Terima Dia dengan Hati dan Lepaskan dengan Hati

Bertemu dengannya adalah sebuah anugerah.


Pribadi yang banyak memendam rasa dan cerita karena tugasnya adalah kuat dan ceria. Pribadi yang tidak percaya diri yang dituntut sempurna yang pada dasarnya tidak sanggup.  Ya inilah aku


Advertisement

Bertemu dengannya adalah sebuah anugerah, ketika aku sedang meratap kelamnya malam dunia, dia menyapa sebagai mentari yang memberimu mentari. Ketika kamu terombang ambing di tengah lautan dia datang dengan kapal dan membawaku ke tepian, ya, kamu sahabatku. Hadirmu membuat warna-warna kelamku menjadi indah seperti warna pelangi.

Rasaku bersama membuatku bahagia, ketika berbagi cerita yang tak bisa kuungkapkan pada dunia, namun kau memberiku dunia baru yang seakan-akan hanya kau dan aku di dalam sana. Perhatianmu seperti memberikanku keluarga tambahan ditengah keluargaku, aku merasa lengkap sudah kebahagiaan ini. Kupikir kita sudah saling percaya dan terbuka akan kejamnya dunia. Kupikir kita sudah tak perlu ragu lagi akan kuatnya cinta kita. Hingga hari ini kulihat kau goyah dengan goresan yang kuterima yang kusebut dengan luka dan pengkhianatan. Tidak telintas di pikiran ini kau menjadi orang lain dalam hitungan hari.

Ya! Aku terlalu terlena dengan kepercayaan, keindahan dan kenyamanan bersamamu yang kau gambarkan dalam kata sahabat, yang membuatku banyak bercerita padamu bak keluarga, tempatku berteduh di bawah derasnya terpaan angin dan guyuran hujan. Mungkin aku terlena karena merasakan sosok pelindung bagiku ketika aku sebagai putri pertama harus melindungi adik-adiknya. 

Advertisement

Denganmu aku merasakan pelukan perisai yang melindungi sepucuk daun kering dari terpaan angin. Jujur aku tak pernah meragukanmu hingga saat ini. Saat dimana kau berbalik arah membelakangiku. Deg! Aku tak bisa menggambarkan isi hati ini.

Hay kamu, iya kamu orang ketiga yang menciptakan pemahaman baru antara aku dan. Aku juga mengannggapmu sahabat. Hingga kau datang aku masih bahagia, tertawa lepas menikmati manisnya dunia. Aku tertipu dengan senyumanmu yang begitu sama dengan senyumannya yang pertama ku temui. Ya, pemahaman kita memang berbeda, mencoba menyatukan adalah tugasku agar kita tetap bersama, namun egomu membuatku merasa tak berdaya.

Advertisement

Kata-kata polosmu membuatnya menunjukku sebagai aktor antagonis dalam drama ini. Aku tertuduh akan cinta segitigamu dan dia pada lelaki yang sama, kau memposisikan aku pada posisimu agar kamu tak kehilangannya. Ternyata diamku kalah dengan lidahmu.

Aku berpikir ini bisa kita selesaikan, rupanya dia pergi bersamamu, saat aku sadar ditelah membelakangiku dan beriringan denganmu. Aku menerima ini, meskipun aku hancur dengan kesalahan yang bukan menjadi tanggung jawabku. Aku menyadari jika ini hanya kesalahanku tidak percaya akan diriku hingga aku menggantungkan harapan agar kalian bersamaku yang bahkan kalian tidak menganggap hal itu.

Cerita yang telah kita ukir bersama begitu saja kalian tutup bukunya. Tapi aku tak akan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Rasaku tidak perlu penjelasan atas sesuatu yang tidak kukerjakan. Karena bagiku seorang sahabat bukan tentang melihat kesalahan dan pergi tapi bagaimana mencoba memaafkan meskipun tanpa masalah. Aku tidak marah dengannya yang meninggalkanku demi bersamamu yang menusukku, aku menggap ini kesalahan yang akan kuperbaiki di masa depan.

Mencari sahabat memang tidak mudah, tapi kembali percaya pada diriku sendiri adalah anugerah terindah yang kuterima dari arah pertemanan kita, kesalahan yang kulakukan tetaplah kesalahan. Ya kesalahan percaya dan bercerita bersama kalian.

Tolak ukur keburukanku yang telah kubagi bersama kalian menjadi sindiran saat aku tak bersama kalian, tapi hari ini aku sadar aku menjadi sedikit bijaksana. Terimakasih untuk kalian yang berteman dibawah kebohongannya. Aku menerima segala keburukan hidupku tanpa perlu ditertawakan.


Mencari sosok ideal adalah yang susah, menjadi ideal sangatlah susah, namun idealnya seseorang adalah menjaga dirinya dan tidak melukai temannya


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Moto hidup: nikmati proses hidup