Apa kamu ingat saat di mana kita memulai segalanya? Ah, rasanya kamu tentu ingat. Semua momen itu tergambar jelas di memoriku, tersimpan dengan apiknya di kotak kenanganku. Yah, bukan aku sok picisan atau bagaimana, namun semua kenangan itu sungguh luar biasa bagiku. Perjalanan yang ahirnya menghadirkan sebuah rasa yang aku sebut itu cinta, memang bukan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi toh, apa masalahnya, yang penting kisah kita indah.
Pada mulanya aku juga tidak tahu bahwa rasa itu adalah cinta. Namun satu hal, aku merasa bahagia saat kamu ada, dan merasa rindu saat kita tak kunjung jumpa. Bukankah itu salah satu gejala dari jatuh cinta? Waktu memainkan perannya, dan kegiatan perkuliahan seakan ikut andil dalam kemajuan hubungan kita.
Namun nyatanya kamu dan aku tetap tak ada kejelasan dalam hubungan. Kamu dan aku hanya sebatas melempar perhatian dan saling membahagiakan, tanpa ada suatu ikatan. Pikirku itu sudah lebih dari cukup.
Namun nyatanya, aku keliru, diriku terlalu naif sebagai manusia. Bagaimana semua bisa baik-baik saja saat kamu dan aku sudah saling mengikrarkan kata cinta namun tak kunjung ada kepastian dalam hubungan kita. Ternyata semua tidak seindah yang aku kira, rasa cemburu kerap menghampiriku ketika kamu dekat dengan wanita lainnya, tapi toh siapalah aku?
Pertanyaan itu yang seketika membuat hatiku dihinggapi rasa sakit, dan aku pun menyadari bahwa semua tidak akan cukup dengan hanya kata “jalani saja”. Karena semua hal butuh kepastian entah itu bertahan atau untuk meninggalkan.
Lebih dari satu tahun kita bersama namun nyatanya kau tetap acuh dengan status kita. Aku pun tidak ada masalah jika memang tidak ada status sebagai pasangan, tapi tak bisakah kau berkomitmen dengan hatimu, berkomitmen untuk setia dan hanya ada satu nama yang tertulis di hatimu. Namun, rasanya semua sia-sia, karena nyatanya bukan aku satu-satunya.
Aku rasa semua perjalanan kisah kita, kita cukupkan saja. Toh kamu tidak ada niatan membangun hubungan dengan kejelasan, bukankah hubungan harus sama-sama saling berjuang, dan aku rasa aku lelah jika harus berjuang sendirian. Aku pun kerap kali bilang akan mempertahankan apa yang memang pantas diperjuangkan, dan akan meninggalkan jika hal itu sudah tak layak diperjuangkan.
Mengejar sewajarnya, berjuang seharusnya, tahu diri itu paling penting, karena sekeras apapun usahamu, sekokoh apapun perjuanganmu, jika takdir tak berpihak kepadamu, yah selesailah!
Namun, tak usah khawatir aku sama sekali tidak membencimu. Aku bukan pembenci yang baik meski mungkin pernah marah. Tapi aku sendiri tak bisa marah terlalu lama terhadapmu, bukan karena terlalu mencintaimu, bukan. Tapi karena aku tahu seburuk apapun kamu, kteteplah lelaki yang mengisi sebagian kisah hidupku, kisah cintaku dan itu cukup bewarna karenamu jadi tak ada gunanya juga jika aku menanam benci di hatiku.
Aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal sebagai kekasih dan terima kasih pernah hadir membangun kisah dengan wanita sepertiku. Terima kasih mau menerima segala kurangku karena aku adalah wanita dengan segudang kekurangan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”