Teruntuk Masa Lalu,
Tidak terasa sudah sekian lama kita berjalan beriringan. Terlalu banyak hal yang sudah kita lewati bersama dalam waktu yang ternyata tidak sebentar. Seringkali aku ingin memilih untuk lupa, lupa bahwa kamu pernah ada. Aku mengarang cerita dan mengatakan pada diriku sendiri bahwa cerita kita sepenuhnya berbeda.
Tetapi semakin aku mencoba mengingkarinya, justru aku semakin sadar bahwa kita adalah bagian yang tak terpisahkan. Setiap malam sebelum aku terlelap yang ada justru bayangmu yang terekam jelas dalam ingatan. Bahkan setiap rekam jejak yang tidak ingin aku lihat kembali itulah yang kuingat dengan jelas. Rasa sesak di dada yang aku rasakan saat semua itu terjadi pun masih melekat di dada.
Awalnya, aku mengira waktu yang berlari dengan cepat itu bisa menyembuhkanya. Aku mengira duniaku yang baru, kesibukan yang aku jalani, dan mimpi-mimpi tentang masa depan yang kurajut perlahan dengan sekuat tenaga bisa membuatku lepas darimu. Namun, saat gelap menyelimuti keheningan malam, kamu kembali dan kembali lagi.
Kamu adalah bagian dariku. Melepaskan apa yang menjadi bagian dari sesuatu yang sudah menyatu justru menambahkan luka baru. Sekarang, aku sadar itu. Untuk itu aku memilih menerimamu dengan utuh. Berdamai untuk setiap perdebatan yang kita jalani setiap malam. Aku tidak lagi menyangkal dan menghentikan pekerjaan yang aku tahu akan sia-sia, yaitu mencoba mengubah apa yang tidak akan pernah bisa kuubah.
Penerimaan itu membuatku merasa lebih baik. Melihatmu dari sisi yang lain, dan ternyata kamu tidak se-menakutkan itu. Dari kamu aku belajar akan banyak hal, tentang bagaimana aku harus hidup kedepan-nya untuk memastikan tidak mengulang hal yang sama. Cukup, aku dan kamu. Cukup kita yang menghadapi ini bersama. Aku tak ingin jadi penyebab seseorang membencimu yang menjadi bagian dari dirinya nanti.
Dari kamu aku belajar keikhlasan, ikhlas terhadap banyak hal yang harus kurelakan. Kamu yang terlalu sering memaksaku untuk melepaskan, membuatku menjadi seseorang yang tidak tamak. Dunia yang sementara ini terasa hanya sebuah persinggahan.
Aku mengejar apa yang bisa aku raih, dan aku melepaskan apa yang memang bukan ditakdirkan menjadi milikku. Aku belajar menghargai apa yang aku miliki saat ini, sekecil apapun, sesederhana apapun. Dari rasa kehilangan yang kamu berikan, aku belajar untuk menjaga orang-orang yang begitu berarti dalam hidupku di saat ini, dan juga di masa mendatang.
Untuk setiap waktu yang, maaf, tak ingin kuputar ulang, aku belajar betapa berharganya setiap detik yang kita lalui untuk diisi dengan hal baik dan kenangan indah. Aku ingin menciptakan waktu yang selalu dirindukan. Waktu dimana setiap orang ingin kembali ketika saat ini terasa sangat sulit dijalani.Â
Teruntuk Kita,
Di saat waktu yang kita jalani terasa semakin berat karena ia yang masih terus membebani langkah kaki kita. Percayalah, hanya kita yang mampu untuk mengubah keadaan ini. Kita punya kendali penuh untuk memilih. Pilihlah apa yang membuat langkahmu terasa lebih ringan, yang membuat pundakmu tak lagi harus menanggung beban.
Angkat kepalamu dan tataplah masa depan itu. Jangan biarkan mimpi-mimpimu yang sudah terenggut olehnya, kembali harus direnggut untuk kesekian kalinya. Berjalanlah beriringan, jadikan dia sebagai tonggak yang akan menahanmu ketika kamu akan terjatuh, jadikan dia semangatmu saat terpikir untuk menyerah. Untuk itu, berdamailah dengan dia, yang kita sebut masa lalu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”