Teruntuk Gula Jawaku. Terima kasih.

Hai gula jawa ku, bagaimana kabarmu? Boleh kan aku memanggilmu "gula jawa" ku? Semoga kau selalu berada didalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Disini, aku sedang menyesap teh tawar hangat sambil menatap wajahmu. Iya, wajahmu yang sengaja kujadikan wallpaper di layar handphone-ku, agar bisa kunikmati selalu lekuk indah wajahmu. Boleh kah aku menanyakanmu sesuatu? Bagaimana kau bisa menemukan ku? Bagaimana caranya kau bisa tahu bahwa ternyata aku ada di dunia? Bagaimana bisa gula jawa sepertimu tertarik dengan cobek batu seperti aku? Apa mungkin karena aku terlihat kuat, tegar, dan halus? Tidak. Cobek batu seperti aku tidak sekuat yang kamu kira, aku tidak sekuat, setegar, dan sehalus yang kamu kira. Aku adalah cobek batu yang telah di tempa ulekan berkali-kali… Aku cacat, aku rusak, aku tidak sempurna. Lalu apa yang membuatmu yakin untuk memilih dan menerimaku? Bagaimana bisa Tuhan menciptakanmu dengan hati dan jiwa yang besar? Aku rasa, gula jawa sepertimu selayaknya mendapatkan gula pasir yang putih dan bersih, tapi mengapa kau malah memilih aku yang jauh dari lingkunganmu? Ahh.., benar-benar tidak habis fikir. Hai gula jawa ku, Izinkan aku berterima kasih untuk ketulusan hatimu, untuk segala cinta yang kamu ikhlas kan untukku, untukmu yang berbesar hati dan berjiwa besar ikhlas menerima kekurangan, kesalahan serta ketidaksempurnaan ku. Terima kasih karena telah memintaku untuk menemani hidupmu hingga tua, terima kasih karena telah bersedia mengajakku serta untuk membangun cinta, terima kasih karena telah bersedia menjadi bakal suami yang siaga untukku, dan terima kasih karena telah bersiap-siap menyediakan nama untuk anak, cucu serta cicit-cicit kita nanti. Serta untuk "sayangku" nya yang kudengar dan kubaca setiap hari.. Terima kasih banyak. "Ahh.. benar-benar…", Gula jawa ku adalah hadiah yang paling istimewa, "Tuhan, berikanlah yang terbaik untuknya. Doa yang akan selalu ada disetiap malam-mu sebelum akhirnya menutup hari yang panjang. Dan terima kasih telah menghadirkan dia untukku…"

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Segalanya berubah semenjak negara api menyerang! Seorang penikmat hujan, penanti embun pagi, dan pencinta malam sunyi.