Hai kamu yang pernah menjadi cerita terindah dari kisah kasihku. Apa kabar? Apa kau baik-baik saja? Apa kini kau tlah menemukan kebahagiaan yang sangat kau inginkan dulu?
Aku harap demikian. Aku harap kau mendapatkan apa yang sangat kau inginkan. Sebuah kebahagiaan yang tak ku mengerti apa pengertian dan standarnya dari sudut pandangmu.
Namun yang pasti itu bukan aku, seperti yang kau katakan waktu itu. Ketika kau menyingkirkanku dari konsep hidup bahagia hasil ciptaan pikiran naif dan egomu. Kau hapuskan kisah kita yang ku sangka adalah cerita yang indah dengan cara tak berperikemanusiaan dan tak berhati.
Kau tertawa tanpa beban dan dosa ketika aku bahkan merintih kesakitan. Karena tak sanggup menanggung luka yang kau tinggalkan untukku. Terlalu sakit dan dalam sayatan luka yang kau beri padaku. Hingga aku pernah sangat meminta pada Tuhan agar sembuh dari luka itu.
Tuhan memang baik, setelah melihat betapa kerasnya aku berjuang untuk bangkit. DIA menghapus semua rasa sakitku yang ditambahi dengan sebuah hadiah kecil. Sebuah hadiah kecil berupa pemahaman yang lebih baik tentang cinta, harapan dan diri sendiri.
Tak semua cinta kan berujung menjadi kita untuk selamanya. Tak semua cerita indah kan selalu tetap indah. Ketika cerita itu harus berakhir kadang kala ia memang harus berubah menjadi sangat pahit. Karena hanya dengan begitu kita bisa lepas dari keindahan yang tak ditakdirkan untuk selamanya.
Tak semua harapan akan dijawab dengan jawaban yang indah. Kadang kala harapan kan menemukan titik buntu. Dan titik buntu itulah yang pada akhirnya kan menuntun kita tuk bertemu dengan sesuatu yang disebut "takdir".
Kau sangat berharga, sama berharganya seperti orang yang sangat berharga dalam hidupmu. Cintamu pada diri sendiri tak boleh kalah dari besarnya cintamu pada orang lain. Tuhan memberikan kehidupan ini adil untuk semua orang termasuk dirimu. Jadi jangan serahkan hidupmu pada orang lain, siapapun itu. Jika kau menyerahkan hidup yang hanya satu kali ini pada orang lain, lalu apa yang kan tersisa untukmu?
Untuk kamu yang pernah menjadi rumahku
Terima kasih pernah hadir dan ada dalam hidupku
Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk merasakan rasanya memiliki rumah
Tempat yang sangat nyaman untuk bersandar, berbagi keluh kesah dan menitipkan rasa
Meski untuk kemudian kau cabik hatiku hingga menjadi potongan-potongan yang sangat kecil
Yang dengan sangat susah payah kukumpulkan jadi satu dan utuh kembali
Terima kasih pernah memberiku bahagia dan luka berharga ini
“Don't ever make humans be homes.
Human can leave and gone.
If it can leave, then they are not homes.”
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”