Rindu rasa menyusuri waktu. Menyimpul waktu dengan secarik makna tersirat disanubari. Raga berduduk pada lagu nalar yang melanglang buana.
Pada waktu, dikehendak uji semesta. Pada waktu, dielegi bumi semesta. Berkaca pada narasi yang merangkai pilar batin tiap insani. Sendu cucuran tangis bahagia meredam menguatkan menumpuk membaluri menjadi satu jiwa. Melambung harap kepada ruh semesta. Sepotong hikmah terangkum dan terkecup terasa dengan seksama.
Sebagian jiwa yang masih tegap berdiri. Sebagian jiwa yang lain, yang masih menata pilur ketegaran diri. Sebagian jiwa lainnya lagi, turuti alur mengalir dalam pasrah diri, ikhtiar penuh tawakal meniti langkah salam dalam do'a. Tak sedikit yang menyangsikan atap keberadaan. Berlalu lalang meneguk secawan pilihan yang mencoba menyepadankan sejalan dalam usap senandung lakon sebuah narasi kehidupan. Kantong harap pada pilihan yang mewarnai jiwa berdiam bersama Ilahi. Sanubari menyisir melegakan nurani dalam labuh hati seorang diri. Dalam lambung langit semesta, hajat sujud istikharah membersamai dihidupkan ruh pelitanya malam hari.
Terima kasih kepada jiwa dan hati, yang masih Ilahi percayakan pijaknya dibumi. Mengecup syahdu bulan suci yang agak sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Sejarah dalam tatap kenang kita bersama. Ada seburat raut kesedihan kala menyaksikan sejawat kerabat saudari kita yang berpulang menghadap Ilahi. Yah, dunia ini memang hanya pijak dalam lirihnya uji. Dunia ini fana. Garis kehidupan dan kematian telah jauh lebih dahulu terancang dan tercipta. Duhai jiwa dan diri pada sebuah lakon ruh bergerak, pada alurnya oleh skenario semesta.
Sebait frasa kerinduan. Sontak kita semua saling merasakan. Sang pemilik nafas raga yang sedang menyaksikan gerak jalan insani dalam luas ladang memupuk ungkap sabar dan lapangnya bernada dihati para jiwa.
Sebait nada dari para jiwa ungkap kerinduan akan rona kampung halaman. Dari hiruk pikuknya merayap jejak ibu kota. Sejenak bersama merenung. Sejenak kala sesak, ingin rangkul dekap mengisi seluruh jiwa dan hati dipangkuan mendiang yang telah lebih dahulu berpulang kepangkuan-Nya.
Sejenak terpana kala berduduk menjadi teka-teki meniti hari dalam titik temu jawab yang berkelana tentukan pijak arahnya. Sejenak kala diri hanya inginkan teduh dalam pesisir hari, nan rindang alam hijau mengalun bumi yang begitu asri menentramkan hati bersama Allah maha kasih yang selalu setia menemani hati sahaja.
Imaji mulai berjalan menyusuri detik waktu pada hari. Raga berduduk dan menatap keluar embun bersahaja. Pada harinya nanti. Mungkin teduh jika jiwa ini berada disebuah pedesaan yang menentramkan sanubari. Letak jauh dari hingar bingar. Namun, rahmat dan rancangan Allah begitu luas teramat baik. Terkadang apa yang dinalar terka dalam corak perencanaan seimbang pun mampu sekejap melesatkannya berlawan arah. Karena Allah yang maha pengatur segala rasa dan klimaks yang bernada. Turut hati dalam penyertaan Allah saja yang memutar roda dengan garis keajaibannya.
Tiada ungkap frasa tuntut yang meraja. Seketika diri mulai menyimpul senyuman. Disuatu hari nanti ada hati yang damai teduh dikecup Ilahi bersama sosok terkasih yang menemani dengan ketulusan hati dihari akhir nanti. Siapakah ia yang kan menetap dengan tulus dan setianya karena kecintaan-Nya kepada Ilahi, semua masih menjadi rahasia Ilahi. Imaji berjalan di hamparan pematang percik gemericik air sungai yang mengalir, rindang bukit kehijauan syahdu alamnya yang menjulang. Semerbak rindang kehijauan alam yang teduh, sederhana dan asri. Tetaplah kuat duhai diri. Lewati jengkal demi jengkalnya waktu yang terus berputar dan melaju. Menata hati berbenah diri bersama Ilahi. Tiada yang menentramkan sanubari, melipur hati pada hal yang tak sepaham selain Allah yang memahami dan menguatkan.
Dari pandemi kita belajar dan hati-hati. Sederet barisan hikmah nyata kan ada tercipta. Sebagai hadiah dari semesta. Sahabat, kita tetap bersama saling menjaga. Kita pasti bisa lewati semua bersama Allah. Usah menduga hal yang tak semestinya. Jalani dengan apa adanya sepenggal juang yang bermakna tuk sesama. Selalu ada sepotong hikmah dibalik semuanya. Tak jeda selalu ungkap rasa bersyukur dari hal-hal yang sederhana. Pada alam, pada tegar, pada jiwa juang para insan, pada nafas yang masih diberikan Ilahi tuk diri menghirupnya. Jejak detik waktu yang masih tersisa dan ada, rangkai dan mari diukir menjadi sebuah hal sejarah pada fasenya nanti tuk bekal yang insyaallah bermakna bagi jiwa. Tetap semangat berpikir positif duhai diri dan sahabat jiwa. Allah yang mencipta dan mengijinkan semuanya terjadi. Yakin menggenggam bersama Allah. Perlahan Allah kan pulihkan kembali. Karena janji Allah adalah pasti.Â
Selamat menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi tuk kita semua yang sedang menjalankannya sahabat. Tetap semangat, selalu bersyukur dan tersenyum kepada titian hari yang dikarunia semesta. Semoga Allah senantiasa menyertai dan melancarkan semuanya~
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”