Dear, Ayah….
Ayah, aku adalah putri bungsu yang hingga detik ini masih kau jaga, kau sayang, juga kau khawatirkan. Aku telah melewati banyak peristiwa dalam hidupku, masa kanak-kanakku kulewatkan bersamamu juga Ibu. Masa remajaku, yang penuh dengan larangan ini dan itu.
Kini, dengan bertambahnya usia yang sudah tidak pantas disebut remaja lagi, ada seorang pria yang tertarik padaku, pun aku juga tertarik padanya.
Ayah, di usiaku yang sudah tidak remaja lagi, pria ini dengan tegas meminta padamu untuk menjadikanku istri juga Ibu untuk anak-anaknya kelak. Dia, yang meskipun tidak pernah mengumbar banyak janji tapi aku yakin dengan segenap hati dia akan menjagaku, melindungiku, menyayangiku, juga mengajariku hal-hal yang belum pernah kudapat darimu.
Pelajaran memasuki surga melewati pintu yang lain.
Ayah, terima kasih atas ijinmu juga restumu memperbolehkan ada pria lain yang membantumu mendidikku agar menjadi pribadi yang baik. Terima kasih telah rela kasih sayang putrimu ini harus terbagi dengan pria lain selain dirimu.
Ayah, waktu berjalan begitu cepat. Dulu gadis bungsumu yang kecil dan lucu, kini telah bermetamorfosa sebagai gadis dewasa yang sudah siap untuk menjalani hidup yang sebenarnya.
Ayah, di hari-hari terakhirku sebagai putri bungsumu sebelum melepas masa lajangku, dengan segenap hati aku ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas apa yang kau berikan meski itu berselimut acuh, namun aku yakin berjuta kasih sayang yang ingin kau tunjukkan dengan apapun itu, aku pasti bisa merasakan.
Ayah, di usiaku yang sudah tidak remaja lagi, aku mohon restumu dan doamu, supaya pria ini dapat membantu meneruskan perjuanganmu sebagai lelaki, ayah, juga kepala keluarga untuk keluarga kecil kami kelak.
Aku tidak meninggalkanmu juga Ibu, aku hanya akan mengembangkan kedewasaan diriku dengan mejadi pendamping seseorang yang nanti akan kau sebut sebagai menantu.
Dia bukan mengambilku darimu,dia hanya membantumu untuk mendidikku menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Padanya, kini kau akan bisa berbagi cemas tentangku. Kekhawatiranmu akan kau bagi dengan pria yang nanti kau sebut sebagai menantu.
Jangan khawatir, Ayah, aku akan baik-baik saja. Di sinilah hidupku yang sesungguhnya akan kujalani. Aku hanya ingin kau percaya padaku, juga padanya. Pada kami. Semua akan baik-baik saja.
Ayah, Ibu, aku dan pria yang kelak kau sebut menantu. Semua akan baik-baik saja. Kehidupanmu, pun kehidupan kami nanti.
Tak akan habis kuminta restu dan doamu untuk jalan hidup yang sudah aku pilih. Terima kasih, Ayah…pahlawanku…aku mencintaimu….
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.