Ternyata Begini Loh Cara Berpikir di Dalam Industri Videografi, Keren Juga Deh!

Pertama, kita bisa ubah cara memandang masalah, kedua ubah cara pikir kita untuk mencari solusi

Pada tulisan kali ini saya mengambil judul “How to Think in Videography Industry". Ide tulisan ini berawal dari curhatan rekan-rekan saya yang memberi pengalaman serta pernyataan perihal industri kreatif. Tujuan sebenarnya saya ingin memberi beberapa opini dan gagasan  dengan membuat sebuah simplified problems menjadi sebuah solusi yang mudah-mudahan bisa practical.

Advertisement


Berawal dari pertanyaan “gimana sih cara untuk menstandarisasi harga sesuai keinginan klien dan solusi jika client terlalu banyak complaint?”



Atau misalnya pertanyaan seperti “saya suka berpikir merasa tidak punya gairah, saya suka merasa minder dengan karya orang lain, saya terkadang juga suka merasa mampu tapi tidak banyak rekan yang tahu kemampuan yang saya miliki, dan saya suka merasa insecure karena banyaknya competitor yang main harga pasar”.


Adapun kumpulan-kumpulan masalah dan curhatan tersebut tidak hanya muncul dari orang yang sudah berpengalaman di dunia industri kreatif, akan tetapi orang awam yang baru mengenal dunia industri juga akan bertanya demikian. Dalam sudut pandang lain saya melihat bahwa masalah ini seharusnya ada metode atau jalan keluar nya supaya meringankan beban kerja di dunia industri kreatif. Awal kiranya masalah ini dari faktor external, akan tetapi munculnya masalah dimulai dari cara kita berpikir.

Advertisement


Bagaimana kita berpikir sebagai seorang professional di industry videografi ini?


Pertama, kita bisa ubah cara memandang masalah, kedua ubah cara pikir kita untuk mencari solusi. Dengan dua cara yang utama saya sebutkan akan membantu kita merasakan kekurangan pada apa yang akan kita kerjakan. Bagaimana jika kita mulai set up cara pikir kita?

Advertisement

Pertama, pahami terlebih dahulu bidang apa yang mau kita geluti. Kedua, bagaimana mempelajari ilmu dasar dan cara teknisnya, misal; mengoperasikan kamera, lensa, colouring, editing dan lain-lain. Sejalannya waktu berproses, maka kita akan terlatih dengan sendirinya setelah kita mengolah cara berfikir yang solutif.            

Agar lebih mudah untuk dipahami saya membuat beberapa point’ yang menjelaskan bagaimana cara berfikir kita sebagai pelaku industry videografi ini. Yang pertama kita bicara mengenai saya ingin menjadi seorang videographer professional, atau saya ingin menjadi orang yang bekerja di industry videografi, mulai dari tim creative, seorang director atau aktris. Mulai dari penanaman pola pikir kita seperti“karya itu di bilang bagus kalo gimana sih ?”, karena jawabannya pasti bermacam-macam. Misalkan pasti ada jawaban yang bagus itu entah yang gambarnya bagus, alur cerita nya gampang di mengerti, atau level artis yang kita pilih.

Maka dari itu setiap orang memiliki jawaban versi masing-masing, Kita sebagai pelaku industry harus punya semacam pemahaman bahwa kita mau masuk di dunia industry, maka kita harus punya gambaran bentuk karya yang baik itu seperti apa atau memiliki definisi gambaran umum karya yang baik itu seperti apa. Misalnya saya mendefinisikan karya saya baik itu juag memenuhi empat syarat yaitu, memorable artinya karya tersebut jika ditonton oleh audience akan secara otomatis termemori di otak audience tersebut dan akan menjadi top maindset, selanjutnya speak the language artinya karya tersebut berbicara dengan bahasanya atau tepat saran, misalnya karya tersebut di tunjukan untuk remaja juga harus menggunakan bahasa remaja dan seterusnya. Yang selanjutnya emosional yang dapet, artinya karya tersebut ada unsur profokatif nya ada unsur emosional nya tidak bisa di jelaskan dari mana nya tetapi jelas karya tersebut ada koneksi dengan emosional audience.

Yang terakhir fokus, dan pesannya clear, problem terbesar yang dialami oleh videographer kadang-kadang karena terlalu banyak hal yang ingin disampaikan. Karena terlalu banyak ingin menyampaikan pesan secara sendirinya kepala videomaker tersebut tidak akan fokus dalam menyampaikan pesan yang dimana itu merupakan fungsi dan tujuan awal karya tersebut dibentuk. 

Nah sekarang yang kedua, yang pertama kita membahas tentang pemahaman karya yang bagus seperti apa. Yang kedua ini membahas problem. Mengenali sifat dasar manusia itu kita memahami bahwa dari sekian banyak problem, harusanya ada salah satu konsep cara berfikir yang bisa menjawab semuanya, Karena ini adalah konsep yang sangat penting. Dan semenjak saya mempraktekan konsep ini bisa di bilang masalah pada diri saya melambat menghilang.

Mungkin ini bukan konsep yang bisa di aplikasikan ke semua orang tapi saya cukup yakin karena di diri saya konsep ini sangat saya rasakan sendiri manfaatnya dan selalu berhasil tidak pernah gagal. Mungkin dari pembaca sudah banyak sering mendengarnya yaitu konsep “From Follow the Function”,  yang artinya “bentuk itu selalu mengikuti fungsi”. Kita bicara fungsi selalu nomor satu, bentuk itu mengikuti. Jadi semisal contoh kita mau bikin katakanlah karya iklan, semisal mau buat iklan obat tetes mata.

Kita bicara fungsi dulu baru bicara bentuk jadi sebelum menentukan konsep, adegan, angle dan lain lain kita harus mikirin dulu fungsinya apa, kita harus bikin seperti apa, dan karya ini untuk siapa. Ibaratnya seperti kita mau beli kursi yang penting kan fungsinya terlebih dahulu mau warn nya bagus, bahannya bagus, designnya keren tapi saat kita dudukin tidak nyaman, bentuk tersebut tidak bisa dikatakan kursi. Dan sebuah karya itu harus fungsional, kita bicara tentang karya video iklan yang bagus, yang keren, tetapi tidak membuat fungsinya terpenuhi. Misalnya brand awarnes nya tidak ada, sells tidak naik, intinya tidak ada satu aspek pun yang menguntungkan client.

Akhirnya karya itu tidak fungsional, dan biasanya di situ muncul problem client kompain client tidak terima. Jadi seharusnya setiap keputusan kreatif kita sebagai videographer harus from follow function atau fungsional. Setelah membahas konsep yang ketiga kita membahas solusi, sekarang kita membahas bagaimana caranya membuat solusi.

Kita sebagai videographer dibayar untuk hasil jadi, para client tidak akan peduli persoalan proses yang kita perangi. Seakan-akan kita malah mencari perhatian dengan memnceritakan problem. Mungkin itu sebagai hiburan, tetapi tanpa disadari terlalu sering melakukkan itu akan membentuk cara berpikir kita hanya bisa melihat masalahnya tetapi tidak terbisasa mencari solusinya. Nah, sedangkan kita dibayar untuk memberi solusi, kasarannya kita bicara industry periklanan nih produknya sudah laku mereka ngga butuh membayar kita sebagai videographer untuk membuat karya iklan guna menyelesaikan masalah client. Oleh karena itu dalam menyikapi berbagai hal kita harus yakin bahwa kita bisa memberikan solusi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini