Disclaimer :Â Bukan untuk ditiru ya dedek-dedek Sohip!
Pengen cepat-cepat lulus sekolah, kuliah, lulus, kerja yang enak gaji banyak hehe, menikah, punya anak, ya mengikuti pattern hidup yang ada. Rasa ingin cepat-cepat ini itu, perlahan membuatku tidak menikmati momen yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam hidup. Salah satu kawan pernah berkata hidup jangan lurus-lurus aja, nanti ngga punya cerita. Maksud lurus-lurus saja disini yaitu ya hidup dengan layaknya anak sekolah yang rajin, selalu mendengar apa kata guru, selalu mengerjakan pr, dll. Wah padahal hal perlu dipertahankan saja bukan?
Berawal dari perkataan kawan tersebut, aku tergelitik untuk melakukan hal-hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Apa itu? cabut kelas. Kala itu aku masih duduk di bangku kelas 12 Madrasah Aliyah, sehabis UAS, tidak ada pelajaran. Pergi ke sekolah pagi sholat dhuha kemudian kosong sampai waktu sholat dhuhur. Kebosanan melanda, akhirnya kucoba hal baru itu, pulang sebelum waktunya pulang. Aku mengajak salah satu teman dan kebetulan langsung ketemu orang yang tepat, eh bukan jodoh ya, sama-sama perempuan soalnya. Tanpa ba bi bu dia langsung mengiyakan ajakanku.Â
Sambil melihat bapak satpam ada di posnya atau tidak aku menaiki sepeda motorku dan langsung gas sampai keluar pagar sekolah. Tiba-tiba bapak satpam muncul, wah dag dig dug, aku ingat benar perkataannya mau kemana itu? kembali!, tak kuhiraukan sama sekali malah langsung tancap gas pulang, begitupun dengan temanku. Niat hati ingin mencari jalan tikus agar tidak ketahuan eh di jalan tikus bertemu dengan bapak satpam satunya. Ya sekolahku memiliki dua satpam. Ealahhh, tidak seindah bayanganku. Hiks.Â
Walaupun tidak seindah bayangan, namun aku punya cerita yang bisa dikenang, wah benar juga kawanku satu itu. Ketagihan? ya tentu, di bangku kuliah aku juga mencoba cabut kelas. Aku ingat benar, tepat di hari ulang tahunku yang ke -19 tahun, Maret 2019, pertama kalinya aku cabut kelas waktu kuliah. Namun, kali ini berbeda tak ada sensasi apapun karena menggunakan surat izin.
Namun tetap saja kusebut cabut kelas karena kegiatan yang membuatku meninggalkan kelas tak ada hubungannya dengan program studiku dan niat awal tentu saja ingin melipir dari matkul dengan alibi surat izin. Minggu depannya setelah hari itu muncul edaran kuliah daring yang awalnya satu minggu, dua minggu, satu tahun, hingga rasa bosan, ingin bertemu dengan teman, bercengkerama, bercanda, seringkali datang menghampiri.
Terakhir, semoga Covid bosan di bumi dan segera pergi.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”