Ujung bangunan itu kupandangi dengan tatapan kosong.
Semua ingatan yang selalu kukunci, seringkali menguak dengan mudahnya.
Serasa kita masih duduk berdua disana, saling mendoakan dan menguatkan.
Mengingatmu seperti ini sebenarnya bukan yang aku mau
Sekelebat masa – masa itu selalu seenaknya sendiri berlari di ingatanku
Semua melekat seakan tak mau terkikis, terlalu panjang cerita bersama bangunan tersebut
Di mana kita saling menjabat kedua tangan untuk berkenalan dan saling menemukan
Mengisi hari demi hari dengan cerita baru yang menyenangkan
Suaramu menenangkan kegelisahan hati, menyita banyak jiwa yang mendengarnya
Bersyukurnya aku, aku adalah orang yang bisa mendengarmu setiap hari
Bohong apabila aku menepi dari hiruk pikuk dunia karena bosan, justru itu usahaku untuk membuang semua tentangmu
Penantian seakan semu, semua angan terasa kosong terbawa arus
Selalu ada luka yang belum sembuh di setiap hening doaku setiap malam
Hari ke hari, kita seperti dikejar waktu. Sebenarnya kita tau semua pasti berakhir, hanya saja kita tidak tau akan berakhir dengan cara yang bagaimanaÂ
Banyak yang kusadari setelah semua berakhir, tentang penerimaan, harap, perspektif yang berbeda dan segala hal yang rumit
Banyak sekali kata yang tertunda untuk terucap, tapi buat apa?
Semua hanya sudah menjadi bongkahan pilu, yang sudah siap kubungkus untuk kubuang
Tidak usah ada lagi kenang-kenangan dan cerita lama
Kalau dengan mudah hatimu sembuh dengan hadirnya sosok yang lain, buatku itu bukan titik menangmu
Jelas berkebalikan, aku tidak fokus membangun hubungan namun membangun mimpi yang belum rampung, maaf aku tidak semurah itu
Masa di mana aku menyiksa diri sendiri memang sudah berakhir, justru sekarang aku tersadar
Pendakian yang belum selesai hingga kepuncak, belum tentu menjadi perjalanan yang gagal
Hanya saja menjadi pendakian yang tertunda. Biarkan semua menjadi bekal buatku untuk melanjutkan perjalanan
Aku percaya akan ada takdir yang hadir untuk menyelesaikan misi
Bukan hanya bisa merancang misi, tapi juga satu visi
Tentunya juga bukan hanya bualan dan mimpi–mimpi kosong, tapi pertanggungjawaban untuk membuktikannya
Terlepas dari kejenuhanku melihat banyak manusia yang berlomba mengikat janji dengan alasan saling mencintai dan saling memiliki
Aku hanya bisa tersenyum dan bersyukur, aku terlepas dari hubungan yang salah serta tidak terburu mengambil keputusanÂ
Selega ini aku menulis kata demi kata, entah tersampaikan atau tidak, semoga kamu selalu berbahagia dalam lindungan Tuhan
Terima kasih untuk rasa yang pernah hadir, meski bukan ini cara yang baik untuk mengakhiri
Tetap saja, sesederhana ini caraku mengikhlaskan kamu
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”