang yang ada. Pokonya kamu keren banget.
Teruntuk diriku sendiri,
Aku peluk kamu sekali lagi boleh kan?
Aku sayang dan bangga banget sama kamu. Sekarang kamu telah tumbuh menjadi manusia yang jauh lebih kuat dari kemarin. Kamu lebih dari apa yang kamu pikirkan. Kamu adalah seorang yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Kamu mampu bertanggung jawab atas dirimu sendiri dan seorang yang teramat kamu cintai. Kamu rela mengorbankan dirimu sendiri demi kembali melihat senyum malaikat tak bersayapmu.
Sekarang, badainya sudah berlalu. Kamu ambil jeda dulu ya, habis itu kita susun lagi semuanya. Kita mulai berjalan lagi, pelan-pelan aja karena lukamu belum begitu pulih. Aku akan selalu sayang sama kamu dan selalu bersamamu. Kita gapai satu-satu ya mimpi-mimpi itu.
Teruntuk diriku sendiri,
Sekali lagi terima kasih ya, sini aku mau peluk kamu erat-erat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”