Tentang Rasa Takut, yang Sebenarnya Wajar Terjadi di Hidup Manusia

takut itu wajar

Rasa takut adalah hal yang wajar, semua manusia memilikinya. Sama halnya dengan rasa lelah, dan khawatir, takut pun adalah hal manusiawi dirasakan oleh semua orang. Rasa takut menjadi suatu parameter bagi tubuh untuk menjaga diri dari hal-hal yang dirasa berbahaya. Rasa takut menjadi salah satu insting alami manusia untuk menghindar dari hal-hal yang mengancam keselamatan diri.

Advertisement

Namun, ada kalanya rasa takut menjadi salah satu alasan yang menghambatmu untuk maju, contohnya rasa takut dengan hal-hal baru yang akan membuatmu stuck dengan hal yang itu-itu saja. Rasa tersebut akan membuatmu takut untuk keluar dari zona nyaman yang mengakibatkanmu tidak berkembang dan hanya berada di fase itu-itu saja. Takut itu sebenarnya bagus, mengantisipasi kita dari terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.

Misalnya dalam hal keagamaan atau menyangkut norma asusila yang berlaku di masyarakat. Takut akan dosa, takut akan neraka, atau takut dengan balasan yang terjadi ketika berbuat hal yang tidak diinginkan membantumu menahan diri dari hal-hal negatif yang dilarang oleh agama, seperti pacaran, merokok atau mencicipi makanan yang tidak diperbolehkan dalam agama. Atau takut mengecewakan orang tua membuatmu akhirnya mati-matian belajar dan mendapatkan prestasi yang bagus. Contoh lain, rasa takut dipandang negatif oleh masyarakat dan dikucilkan keluarga jika hamil di luar nikah atau MBA (Married by Accident) akhirnya membuat orang tidak ingin melakukan hubungan sebelum menikah walaupun sedang menjalin asmara.

Advertisement

Namun, ada kalanya rasa takut itu kurang baik untuk perkembangan dirimu. Contoh, karena sudah terlalu nyaman dengan tempat kerjamu saat ini, kamu tidak ingin pindah dan tetap bekerja di sana walaupun banyak kantor lain yang menawarkan posisi untuk kita agar berkembang, karena terlalu takut untuk beradaptasi dengan kultur kerja yang mungking berbeda. Atau seseorang yang terlalu takut untuk menikah atau memiliki anak dikarenakan berasal dari broken home family. Kegagalan orang tuanya membina keluarga membuatnya takut untuk memulai keluarga. Trauma banyak orang bilang. Ketakutan yang besar seringkali menimbulkan trauma, ini yang berbahaya.

Untuk itu, penting bagi kita untuk memilah-milah rasa takut. Jangan sampai rasa takut yang kita punya hanya akan menghambat progres kita untuk berkembang, tetapi jangan sampai juga kehilangan rasa takut yang akhirnya terlalu berani melakukan banyak hal negatif atau yang dilarang. Tetaplah takut, tapi sewajarnya. Tetaplah takut, karena sesungguhnya takut itu menjagamu. Hanya, jangan terlalu takut untuk memulai perubahan, semua yang berlebihan itu tidak baik bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Everyone is fighting their own battle so be nice

Editor

Not that millennial in digital era.