Terbukti, Jurus Nyaman-isme Lebih Ampuh Untuk Bisa Meluluhlantahkan Banyak Hati Kaum Hawa

Tipe Wanita Itu Sebenarnya...


"Kenapa susah move on dari dia?"

"Ya, karena dia itu berbeda, dia itu asik diajak ngobrol, nyambung gitu. Pas di hatilah."


Advertisement

~~


"Apa yang membuatmu sayang sama dia dan tetap nunggu dia?"

"Dia tu ngerti aku, dia tu enak diajak ngobrol, nyambung sama aku."


~~

Advertisement

Seperti itulah percakapan saya dengan dua wanita belia di waktu dan tempat yang terpisah (berbeda). Keduanya kini menyandang status menjomblo, yang satu baru saja putus cinta dan yang lainnya baru saja menghentikan komunikasi dengan seseorang yang dia cintai tapi tak bisa dimilikinya.

Percakapan di atas muncul, ketika saya yang berusia lebih tua dari kedua wanita belia itu, punya kesempatan untuk memberikan beberapa petuah untuk menganjurkan mereka segara move on, dan mulai berfokus kepada karier mereka masing-masing. Namun, ya, seperti tersirat dalam pertanyaan saya diatas, nyatanya, keduanya masih kesusahan berpaling dari pria yang telah berhasil menawan hati mereka tapi kini tak bisa mereka miliki.

Advertisement

Pasti readers bertanya-tanya, emang kenapa sih mereka tidak bisa bersama dengan pria yang mereka cintai? Iya kan? Nah, jadi, cukup unik sih, karena mereka berdua ini mengizinkan hati mereka jatuh ke tangan (yang bisa saya katakan) "kurang tepat." Mengapa? Karena, seorang wanita belia di percakapan pertama, dia telah memilih untuk memberikan hatinya kepada pria yang usianya jauh lebih mudah darinya 5 tahun. Mereka mulai berpacaran diam-diam, lalu yang terjadi setelahnya, banyak hal menjadi rumit dalam urusan keluarga dan lingkungan sekitar mereka. Sehingga, akhirnya mereka memilih untuk menyudahi hubungan mereka.

Dan, untuk wanita belia lainnya, di percakapan yang kedua, dia dengan sadar telah memberikan hatinya kepada seorang pria yang sudah memiliki kekasih. Bisa bayangkan? Dan pria itu menyuruhnya menunggu sampai dirinya putus dengan kekasihnya untuk akhirnya menjadikan wanita belia tersebut  kekasih barunya. Dan akhirnya karena wanita ini masih punya harga diri dan belas kasihan, dia memilih untuk menyudahi dengan kalimat andalannya


"Kalau kita memang berjodoh, suatu saat kita akan bersama. Tapi sekarang aku tidak bisa menunggumu memutuskan kekasihmu untuk aku. Itu jahat."


Meski begitu, dia tetap menunggu pria tersebut diam-diam. Waow! Sungguh rumit bukan cinta kedua wanita belia ini, readers? Benar, sangat rumit.

Hm. Meski demikian, tahukah readers bahwa kedua wanita ini bukanlah wanita dengan paras pas-pas an dan latar belakang yang kurang menjanjikan. Salah. Sebaliknya, keduanya adalah seorang wanita dengan wajah menarik, tubuh proporsional, dan cara berpakaian-berpenampilan yang kekinian-uptodate. Bahkan, mereka adalah wanita dengan tekad berkarier yang tinggi, yang pertama bekerja di sebuah bank swasta terbesar di Indonesia, dan yang kedua adalah pekerja di sebuah perusahaan kimia di ibukota. Sungguh, bukan termasuk wanita yang tidak layak untuk diperhitungkan sebagai calon pendamping hidup.

Bahkan, sebenarnya, tak sedikit pria lainnya sedang berlomba-lomba merebut hati kedua wanita ini. Iya, beberapa pria dengan usia sepadan dengan mereka, dengan status pekerjaan yang menjanjikan, bahkan dengan tampang yang jauh lebih menarik telah menunggu keduanya. Namun, seperti yang sudah dijelaskan diatas, kedua wanita ini nampaknya bukan termasuk wanita yang menggilai pria-pria normal tersebut (baca, pria normal : pria yang memiliki usia sepadan, dengan karier menjanjikan, wajah yang lebih tampan, dsb). Nyatanya, keduanya lebih tertarik dengan pria yang bisa membuat mereka nyaman dengan setiap kata dan sikap yang mereka ucapkan bahkan lakukan kepada mereka. Aneh. Tapi begitulah wanita. Mereka susah untuk dimengerti.

Dan, itu semua tidak hanya berlaku bagi kedua wanita belia ini. Saya pribadi, dahulu, ketika masih duduk di bangku kuliah, lebih memilih pria dengan usia lebih muda 2 tahun dari saya dengan banyak latar belakang dan pandangan tentang jenjang karier yang berseberangan. Iya, saya memilihnya, yang baru 5 bulan mendekati saya, dengan akhirnya memilih "mencampakan" 3 pria lainnya yang sudah sejak 2 tahun sebelumnya ada di sekitar saya dan berusaha mendapatkan hati saya. Padahal, ketiga pria tersebut adalah pria-pria dengan usia yang sepadan bahkan lebih di atas saya, dan punya latar belakang (baca : pemikiran tentang jenjang karier, asal-usul) yang agaknya satu haluan dengan saya.

Bisa bayangkan? Cukup tidak masuk akal bukan? Iya, bagi saya pribadi saja, hal ini tidak masuk akal. Tapi itulah yang terjadi, saya lebih memilih pria muda itu. Saya memperjuangkannya hingga rela terlibat hubungan jarak jauh 2 tahun lamanya (1 tahun belakangan tidak bertemu) dan melewati banyak hambatan (perbedaan suku, pandangan tentang jenjang karier, dsb), namun,  terhitung 6 tahun lamanya saya menetapkan hati saya untuk tetap berjuang bersama dia. 

Ya, begitulah wanita. Hatinya terlalu lembut untuk berkata tidak kepada seorang pria yang bisa menyentuh hatinya dengan penuh irama, yang hampir tidak pernah mewarnai percakapan dengan paksaan. Namun, tutur katanya menenangkan penuh candaan, membuat wanita seperti kami ini yakin bisa mengandalkannya dalam masa suka dan duka di masa depan nanti. Sikapnya (terkadang) jauh dari kata romantis, tapi cukup jantan untuk berani menyatakan isi hatinya sekalipun sekitarnya tidak mendukung.

Dan, ternyata lebih dari bisa memberikan banyak hal yang wanita mau dan butuhkan, bahkan lebih dari ketampanan, tipe pria yang bisa memberikan rasa nyaman, mau mengerti, dan nyambung kalau diajak ngobrol, nyatanya lebih banyak meluluhlantahkan hati banyak wanita. Hehe.

Terakhir, saya tutup dengan sebuah kisah pasangan suami isteri di negeri seberang, yang isterinya memilih untuk banyak menghabiskan waktunya di luar rumah bersama teman-temannya, bahkan akhirnya memilih untuk selingkuh. Tau kenapa? Menurut pengakuan sang isteri kepada saya, dia memilih untuk mencintai pria lain yang sebenarnya tidak lebih kaya dari suaminya, karena pria tersebut mau mengerti pribadinya, bahkan mau mendengarkan setiap ocehannya. Hm. Lihatlah readers, jadi, kalau saya boleh memberikan kesimpulan, jadi, sebenarnya, (kebanyakan) wanita tidak terlalu rumit dengan tipe pria ideal yang akan dipilih menjadi pasangan seumur hidupnya. Wanita hanya perlu pria yang mampu menyentuh hati lembutnya dengan penuh irama (baca:pengertian), yang akhirnya mulai mengertinya lewat (mau) mendengarakan setiap kata-kalimat yang diucapkannya. Simple, bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak