" Be strong enough to stand alone, smart enough to know when you need help, and brave to enough to ask for it". Arti dari quotes itu adalah jadilah cukup kuat untuk bisa berdiri sendiri, cukup pintar untuk tahu kapan membutuhkan bantuan, dan cukup berani untuk memintanya. Quotes singkat tersebut yang menginspirasi saya dalam berproses.
Sebuah cerita yang saya alami, saat berumur 17 tahun saya mulai terbiasa melakukan hal apapun sendiri tanpa merasa takut ataupun malu. Saya adalah anak perempuan pertama dari dua bersaudara, yang selalu diajarkan ayah untuk menjadi sosok wanita yang tidak bergantung kepada siapapun dan menjadi mandiri. Sebagai anak pertama, tentunya saya mempunyai tanggungan yang besar berasal dari tingginya harapan orang tua yang harus bisa saya wujudkan. Contoh pengalaman yang saya alami adalah sewaktu akan memulai kuliah dengan diawali mengikuti beberapa tes terlebih dahulu. Harapan dari orang tua itu saya bisa berkuliah dan berkembang di perguruan tinggi negeri. Mereka beranggapan bahwa berkuliah di perguruan tinggi negeri nantinya akan menemukan banyak perbedaan, beragam ras dan budaya, dimana lingkungan tersebut mempengaruhi cara berpikir.
Ujian pertama dan kedua telah dilalui, tibalah pengumuman yang menyatakan saya gagal masuk PTN. Rasanya down, mental terguncang, merasa depresi karena tidak sesuai ekspektasi. Namun, kegagalan tersebut membuat saya untuk segera bangkit dan mencoba lagi. Akhirnya ujian ketiga saya lolos masuk PTN. Banyak proses yang telah dilalui, disaat gagal perlu adanya rasa kontrol pada diri sendri agar tidak terlalu terpuruk. Ingin rasanya marah, tetapi juga tidak bisa memberi perubahan karena semua sudah diatur oleh tuhan. Tetap kuat meskipun terasa berat. Tidak semuanya mengenai yang kita inginkan, namun ada banyak rintangan yang akan dihadapi di depan. Setelah melewati semuanya dan mulai berkuliah, saya lebih sering menghabiskan waktu untuk diri sendiri. Membaca buku di perpustakaan, makan di restoran, berbelanja serta healing ke suatu tempat saya lakukan semua itu seorang diri.
Pada saat sedang makan di tempat makan, banyak saya jumpai orang-orang yang sedang menghabiskan waktu makan bersama pasangannya. Bahkan pernah saya mendengar ada yang membicarakan tentang saya karena makan sendirian. Mereka mengira saya tidak mempunyai teman atau pasangan sama seperti mereka. Padahal saya juga mempunyai banyak teman di kampus, maupun di rumah, hanya saja ingin menghabiskan waktu untuk diri sendiri, bahkan bisa mengurangi dosa karena ketika berkumpul dengan teman sering kita membicarakan orang lain atau berghibah yang tanpa kita sadari. Tidak apa-apa orang lain berpendapat mengenai diri kita. Jadilah diri sendiri tidak perlu menjadi orang lain untuk disukai, sederhana saja. Psikolog dan mental health advocate, Anastasia Satrio mengatakan bahwa waktu untuk diri sendiri berguna untuk membuat pikiran segar, menimbulkan ketenangan hati, dan membuat nyaman hidup ini.
Sebagai seorang perempuan jangan takut jika sendirian, gunakan waktu untuk diri tersebut untuk belajar mandiri agar selalu siap menghadapi keadaan yang tidak terduga atau darurat. Tidak ada manusia yang kuat di dunia ini, semua mempunyai titik lemahnya, mempunyai perjalanan yang berat di setiap prosesnya. Ketika situasi tidak sesuai dengan yang diharapkan, teruslah melangkah hadapi semua tantangan dengan keteguhan. Kalau kita selalu merasa sedih, putus asa, orang lain juga tidak akan peduli. Betapa perlunya waktu untuk menyendiri agar bisa berdialog dengan diri sendiri. Merenungi apapun yang telah terjadi untuk dijadikan motivasi hidup ini. Sendiri memang terasa sunyi, namun bisa mengurangi stress dan menimbulkan mental yang sehat yang disebabkan karena adanya ketenangan yang dirasakan hati.
Support system terbaik adalah diri sendiri, yang akan selalu ada di situasi dan kondisi apapun hanya diri ini. Selalu berusaha menjadi versi terbaik. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan bersyukur. Menerima kekurangan yang ada pada diri, dan berusaha merevisi kesalahan yang bisa berubah menjadi kesempurnaan. Selalu beribadah mendekatkan diri kepada sang pencipta agar dimudahkan segala urusan yang ada. Melakukan kebaikan tanpa pamrih juga bisa mendorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hati merasa nyaman bisa membantu yang membutuhkan.
Sebagai perempuan yang sedang berproses menuju dewasa, perlunya kesadaran dari dalam diri untuk menyiapkan mental dan perasaan. Ketika kita mendapat kritikan dari orang lain, cukup menerimanya dan jangan putus semangat, tetap percaya diri. Banyak orang menginginkan ketenangan dalam hidupnya, namun masih sulit menerima kekurangan dalam diri dan terus terbayang kegagalan. Belajar berdamai dengan diri sendiri adalah solusi agar mendapat ketenangan batin ini. Menyadari kekurangan yang ada dan menerimanya akan membuat kita paham batas kemampuam sehingga bisa mengontrol diri. Menghabiskan waktu untuk diri sendiri bisa membuat fokus menuju kebahagiaan yang menenangkan hati. Mulailah mencintai diri sendiri sepenuhnya maka bahagia akan dirasa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”