Tragedi, sebuah hal yang identik dengan peristiwa yang tidak mengenakkan, merupakan sebuah pengalaman yang kebanyakan tidak terlupakan karena melibatkan berbagai perasaan didalamnya. Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas terkait diriku dan tragediku. Bukan tragedi yang begitu menyesakkan hati, tapi cukup membantu diriku dalam menemukan cita cita atau jalan hidupku. Disini akan sedikit flashback terkait kisah hidupku yang sudah lampau terjadi, tapi begitu seru ketika diingat.
Diriku, M. Iyad Madani yang kebetulan saat itu sedang menginjak kelas 6 di sekolah dasar di suatu kota. Hari itu hari bahagiaku karena mendapat nilai yang lumayan bagus untukku, terutama di bahasa Indonesia. Begitu menyenangkan hingga hatiku penuh dengan rasa ingin pamer yang begitu kencang untuk disebarkan. Kala itu, aku sedang mengerjakan kuiz untuk menghadapi ujian nasional di tingkat sekolah dasar. Dengan guru yang menurutku begitu baik juga. Aku berencana untuk pulang ke rumah dengan keadaan senang dan rencana ingin makan yang sangat banyak.
Aku yang saat itu mempunyai rumah yang kebetulan jauh dengan sekolah dasarku memerlukan transportasi dari orang yang kebetulan bekerja dengan ayahku. Perjalanan yang begitu membosankan hingga aku enggan sekali untuk berangkat dan pulang sekolah, bagaimana tidak pantatku selalu terasa panas ketika perjalanan. Saat perjalanan pulang, ada hal yang tidak mengenakkan. Berlalu terlalu cepat hingga aku saja tidak sadar terjadi. Motorku terjatuh, dan aku tidak sadar awalnya. Aku ingin berdiri namun tidak bisa. Setelah dicoba ternyata kakiku patah.Â
Tidak bisa berjalan membuatku perlu dilarikan ke rumah sakit, diriku yang sedang senang senang ternyata ada hal yang tiba tiba tidak mengenakkan. Saat itu aku mendapatkan banyak sekali perawatan dari diberi perban, obat, infus, hingga disuntik. Rasanya sakit juga sedih, tidak bisa bergerak dan tidak bisa apa apa. Aku memandangi kedua orang tuaku yang sedih atas kondisiku. Dari yang tadinya mau makan banyak hingga tidak diperbolehkan makan.Â
Disitu aku bertemu seorang dokter yang begitu baik, beliau mengajarkanku apa arti kesabaran. Hanya dengan senyumnya saja begitu menyejukkan. Tapi sakit tetaplah sakit, karena kakiku yang patah memerlukan penanganan. Akhirnya aku perlu dioperasi, operasi pada malam hari dengan kondisi badan lemas tanpa semangat. Malam itu aku dioperasi dengan kondisi keadaan lapar, tapi memang begitulah mekanismenya.
Pagi hari tiba, diriku yang sudah dioperasi kembali ke ruanganku lagi. Masih dengan diriku yang tidak bisa apa apa, tetapi akhirnya aku bisa makan. Ditangani oleh perawat setiap saat karena masih mengalami rasa sakit. Infus antibiotik yang tiada habisnya. Hanya bisa tiduran sembari menonton tv. Lucunya disaat itu aku masih perlu untuk mengerjakan ujian nasionalku untuk sekolah jenjang berikutnya. Aku tak sempat belajar, hanya berdoa kepada tuhan untuk yang terbaik. Pada ujian kali ini untungnya aku berhasil dan ternyata masih bisa melanjutkan sekolah jenjang selanjutnya ditempat yang bagus di kotaku.
Aku disana hampir setengah bulan, tidak melihat lingkungan diluar secara langsung karena hanya bisa terbaring dikasur. Meratapi Nasib dan bertemu dengan berbagai civitas dirumah sakit, dari tukang bersih, perawat serta dokter yang sigap ketika kondisiku tiba tiba tidak normal. Dari saat itu juga aku tertarik dari hidup seorang dokter. Untung diriku mempunyai orang orang baik disekitarku untuk membantuku dan menyemangatiku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ketika tidak ada orang orang yang membantuku ketika tidak ada orang tuaku dan kerabatku.Â
Masa dirumah sakit ini begitu tidak mengenakkan, tapi mengajarkanku atas banyak hal dari aku yang ternyata tau hidup sehat itu sangat indah. Dapat mengetahui bahwa setiap saat dalam hidup harus kita syukuri karena itu merupakan rezeki kita dan berkah karena diberikan kemudahan. Disana saya juga mengetahui jangan menyia nyiakan waktumu selagi ada karena kembali lagi kita tidak tahu kapan waktu kita akan berakhir atau waktu saat kita harus istirahat secara tidak diinginkan.Â
Diriku yang lama kelamaan mulai terbiasa dengan keadaan yang sedang terjadi pada diri sendiri akhirnya mulai sadar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi nantinya. Bertemu dokter yang begitu baik dan sadar bahwa orang orang disekitar kita sangat hebat. Hanya dengan senyuman saja membuat dirimu untuk kembali ingin sembuh. Memiliki cacat bukan berarti hidupmu berakhir. Tapi bagaimana kamu menghadapi kenyataan yang ada dan bagaimana caramu untuk kembali bertempur dengan lingkungan dan dunia yang sedang kamu hadapi.Â
Peristiwa yang begitu menyenangkan jika tahu akan terjadi pada kita, untuk lebih belajar pentingnya hidup dan bagaimana cara bersikap pada lingkungan sekitar. Hidup perlu untuk memanusiakan manusia lain, bukan cuman tentang dirimu sendiri tapi bagaimana kamu bisa menyelaraskan diri dan juga memberikan dampak secara langsung pada lingkungan sekitar.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”