Terima Kasih Pernah Menyakiti, Kini Laki-laki yang Pernah Alami Frustasi Ini Jadi Idaman Hati

Terima kasih sudah menyakiti hati

Laki-laki idaman ini dulunya sering disakiti perempuan bahkan pernah frustrasi dalam hidupnya. Mulai dari ditinggal oleh perempuan yang disukainya, berkali-kali ditolak oleh perempuan yang sama, ditolak secara kasar, pernah dihina, pernah diselingkuhi, pernah dimanfaatkan seperti tiap bulannya dimintai sejumlah uang tertentu atau minta dibelikan suatu barang dengan merk tertentu. 

Advertisement

Kejadian tersebut bisa membuat laki-laki jadi frustrasi berat karena luka yang dialaminya sangat menyakitkan dibandingkan luka luar yang bisa langsung diobati, dirinya selalu bangun tiap paginya dengan kemarahan, kebencian, dan kepedihan dalam menjalani hari-harinya selalu teringat akan pengalaman pahit tersebut. 

Alasan ini sering dijumpai bisa membuat laki-laki menjadi bingung bahkan tidak bisa mengerti apa maksudnya, ketika perempuan yang disukainya minta putus sambil mengatakan, “tidak ada cowok sebaik kamu”, “kamu orangnya terlalu baik untukku”, “kamu orang baik pasti bisa mendapatkan lebih dari aku” atau sejenisnya. Kata-kata tersebut secara tidak langsung diartikan oleh laki-laki, “tidak ada laki-laki sebaik aku”. Hasilnya akan membentuk suatu kesimpulan dalam benaknya, “kalau aku memang begitu baik untuknya, kenapa dia minta putus dan meninggalkan diriku”. 

Merasa hancur karena kehilangan perempuan yang disukainya bisa membuat laki-laki jadi frustrasi berat akibat berpikir terlalu keras dan mendalam sehingga memunculkan sebuah pernyataan terakhir, “berarti kesetiaanku selama ini untuk menemani dirinya, membantu dirinya, membahagiakan dan menyenangkan dirinya seakan-akan tidak ada gunanya”. 

Advertisement

Mengalami kenyataan pahit dalam hidupnya bisa membuat seorang laki-laki membutuhkan waktu lebih lama untuk bangkit dari keterpurukan gara-gara urusan cinta, contoh yang sering dijumpai ditinggal pergi oleh seorang perempuan yang disukainya gara-gara karena dipecat dari pekerjaannya, alasan penghasilan yang pas-pasan, mengalami cacat tubuh akibat kecelakaan lalu lintas, atau usaha yang dibangunnya mengalami kebangkrutan.

Tidak mau ada drama dalam hidupnya, dirinya lebih memilih tidak mau terpuruk terlalu lama dan berlarut-larut dalam kesedihan. Bahwa pengalaman pahit yang pernah dirasakannya, diubah menjadi kekuatannya untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dirinya daripada mencari pacar baru lagi, “Sekarang saya belum menjadi apa-apa nanti kamu akan menyesal pernah meremehkan diriku."

Advertisement

Perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai latihan pengembangan dirinya dari seorang laki-laki yang dulunya biasa-biasa saja dibongkar habis untuk menjadi sosok yang baru, romantis dan elegan, melalui pelatihan tersebut menghasilkan sebuah karakter baru di dalam diri seorang laki-laki. 

Mengevaluasi kesalahan bisa membuatnya sadar untuk segera mengubah penampilannya sebagai identitas barunya, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki seperti menata rambut agar rapi, memakai pakaian yang rapi untuk enak dilihat, dan tampil wangi ke mana pun tempat dia pergi. Dia juga mengubah penampilan dalamnya seperti meningkatkan kepribadiannya dan kecerdasannya. 

Namun perlu diketahui seorang laki-laki yang dulu pernah disakiti dan diremehkan oleh perempuan yang dicintainya dan disayanginya, ketika posisinya sudah berada di level yang nyaman atas kerja kerasnya dari titik nol. Laki-laki akan menolaknya apabila perempuan yang dulu menyakitinya dan meremehkannya meminta balikan lagi. Alasannya dirinya dulu tidak dihargai secara utuh dan tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Karena dirinya tidak mau banyak drama dalam hidupnya, pengalaman pahitnya dijadikan kekuatannya untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dirinya dari seorang laki-laki yang dulunya biasa-biasa saja dibongkar habis menjadi sosok yang baru, romantis dan elegan. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati lezatnya rasa dan peristiwa yang terbalut kata-kata

Editor

Not that millennial in digital era.