Tentang Restu Orang Tua yang Tidak Kunjung Kita Dapatkan, Mungkin Sudah Saatnya Aku Harus Merelakan

Jalan hidup yang kita lalui tidak selalu mulus sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi jalan kita, sepertinya sudah berada di ujung jurang yang mampu membuat kita terperosok apabila kita memaksa untuk terus melanjutkan. Inilah saatnya untuk memilih untuk jatuh bersama dalam kegelapan, atau kembali pulang dan berpisah di tengah jalan.

Advertisement

Aku memang menginginkanmu. Sangat. Namun nasib baik belum mau berpihak pada hubungan kita. Aku tidak ingin dicap sebagai anak yang tidak tahu balas jasa orang tua. Karena bagaimana pun, aku terlahir dan hidup sampai sekarang karena jasa mereka. Sudah sepantasnya aku tidak memaksakan kehendakku apabila mereka tidak memberikan izin untuk hidup bersamamu. Mau bagaimana pun, restu adalah sebuah harga mahal yang sayangnya tidak aku dapatkan dari mereka.

Bukannya aku tidak mau berjuang untuk mewujudkan impian kita. Bukannya aku mau menyerah begitu saja menghadapi kenyataan ini. Bukannya aku tidak ingin memperjuangkanmu. Dan bukannya aku tidak menjadikanmu sebagai prioritasku. Tapi aku tidak mau mengorbankan masa depan kita yang entah akan bagaimana jadinya jika doa dari orang tua kita saja tidak kita dapatkan.

Kamu pun tentu tahu cara apa saja yang telah kita lakukan demi mendapatkan satu kata restu dari mereka. Tapi lagi-lagi kita harus menelan kekecewaan itu bersama. Semesta dan orang tua tidak juga membuka pintu restunya. Jika saja aku bisa merayu Tuhan untuk menyatukan kita, tentu sudah aku lakukan sejak lama. Tapi aku ingat akan satu hal, Ridho Allah tergantung pada ridho orang tua. Sebuah kalimat yang tidak bisa ditawar-tawar apa lagi ditentang.

Advertisement

Satu alasan itu cukup bagi kita untuk terpaksa menghentikan semuanya. Sebelum hal-hal yang tidak kita inginkan satu per satu menghampiri kita, mungkin memang ada baiknya kalau kita cukupkan perjalanan kita sampai di sini saja. Semoga di luar sana, kita bisa menemukan sebenar-benarnya cinta yang tidak hanya cinta antar dua manusia saja. Tetapi juga cinta dari masing-masing orang tua yang melahirkan restu yang selama ini kita damba-dambakan. Restu yang dulu tidak pernah kita dapatkan.

Relakan aku pergi meski dengan deraian air mata. Pilihan yang terbaik memang kadang menyakitkan. Terakhir, ada satu kalimat yang ingin aku katakan sebelum kita berpisah. Yaitu, terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku walau pun hanya sesaat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Masih berusaha untuk menulis ditengah kesibukan mengurus anak