Hai, patah hatiku…
Apa yang kau renggut kemarin perihal sakit hati yang tak ada ujungnya. Kini izinkan aku menyapamu lewat semua kenangan yang berjalan tak seimbang.Â
Hai aku, yang pernah tersentuh hatinya, jangan buat lemah perkara dia yang sudah jengah. Memang apa yang kau beri kemarin tidak seperti manisnya cinta yang dirasakan insan lain. Dulu sempat berdoa semoga apa yang ditunggu segera datang, tetapi perihal menunggu ternyata ada dedar kepastian.
Perihal menunggu ada harapan yang semoga tak mengecewakan. Perihal menunggu tentang doa yang dikabulkan. Perihal menunggu tentang tujuan yang berharap tak menghilang. Ternyata Tuhan lebih sayang, kau tak usah lagi datang untuk sebuah tunggu, kau tak usah lagi memberi harapan perihal ada yang begitu kecewa karena kepastian, dan perihal tujuan aku sudah selesaikan.
Apa yang kau renggut kemarin, nyatanya aku tak pernah bisa berhenti meskipun menyerah menyelinap dalam hati. Bagaimana bisa aku mengkhawatirkan yang bukan milikku? Pantaskah aku mengagungkan-agungkan yang bukan milikku? Bukankah cinta manusia hanya semntara? Biasanya, yang datang sebagai pengrusak hanya sebagai penghalang bukan penyayang. Meyakinkan diri seperti itu sesulit mendengarkan quotes Mario Teguh dan mempercayainya bahwasanya patah hati itu tidak menyebabkan mati tetapi kenyataannya patah hati itu salah satu penyakit mematikan.
Apa yang kau renggut sangat banyak. Harusnya kau begitu iba melihat perempuanya bersikap tak layak seperti ampas yang kau buang begitu saja ketika kau merasa perempuanmu tak mengerti dan bodoh tidak tahu sama sekali. Cerita yang kau buat seakan percayaku adalah mainan sesaatmu, menyenangkanmu dan jelas membuat kau tertawa sampai kau lupa perempuan juga pernah sakit melahirkan pria yang menaruh hinaanya pada malu yang belum dia temu.
Apa yang kau katakan kemarin perihal kepastian, tak sadarkah kau ada perempuan menanggung rindu menuntut temu? Untukku yang berdiam diri atas kepastian, yakinkan dirimu sendiri, pria ini tak pantas untuk kau tuntut temu. Sebab rindumu bagi dia adalah penghargaan bahwa dia pria yang berhasil menghadiahkan perempuannya sebuah kebohongan. Dia pikir akan hebat padahal rindu perempuan begitu berat.
Untukmu, aku pernah membagi waktu antara Tuhan yang memang mencinta sepenuhnya dan kamu yang datang lalu merusaknya. Akhirnya, cinta yang bukan dari asalnya memang jauh lebih hebat sakitnya daripada cinta dari Sang Maha.
Untukmu, posisi kau sebagai penyebab luka di hati akan selalu aku ingat sampai nanti. Terima kasih hati ini kau kembalikan dan setelahnya aku tak perlu menunggu dan membuang waktu. Perihal doa dan harapan biar aku simpan dan akan aku teruskan sampai nanti posisimu digantikan yang lain dengan cerita yang lebih indah dan lebih baik pastinya. Semua doa akan disemogakan oleh orang yang kau sakiti dulu. Semoga kutemukan bahagia meski tak lagi bersamamu, kuharap kau juga tak pernah membenciku.
Dariku yang tak bisa kau rengkuh kembali.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”